Tanda anak yang menjadi pelaku perundungan, dapat dilihat misalnya punya teman yang suka menindas orang lain dan bersikap semakin agresif. Lalu, bagaimana tips untuk mencegahnya?
BARISAN.CO – Bocah laki-laki di Tasikmalaya menjadi korban perundungan oleh teman-temannya. Dia dipaksa bersetubuh dengan kucing sambil direkam menggunakan ponsel.
Rekaman video itu tersebar. Hingga bocah berusia 11 tahun itu mengalami depresi dan menolak makan dan minum. Anak itu pun meninggal setelah sakit keras.
Alasan umum seorang anak menjadi perundung karena kurangnya perhatian orang tua di rumah sehingga dia menyerang lain. Kebanyakan, anak-anak mempelajari perilaku ini dari rumah.
Penindas mendominasi, menyalahkan, dan memanfaatkan orang lain. Mereka tidak berempati dan menghina yang lemah. Mereka biasanya melihat anak yang lebih lemah sebagai target mereka. Pelaku mendambakan kekuasaan dan perhatian.
Organisasi of Economic Co-operation (OECD) pada tahun 2018 menemukan, sebanyak 41,1 persen murid di Indonesia pernah mengalami perundungan. Di tahun yang sama juga, Indonesia berada di urutan kelima dari 78 negara dengan jumlah murid terbanyak yang mengalami perundungan.
Statistik dari Indikator Kejahatan dan Keamanan Sekolah di AS mengungkapkan, hanya 20 persen insiden perundungan di sekolah yang dilaporkan.
Alasan mereka tidak mengadukan kepada orang dewasa karena khawatir akan dianggap lemah, takut dengan reaksi anak yang merundungnya, bullying menjadi penjadi pengalaman memalukan, merasa terisolasi secara sosial, dan takut kehilangan teman sebayanya.
Cara Mencegah Anak Tidak Menjadi Pelaku Perundungan
Perundungan adalah perilaku agresif yang disengaja. Agar kasus seperti ini tidak terulang, harus ada komitmen untuk mencegah dan menghentikan intimidasi dalam menciptakan lingkungan yang aman termasuk bagi anak-anak.
Orang tua bisa melihat tanda anak yang menjadi pelaku perundungan. Mengutip Stop Bullying, tandanya bisa punya teman yang suka menindas orang lain, semakin agresif, dan sering dikirim ke kantor Bimbingan dan Konseling (BK). Selain itu, menyalahkan orang lain atas masalahnya, dan kompetitif serta khawatir akan reputasinya.
Lalu, apa saja cara yang bisa dilakukan orang tua mencegah agar anak tidak menjadi pelaku perundungan?
- Menghentikan sebelum dimulai. Ajari anak tentang bahaya bullying. Ada kemungkinan anak mengalami kesulitan membaca tanda-tanda sosial dan tidak tahu apa yang mereka lakukan itu menyakitkan. Ingatkan anak bahwa menindas orang lain dapat memiliki konsekuensi hukum.
- Jadikan rumah bebas dari intimidasi. Anak-anak belajar perilakunya melalui orang tua. Terkena perilaku agresi atau lingkungan yang terlalu ketat di rumah membuat anak-anak lebih rentan melakukannya di sekolah. Orang tua harus memberikan contoh positif kepada anak, misalnya memberi contoh memperlakukan orang lain dengan bermartabat dan penuh hormat.
- Berikan perhatian positif. Pastikan anak mendapatkan perhatian dari orang tua dan saudaranya. Ini akan mendorong dan membangun kepercayaan diri mereka yang sehat.
- Cari masalah harga diri. Anak-anak dengan harga diri rendah sering merundung untuk merasa lebih baik. Bahkan, anak-anak yang tampak populer dan disukai dapat memiliki kecenderungan jahat. Perilaku ini harus disikapi oleh orang tua.
Di sisi lain, orang tua dari anak yang menjadi korban perundungan harus mengamati anaknya. Perhatikan tanda-tanda anak dirundung seperti nafsu makan berkurang, mimpi buruk, ragu pergi ke sekolah, depresi, dan lain sebagainya.
Jika menemukannya, lakukan percakapan terbuka untuk mengetahui kejadiannya sehingga dapat mengambil langkah tepat dalam memperbaiki situasi. Satu hal terpenting, sampaikan kepadanya bahwa Anda mendukung dan selalu akan disampingnya.
Mari jaga anak-anak kita agar tidak menjadi pelaku atau korban perundungan. [rif]