Sekolah bukan lagi upaya meningkatkan kualitas diri, bukan untuk paham banyak hal. Tidak anehlah jika mayoritas mahasiswa di negeri ini tidak dikenal sebagai pembaca buku, memiliki gairah keilmuan yang besar, atau sering mengunjungi perpustakaan.
Banyak dari mereka bahkan bisa lulus menjadi sarjana tanpa pernah menamatkan satu buku keilmuan yang menjadi pilihan kuliahnya, dan skripsi yang asal jadi. Bukan hanya itu, di berbagai kompleks perumahan yang banyak menjadi tempat kost mahasiswa, biasanya menjamur tempat persewaan play station, atau warnet yang menyediakan game online.
Para mahasiswa sering sekali tampak bersaing dengan anak-anak memenuhi tempat tersebut. Sepertinya berlebihan apabila belajar seharian di bangku kuliah telah membuat mereka sumpek dan stress.
Walau hari-hari ini berbeda. Tidak lagi game online atau play station di tempat persewaan, tapi di genggaman seluler. Namun, toh prinsipnya sama mengisi kekosongan waktu. Seolah di luar itu sibuk, lagi tidak senggang. “Wajar kan, buat melepas penat dan stress setelah garap PR sekolah!”
Benarkah? Entahlah! [Luk]