Scroll untuk baca artikel
Lingkungan

Walau Ibukota Pindah, Kami Tak Akan Tinggalkan Jakarta Dalam Keadaan Darurat Tenggelam

Redaksi
×

Walau Ibukota Pindah, Kami Tak Akan Tinggalkan Jakarta Dalam Keadaan Darurat Tenggelam

Sebarkan artikel ini

Naturalisasi Sungai

Kontra Betonisasi Sungai adalah Naturalisasi Sungai yang merupakan definisi dari Konservasi Air (Menabung Air Diresapkan dengan Sumur Resapan dan Penambahan RTH ) dengan tujuan mengurangi koefisien run off laju air permukaan yang akan membebani palung sungai yang menjadi penyebab utama banjir di kawasan hilir.

Air tidak lagi dipandang sebagai musuh/bencana yang selama ini pemikiran usang Kementerian Pekerjaan Umum (#BubarkanBBWS) adalah air hujan dibuang secepatnya ke laut direkayasa proyekan betonisasi sungai/abnormalisasi yang pada aplikasinya malah kontradiktif dengan tujuan memperbesar kemampuan tampung palung sungai, kenyataannya malah mempersempit ruang sungai karena bangunan tembok beton (great wall) didirikan di atas (merampas ruang parkir air) sempadan sungai dan pendangkalan sungai oleh sedimen yang hanya memumpuk di palung sungai (harusnya sedimen diperangkap di dataran banjir sempadan sungai .

Hal paling berbahaya dari #AbnormalisasiSungai  adalah perosotan oleh beton sungai, percepatan daya laju air sungai memperparah akumulasi banjir di kawasan hilir dibawahnya dan di ujung outlet muara sungai air juga terhambat keluar karena harus berhadapan dengan kenaikan air laut (jadwal pasang surut air laut setiap 24 jam sekali dan jadwal pasang besar 2 kali sebulan bertepatan dengan hilal bulan baru dan bulan purnama).

Kerentanan berikutnya betonisasi sungai adalah kehilangan resapan air yang ditutup rapat sirkulasinya oleh tembok beton, pohon-pohon di sempadan sungai terancam mati tidak mendaparkan suplai serapan air ataupun digusur ditebang digantikan kawasan tembok beton.

Air hujan yang secepat-cepatnya dibuang ke laut juga membuat kita krisis air, menjadi rentan kekeringan di musim kemarau dan penurunan muka tanah (sinking) karena defisit air akan memaksa pemakaian air tanah berlebihan.

Naturalisasi sungai dalam sklala terbatas telah dilakukan oleh Pemprov DKI di Tebet Eco Park sebagai percontohan, ini merupakan yang pertama di Indonesia sebagai lonceng era Restorasi Sungai sudah dimulai di Indonesia, sebagai bagian dari jawaban adaptasi dan mitigasi ketahanan tantangan menghadapi krisis iklim dunia.

Pemprov DKI Jakarta sudah memberikan contoh yang bagus lewat Tebet Eco Park, yaitu membongkar beton sewaktu masih jadi Taman Honda dan mengembalikan fungsi sempadan. Taman ini menjadi  ruang ekosistem dan memberi ruang untuk semua kehidupan ekologi dan upaya  penanggulangan banjir jakarta untuk menyediakan retensi konservasi air. Melalui, penyerapan pengisian air tanah di banyak bagian taman yang berkala  difungsikan menjadi wilayah pasang surut air hujan dan luapan sungai dan ketika kering atau musim kemarau  menjadi tempat bermain.