Scroll untuk baca artikel
Blog

Tumbuh 7% Pada Triwulan Dua, Akan Sulit Mencapai 4% Pada Tahun 2021

Redaksi
×

Tumbuh 7% Pada Triwulan Dua, Akan Sulit Mencapai 4% Pada Tahun 2021

Sebarkan artikel ini

Pertumbuhan ekonomi atau PDB disajikan pula dari sisi pengeluaran atau penggunaan. Komponen pertumbuhan tertinggi pada triwulan II-2021 terjadi pada Komponen Ekspor Barang dan Jasa (31,78%). Untuk menghitung lebih tepat tentang faktor ini, perlu dikurangi dengan komponen Impor Barang dan Jasa yang juga tumbuh signifikan (31,22%).

Bagaimanapun, secara neto pada triwulan II-2021 dan semester I-2021, terjadi peningkatan. Bisa dikatakan komponen ini telah tumbuh atau memberi kontribusi pada pemulihan ekonomi ekonomi secara keseluruhan. Satu semester ke depan masih bisa diharapkan dengan prediksi pemulihan di beberapa negara, yang secara tradisional merupakan tujuan ekspor Indonesia.

Komponen pengeluaran konsumsi pemerintah termasuk yang tumbuh signifikan. Mencapai 8,06% pada triwulan II-2021 dan sebesar 5,49% pada semester I-2021. Pemerintah memang telah menambah pengeluaran konsumsinya terkait penanganan pandemi dan program pemulihan ekonomi.

Ke depan, Pemerintah makin terkendala dengan sumber dana untuk menambah belanjanya lagi. Pendapatan hanya naik sedikit, dan sumber untuk berutang pun sudah tidak mudah diperoleh lagi. Pemerintah pusat masih harus berhati-hati dengan defisit yang bisa membengkak. APBN 2021 merencanakan defisit yang lebih rendah dari tahun 2020. Hal itu terkait, sudah harus kembali ke batasan defisit sebesar 3% dari PDB pada tahun 2023.

Sedangkan pemerintah daerah masih cukup bergantung pada dana transfer dari pusat. Bank Indonesia yang termasuk subkomponen pemerintah dalam perhitungan PDB hanya akan konsumsi seperti biasanya.  

Komponen konsumsi rumah tangga yang memiliki porsi terbesar pada PDB dilihat dari pengeluaran, dilaporkan meningkat 5,93% pada triwulan II-2021. Namun, hanya sebesar 1,72% dilihat selama satu semester I-2021.    

Oleh karena porsinya yang sekitar 57% dari PDB, maka sumbangannya atas pertumbuhan ekonomi pun terbesar pada triwulan II-2021. Mencapai 3,17% dari pertumbuhan 7,07%.

Kondisi demikian memberi gambaran pula apa yang akan terjadi jika pada dua triwulan ke depan, laju pengeluaran konsumsi rumah tangga menjadi tertahan. Apalagi jika kontraksi, seperti yang sempat dialami pada triwulan I-2021 dan secara tahunan pada tahun 2020.

Komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) dilaporkan tumbuh sebesar 7,54% pada triwulan II-2021. Akan tetapi hanya sebesar 3,46% pada semester I-2021. Masih jauh dari besaran “lintasan” tumbuhnya di kisaran 5%.

Dua triwulan ke depan, dikhawatirkan akan kembali terjadi perlambatan pada komponen ini. Antara lain diisyaratkan oleh laju kredit perbankan, terutama kredit investasi, yang masih alami kontraksi. Ditambah dengan informasi terkini tentang turunnya PMI dalam hal proyeksi kinerja sektor industri pengolahan.