Scroll untuk baca artikel
Ekonomi

Utang Luar Negeri BUMN Meningkat Pesat

Redaksi
×

Utang Luar Negeri BUMN Meningkat Pesat

Sebarkan artikel ini

BARISAN.CO“Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada Februari 2021 tetap terkendali” menjadi judul rilis Bank Indonesia, Jumat (16/04). Bank Indonesia memublikasi statistik ULN Indonesia (SULNI) tiap bulan. Bank Indonesia mengatakan masih terkendali, meski posisi ULN Indonesia sebesar US$422,6 miliar sebenarnya meningkat 4,0% dibanding setahun lalu.

Posisi ULN Indonesia merupakan gabungan dari utang Pemerintah, Bank Indonesia dan swasta. ULN Pemerintah sebesar US$209,22 miliar, ULN Bank Indonesia sebesar US$2,88 miliar, dan ULN swasta sebesar US$210,48 miliar.

Meski tumbuh 4,6% dibanding tahun lalu (yoy), Bank Indonesia menilai ULN Pemerintah tetap terkendali dan dikelola secara terukur dan berhati-hati. Hal itu dipandang seiring dengan upaya penanganan dampak pandemi Covid-19 sejak tahun 2020 dan akselerasi program vaksinasi serta perlindungan sosial pada triwulan I-2021.

Kebutuhan pembiayaan melalui utang yang besar lebih diprioritaskan bersumber dari dalam negeri, sehingga laju tambahan ULN terbilang tidak tinggi. Posisi ULN Pemerintah juga dinilai relatif aman dan terkendali karena hampir seluruhnya merupakan ULN berjangka panjang dengan pangsa mencapai 99,9% dari total ULN Pemerintah.

Hanya perlu diketahui oleh publik bahwa pengertian berjangka panjang dalam rilis Bank Indonesia itu merupakan ULN Pemerintah menurut waktu asal. Waktu jatuh tempo yang lebih dari satu tahun ketika utang terjadi. Padahal, ada ULN yang dahulunya berjangka panjang, namun tercatat harus dilunasi selama setahun ke depan. SULNI menyebutnya sebagai utang jangka pendek menurut jangka waktu sisa.

ULN Pemerintah berjangka pendek menurut waktu sisa pada akhir Februari 2021 mencapai 5,43% dari total utangnya. Jauh lebih besar dibanding hanya 0,01% menurut waktu asal. ULN Pemerintah yang harus dilunasi setahun ke depan mencapai US$11,37 miliar.

Sumber data: SULNI Bank Indonesia, diolah.

Sementara itu, pertumbuhan ULN swasta tercatat sebesar 3,4% dari tahun sebelumnya (yoy). Laju kenaikannya lebih tinggi dibanding bulan Januari. Bank Indonesia menginformasikan perkembangan ini didorong oleh pertumbuhan ULN perusahaan bukan lembaga keuangan. Antara lain oleh penerbitan global bond korporasi di sektor pertambangan.

Rilis Bank Indonesia mengatakan ULN swasta tetap didominasi oleh ULN jangka panjang. Porsinya mencapai 78,0% dari total ULN swasta. Akan tetapi serupa dengan informasi mengenai ULN Pemerintah, porsi ini jika dilihat dari waktu asal utang tercipta. Berdasar waktu sisa pelunasan, porsinya hanya 74%.

Perhitungan dari data SULNI, ULN swasta yang harus dilunasi selama setahun ke depan mencapai US$54,72 miliar atau 26% dari total ULN swasta. Dan di antara ULN swasta ini, terdapat ULN Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

ULN BUMN mencapai US$59,51 miliar pada akhir Februari 2021. Tercatat mengalami peningkatan 9,95% dibanding setahun sebelumnya. Laju peningkatan tersebut jauh lebih pesat dari ULN Pemerintah dan ULN swasta yang bukan BUMN.

Porsi ULN BUMN pun bertambah besar, mencapai 28,28% dari total ULN Swasta. Porsinya memang cenderung meningkat selama beberapa tahun terakhir. Dari hanya 6,51% pada akhir tahun 2007 menjadi 18,77% pada akhir 2014. Hingga mencapai mencapai 27,89% pada akhir 2020.

Sayangnya, SULNI tidak menginformasikan tentang struktur ULN BUMN berdasar waktu jatuh tempo. Baik dilihat dari waktu asal utang terjadi, maupun dari waktu sisa pelunasan. [Rachma/Awalil]