BARISAN.CO – Sebagian orang mungkin ada yang beranggapan bahwa terlahir dari keluarga petani yang serba pas-pasan menjadi mala petaka atau sebuah keapesan. Tetapi tidak bagi La Ode Basir, pemuda yang lahir di Pulau Kelang, Maluku ini sejak kecil sudah mendapat tempaan hidup sepeninggalan ibunda tercintanya.
Tumbuh tanpa bimbingan sang ibunda, sementara sang ayah sibuk bekerja membuat pola pikir Basir untuk hidup mandiri sejak dini.
Saat usia La Ode Basir masuk lima tahun, ayahnya kemudian memutuskan untuk kembali ke kampung halamannya, di Rano Desa Bola.
Kehidupan nampak berbeda, ketika La Ode Basir hidup bersama saudara ibunya, dan bersekolah di SD Negeri 09 Rano Desa Bola Kecamatan Batauga Buton Selatan.
Sikap tanggung jawab, kesederhanaan dan wawasan luas, tercermin dari berbagai prestasi yang diraihnya Dari Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA). Di saat SMA ini, tiap pulang sekolah Basir jadi kuli serta buruh gerobak di pelabuhan Baubau dan jembatan batu. Meski begitu, Basir tak melupakan belajar, hingga akhirnya dapat melanjutkan kuliah di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung.
“Saat kuliah, meski sempat mendapat Beasiswa tapi itu tidak permanen, untuk mencukupi kebutuhan, saya jadi tukang ketik di rental, teknisi komputer, jaga wartel, jualan pakaian dikirim ke Ambon,” cerita Basir kepada tim barisanco Jumat (13/3/2021).
Selama kuliah, Basir dipercaya sebagai Wakil Ketua BEM UPI, Ketua Lembaga Penelitian dan Kajian Ilmiah Mahasiswa UPI, dan Ketua Umum HMI Korkom UPI dan Wasekum HMI Cabang Bandung.
Atas tempaan ini menjadikannya sebagai orang yang tidak kenal kata istirahat dalam berjuang dan selalu dituntut bertanggungjawab dalam setiap langkah yang diambil.
Tak heran, La Ode Basir saat ini menempati posisi cukup strategis di pekerjaan serta beberapa organisasi.
Selain mempunyai kesibukan di pekerjaan dan organisasi, La Ode Basir ternyata kerap kali bermain golf. Bermain golf menurutnya tidak sekadar olahraga dan menyalurkan hobi belaka. Banyak filosofi yang didapat di dalamnya.
“Sebenarnya tidak hobi, namun mendampingi atasan atau bos saja,” ujar Basir.
Menurut La Ode Basir, dari golf ini ia bisa mengambil kesimpulan bahwa permainan golf melibatkan fisik, pikiran, emosi, ketenangan dan juga aspek-aspek yang lainnya. Permainan golf is real manajemen, maksudnya yaitu permainan golf harus ada planning, target, rintangan, eksekusi, kontrol dan hasil.
Menanggapi adanya anggapan masyarakat bahwa olahraga golf diasosiasikan dengan olahraga orang berduit, menurut Basir hal itu relatif. “Ketika kita bermain golf kita bisa menemukan banyak teman dari berbagai profesi,” terangnya.
Basir mengutip Prof. Dr. Komaruddin Hidayat dalam tulisannya, ada 10 Rahasia Hikmah & Filosofi dalam Golf salah satunya yaitu permainan golf adalah uji integritas karena kita bisa menghitung sendiri free drop bahkan bola hilang atau aman bergantung hasil cek sendiri.
Basir menambahkan bahwa hakikat bermain golf ialah menjunjung tinggi kesetaraan yang dinyatakan dalam handicap sebagai adjusting kalibrasi antara yang pemula dengan yang advance. [rif]