BARISAN.CO – Pemain tenis asal Serbia, Novak Djokovic tiba di bandara Tullamarine, Melbourne pada Rabu (5/1/2022) pukul 23.30 waktu Australia. Dia ditahan di bawah penjagaan bersenjata selama beberapa jam sebelum akhirnya Pasukan Perbatasan Australia (ABF) membatalkan visanya.
Dalam sebuah pernyataan, ABF menyampaikan Djokovic gagal memberikan bukti yang tepat untuk membebaskannya dari vaksinasi penuh Covid-19. ini mengindikasikan Djokovic akan melewatkan pertandingannya di Australia Terbuka pada pertengahan bulan ini.
Australia memang terkenal ketat dengan aturan selama pandemi ini. Bahkan tahun lalu, pemerintah Australia mengancam mendenda dan memenjarakan warganya yang datang dari India. Itu terjadi saat India sedang megalami gelombang kedua.
Banyak yang mempertanyakan asalan pemain tenis dunia itu meng-apply pengecualian medis untuk vaksinasi. Namun begitu, ini mengingatkan bahwa pada April 2020, Djokovic termasuk salah satu penentang vaksinasi. Saat itu dia mengatakan tidak ingin dipaksa untuk vaksin agar dapat berpergian.
“Tetapi, jika itu wajib, apa yang akan terjadi? Saya harus membuat keputusan,” kata Djokovic.
Sebulan setelah pernyataan itu, Djokovic positif Covid-19.
Mengutip Guardian, Rafael Nadal menanggapi pembatalan visa yang dialami oleh sesama pemain tenis, Djokovic. Sebagai orang yang mempercayai ilmu kedokteran, Nadal menuturkan ketika mereka mengatakan pentingnya vaksinasi, maka semua orang perlu mendapatkannya.
“Satu-satunya hal yang jelas bagi saya adalah jika Anda divaksinasi, maka Anda bisa bermain di Australia Terbuka, di mana pun, di dunia,” kata Nadal.
Nadal menambahkan keputusan yang diambil oleh Djokovic itu membuatnya menderita sendiri akibat tak mengikuti aturan.
“Dia mengambil keputusannya sendiri, dan setiap orang berbas untuk mengambil keputusannya sendiri. Tetapi, kemudian ada beberapa konsekuensi,” tambah Nadal.
Dia satu sisi, Nadal merasa kasihan dengan Djokovic. Namun, di sisi yang lain, Nadal menyebut ini konsekuensi yang harus dialami Djokovic.
Sebelumnya, Perdana Menteri Australia, Scott Morrison menegaskan orang-orang harus divaksinasi seperti yang disarankan oleh Atagi (Kelompok Penasihat Teknis Australia untuk Imunisasi) agar dapat akses bebas karantina ke Australia. Morris menyebut orang tidak memenuhi syarat vaksinasi dua kali dan tidak positif selama enam bulan terakhir tidak akan disetujui memasuki wilayah bebas karantina.
“Masuk dengan visa memerlukan vaksinasai ganda, atau pengecualian medis. Saya diberitahu bahwa pengecualian seperti itu tidak berlaku dan sebagai akibatnya, dia tunduk pada aturan yang sama dengan orang lain. Ini bukan tentang individu. Ini hanya masalah mengikuti aturan,” tegas Morris. [rif]