Scroll untuk baca artikel
Opini

Commuterline, Infrastruktur Megah dan Keruwetan

Redaksi
×

Commuterline, Infrastruktur Megah dan Keruwetan

Sebarkan artikel ini

BELAKANGAN ini semakin banyak saja keluhan dari para penglaju commuterline di Jabodetabek. Berbagai pemberitaan dan unggahan di media sosial tentang keruwetan yang sangat dramatis tersebar viral di masyarakat.

Ada yang melampiaskannya dengan emosi yang meluap-luap tetapi tak sedikit pula yang menggambarkan kondisi keruwetan manajemen transportasi di commuterline sebagai bahan candaan. Mereka unggah di Tiktok, Instagram dan YouTube.

Semuanya sama tujuannya mengkritik manajemen PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) yang dianggap tidak becus menghadirkan kenyamanan penglaju.

Kondisi keruwetan yang paling parah adalah pada jam berangkat kerja dan pulang kerja. Puncak keruwetan yang paling parah adalah di Stasiun Manggarai.

Mungkin untuk saat ini Stasiun Manggarai bisa disebut sebagai stasiun yang paling kacau. Ini gegara semua penumpang dibuat transit di Manggarai.

Mereka yang mau ke arah Kota, Bogor, Bekasi Tanah Abang transit di Manggarai setelah KCI tidak menyediakan layanan langsung Tanah Abang – Bogor dan Kota – Bekasi.

Kini yang tersisa hanya dua arah yaitu Stasiun Angke – Stasiun Bekasi dan Stasiun Kota – Stasiun Bogor. Akibatnya penglaju semuanya dipecah di Stasiun Manggarai.

Memang pembangunan Stasiun Manggarai yang cukup megah tersebut masih dalam proses. Bagian stasiun lainnya belum rampung dibangun. Mungkin saja setelah rampung semua masalah bisa terurai.

Tetapi masyarakat tidak mau menunggu stasiun rampung. Stasiun yang dianggap tidak itu manusiawi sangat menganggu. Terutama bagi anak-anak dan juga lansia. Walaupun ada lift tidak sepenuhnya berfungsi.

Di media sosial banyak masyarakat yang mengeluh dan kini beralih kembali menggunakan sepeda motor dan juga mobil. Padahal, transportasi publik seperti commuterline tersebut tujuannya adalah untuk menekan penggunaan kendaraan pribadi seperti untuk mengurai kemacetan dan juga mengurangi pencemaran udara dan juga penghematan BBM.

Kadang megahnya infrastruktur tidak selamanya terhubung dengan efektifitas dan efisiensi. Lebih parah lagi kalau pembangunan infrastruktur yang hebat tersebut tidak dibangun dengan prinsip utilitas.

Apalagi yang membangun Stasiun Manggarai adalah kewenangan Kemenhub dan operatornya adalah PT KCI. Dua institusi yang berbeda.

Lebih parah kalau kedua lembaga tersebut tidak berkoordinasi alias asal bangun demi proyek dan penyerapan anggaran.

Sepertinya, masih perlu bantuan Ignasius Jonan, nih!