Scroll untuk baca artikel
Gaya Hidup

Young, Famous & African: Tidak Ada Hierarki dalam Pertemanan

Redaksi
×

Young, Famous & African: Tidak Ada Hierarki dalam Pertemanan

Sebarkan artikel ini

Dalam pertemanan memang sebenarnya tidak ada hierarki. Tidak ada yang perlu dihormati. Namun pemilihan kata yang salah bisa saja menyinggung teman sendiri.

BARISAN.CO – Young, Famous, & African telah mendapatkan banyak kritikan dari berbagai media luar negeri. Refinery29 misalnya menyebut obsesi TV dengan elit global semakin aneh dengan semakin sering memunculkan genre kekayaan yang hampir tidak dapat dipercaya.

Kritikan itu terjadi terlebih di saat sebagian besar dunia berjuang untuk tetap bertahan di tengah berbagai kemelut yang terjadi, reality show seperti ini cenderung tidak layak untuk ditayangkan.

Akun @frederich86 turut mengomentari acara TV ini di IMDb dengan memberi rating 1/10. Akun itu menyebut, tidak menghibur sama sekali.

EWN juga mengkritik acara ini karena dianggap mirip sebagai upaya Barat menciptakan kehidupan yang dikenal dengan drama, kemewahan, dan glamor.

Sinopsis Singkat

Jika dilihat dari judulnya memang, acara TV Netflix ini memang kental sekali dengan gambaran Barat. Pesta, pakaian, bahkan liburan mewah yang diciptakan seolah ini jauh seperti yang kita bayangkan tentang benua Afrika.

Namun begitu, ada hal yang menarik dari Young, Famous, & African ini. Khususnya pada episode 6: Pembantaian di Kereta Biru.

Episode ini memunculkan konflik yang tidak terduga saat Zari the Boss Lady (Zari Hassan) mengundang orang-orang untuk menghabiskan waktu di kereta biru.

“Aku ingin berterimakasih pada kalian karena menghormati undanganku dengan datang ke sini. Kita punya banyak kegiatan,” kata Zari.

Saat di tengah pidato, kereta itu berhenti. Tak lama kemudian, Annie Macaulay-Idibia muncul.

Keriuhan yang terjadi akibat kemunculan Annie di tengah pidato membuat Zari tak senang. Sebenarnya, Annie ragu ikut. Dia merasa akan ada banyak drama dan energi negatif dari Zari. Namun begitu, sahabatnya Swanky memintanya untuk datang.

Zari pun melanjutkan pidatonya dengan mengulangi kata-katanya, “Aku ingin berterimakasih karena kalian menghormati undanganku untuk naik kereta ini.”

Mendengar itu, Khanyi Mbau awal merasa kesal. Khanyi tidak menyukainya.

Khanyi merasa Zari harus mengalahkan seseorang dalam kelompok mereka untuk jadi pemimpin.

“Ini bukan kelompok yang seperti itu. Semuanya para elite, sayang,” ujar Khanyi.

Setelah safari malam, Zari meminta Annie, Swanky, dan Khanyi untuk membahas persoalan yang terjadi di kereta. Sebab, menurut Zari semuanya baik-baik saja saat mereka naik kereta, namun ada energi tententu yang bisa dirasakan. Saat Zari mulai pidatonya, dia melihat jelas Annie dan Khanyi berbisik dan tertawa bersama.

“Itu sangat tidak sopan. Bagaimana perasaanku? Kenapa kau tak bilang langsung? Seharusnya begitu,”

Khanyi pun menjawab dengan sinis.

“Bagaimana perasaanmu saat berpidato? Kami seperti merampas sesuatu darimu. Apa tujuan dari pidato itu? Karena kini kau bertanya bagaimana perasaanmu? “

Khanyi blak-blakkan, jika pidato itu untuk memuaskan diri Zari. Khanyi merasa Zari tampak seperti anak kecil.

Persoalan yang terjadi sebenarnya karena Khanyi dan beberapa orang lainnya termasuk Annie merasa bahwa melalui pidato itu, Zari tidak menganggap yang datang ke undangannya itu adalah teman dengan menggunakan diksi menghormatinya.

Tidak Ada Hierarki dalam Pertemanan

Dalam pertemanan memang sebenarnya tidak ada hierarki. Tidak ada yang perlu dihormati. Namun pemilihan kata yang salah bisa saja menyinggung teman sendiri.

Disinilah, awal mula konflik itu terjadi. Akan tetapi, sejak awal Zari memang sering terlihat sebagai tokoh antagonis. Dia juga cekcok dengan Annie. Sebab, Zari mengatakan dia tak pernah berhubungan seks dengan 2Baba yang tak lain adalah suami Annie.

Zari menganggap Annie merasa cemas dengannya. Padahal, Annie tidak  merasa seperti itu. Mengatakan Annie rendah diri di depan suaminya juga membuat pertengkaran di antara keduanya.