BARISAN.CO – Setelah menjadi pemilik perusahaan, Elon Musk ingin mengatasi akun spam dan bot. Dia berencana membuat algoritme yang menentukan bagaimana konten disajikan kepada pengguna tersedia untuk umum.
Sebelumnya Musk pernah marah besar akibat banyaknya bot dan spam yang ada di platform ini, meski Twitter selalu menyangkal jumlah pengguna yang mereka laporkan lebih rendah.
Musk berencana membuat algoritme yang menentukan bagaimana konten disajikan kepada pengguna tersedia untuk umum.
Selain itu, mencegah platform menjadi ruang gema untuk kebencian dan perpecahan.
Centang Biru Harus Bayar Rp 77 Ribu
Pengguna Twitter dengan tanda centang terverifikasi biru akan diminta membayar layanan Twitter Blue demi mempertahankan statusnya.
Para eksekutif Twitter mempertimbangkan rencana untuk mewajibkan mereka yang memiliki tanda centang gratis di profil membayar 5 dolar AS atau Rp 77 ribu setiap bulan atau kehilangan lencana mereka.
Para eksekutif menghabiskan akhir pekan untuk membicarakan ide tersebut dan membuat rencana.
Lencana biru dilihat oleh beberapa orang sebagai simbol status. Agar memenuhi syarat, akun harus terkenal, asli, dan aktif. Itu termasuk akun pejabat pemerintah, orang yang mewakili merek terkemuka, organisasi berita dan jurnalis, aktivis, selebritas, atlet dan lain-lain.
Fitur Edit Twitter
Musk tergolong pemilik saham yang vokal sebelum resmi menjadi pemilik tunggal Twitter. Ia pun menggelar voting untuk memunculkan fitur tombol edit pada 5 April. “Apakah Anda ingin ada tombol edit?” kicau Musk.
Dalam pemungutan suara itu, 73,6 persen persen responden setuju dengan inisiatif tersebut. Sementara, 26,4 persen lainnya mengatakan tidak kepada tombol edit.
Melansir TechCrunch, fitur edit memiliki sejumlah kontroversi. Pasalnya, hal itu bisa berdampak kepada pembaca.
Contohnya, kesalahan pada laporan berita terkini (breaking news). Karena bisa diedit, pembaca menjadi tidak tahu kalau laporannya adalah hasil editan. Biasanya, jika ada kesalahan dalam sebuah tweet, jurnalis atau pengguna lain akan mengoreksinya dengan menambahkan tweet klarifikasi setelahnya.
Musk bisa saja memerintahkan pembersihan masal, yang kemungkinan berefek pada jumlah pengikut banyak orang. Ini tentu langkah awal yang tak populer. [rif]