Scroll untuk baca artikel
Gaya Hidup

Sejarah HIV AIDS dan Alasan Diperingatinya pada 1 Desember

Redaksi
×

Sejarah HIV AIDS dan Alasan Diperingatinya pada 1 Desember

Sebarkan artikel ini

Barisan.co – Tanggal 1 Desember diperingati sebagai Hari AIDS Sedunia, di mana peringatannya dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat soal virus HIV dan AIDS. Namun, Beberapa kelompok masyarakat banyak yang masih mengira bahwa HIV dan AIDS merupakan istilah yang sama. Walau memang saling berkaitan, keduanya merupakan hal yang berbeda.

HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang dapat menyerang sistem kekebalan tubuh manusia. Sementara itu, AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) adalah sebuah kondisi akibat infeksi HIV. Jadi orang-orang yang terinfeksi HIV belum tentu terkena penyakit AIDS.

Bagi orang yang mengidap HIV, jika tidak diobati umumnya dibutuhkan waktu sekitar 10 tahun untuk penyakit HIV berkembang menjadi AIDS dan dapat menyebabkan kematian. Pengobatan yang tepat akan memperlambat kerusakan akibat penularan HIV dan membantu penderita HIV tetap sehat hingga berpuluh tahun.

Sejarah HIV dan AIDS

Kasus AIDS pertama kali dilaporkan oleh Gottleib dan kawan-kawan di Los Angeles pada tanggal 5 Juni 1981, meskipun pada tahun 1970-an sudah ada indikasi adanya HIV dan AIDS di beberapa rumah sakit di Afrika.

Central Disease Control and Prevention (CDC) atau Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat beberapa tahun kemudian melihat peningkatan kasus infeksi yang tidak lazim berupa Infeksi Oportunistik yang merusak sistem kekebalan tubuh. Awalnya dokter tidak mengetahui penyebab rusaknya kekebalan tadi dan hanya dilaporkan terjadi pada orang-orang yang sistem kekebalan tubuhnya rusak oleh kanker atau oleh obat-obat penekan sistem kekebalan tubuh. Kondisi ini kemudian di sebut dengan AIDS.

Setelah itu, DR. Luc Montagnier dkk dari institut Pasteur Perancis berhasil mengisolasi virus penyebab AIDS. Dan pada Juli 1994, DR Robert Gallo dari lembaga kanker Nasional menyatakan bahwa dia menemukan virus baru dari penderita AIDS yang diberi nama HTLV – III. Virus itu terus berkembang dengan nama HIV.

Sejarah Peringatan Hari AIDS Sedunia

Penggagas peringatan Hari AIDS adalah James Bunn dan Thomas Netter yang merupakan petugas informasi publik untuk Program Global AIDS Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Keduanya mengajukan ide tersebut kepada Jonathan Mann, Direktur Program Global terkait AIDS di WHO.

Tanggal 1 Desember dipilih agar mendapatkan peliputan maksimal dari media barat, terutama setelah berakhirnya Pemilu AS dan sebelum berlangsungnya libur Natal. Dr. Mann menyukai konsep tersebut, dan setuju dengan rekomendasi bahwa peringatan Hari AIDS Sedunia yang pertama dilakukan pada tanggal 1 Desember 1988.

Dalam dua tahun pertama, tema Hari AIDS Sedunia difokuskan pada anak-anak dan remaja. Tujuannya, untuk menumbuhkan kesadaran yang lebih besar tentang dampak AIDS terhadap keluarga, karena saat itu ada stereotip bahwa penderita AIDS identik dengan gay, biseksual atau pengguna narkoba suntik. Tema tersebut membantu mengurangi beberapa stigma seputar penyakit dan meningkatkan pengenalan masalah tersebut sebagai penyakit keluarga.

Pada 1996, kampanye Hari AIDS Sedunia diambil alih oleh program gabungan PBB untuk HIV/AIDS (UNAIDS), demi memperluas cakupan proyek kampanye. Pada tahun 2004, kampanye AIDS sedunia terdaftar sebagai organisasi nirlaba independen yang berbasis di Belanda.

Pada tahun 2016, kumpulan LSM terkait HIV dan AIDS (termasuk Panagea Global AIDS dan The AIDS and Rights Alliance for Southern Africa) memulai kampanye untuk mengganti nama Hari AIDS Sedunia menjadi Hari HIV Sedunia.

Di tahun 2020 ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam Hari AIDS Sedunia mengangkat tema “Global Solidarity, Resilient Services”. Ini adalah seruan untuk fokus pada kelompok rentan yang sudah berisiko dan memperluas cakupan ke anak-anak dan remaja. WHO dan para mitra memberikan penghormatan kepada semua orang yang bekerja untuk menyediakan layanan HIV. [rif]