Zikir ya Allah adalah menyebut nama Allah Swt baik dikala senang maupun susah, berbaring maupun duduk. Zikir ini termasuk zikir ismu dzat.
BARISAN.CO – Umat Islam diperintahkan untuk senantiasa berzikir dalam keadaan apapun, terlebih membaca zikir ya Allah. Oleh karena itu hendaknya dalam keadaan susah maupun senang, duduk maupun terbaring hendaknya jangan melupankan zikir. Sebagaimana Allah Swt berfirman dalam Surah An-Nisa’ ayat 103:
فَإِذَا قَضَيْتُمُ ٱلصَّلَوٰةَ فَٱذْكُرُوا۟ ٱللَّهَ قِيَٰمًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِكُمْ ۚ فَإِذَا ٱطْمَأْنَنتُمْ فَأَقِيمُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ ۚ إِنَّ ٱلصَّلَوٰةَ كَانَتْ عَلَى ٱلْمُؤْمِنِينَ كِتَٰبًا مَّوْقُوتًا
Artinya: “Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.” (QS. An-Nisa: 103).
Zikir berasal dari bahasa arab ٱلذِّكْر yang artinya mengingat Allah Swt baik dengan ucapan lisan, pujian, bentuk syukur maupun doa. Adapun salah satu ucapan zikir yang ringan namun penuh dengan keutamaan yakni membaca zikir ya Allah.
Inilah cara seorang hamba untuk senantiasa dekat dengan Tuhannya, bacaan zikir ya Allah merupakan zikrullah yang artinya mengingat Allah Swt.
Membaca ya Allah merupakan bentuk zikir ismu dzat, sedangkan jika membaca La Ilaha Illallah disebut dengan zikir nafi isbat.
Adapun dalil membaca zikir ya Allah, sebagaimana Allah Swt berfirman dalam surah Al-Muzammil ayat 8:
وَاذْكُرِ اسْمَ رَبِّكَ وَتَبَتَّلْ إِلَيْهِ تَبْتِيلا
“Sebutlah nama Tuhanmu, dan beribadatlah kepada-Nya dengan penuh ketekunan.” (QS. Al-Muzammil: 8).
Hal ini juga diperjelas dalam AL-Quran surah al-An’am ayat 92, Allah Swt berfirman:
…قُلِ اللَّهُ ثُمَّ ذَرْهُمْ فِي خَوْضِهِمْ يَلْعَبُونَ
“…katakanlah: “Allah”, kemudian (sesudah kamu menyampaikan Al Quran kepada mereka), biarkanlah mereka bermain-main dalam kesesatannya.” (QS. Al-An’am: 91).
Adapaun dalil hadis sebagaimana diriwayatkan sahabat Anas bin Malik, Rasulullah Saw bersabda:
لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى لاَ يُقَالَ فِى الأَرْضِ اللَّهُ اللَّهُ
“Tidak akan terjadi kiamat, sampai kelak di dunia ini, tidak ada yang menyebut ‘Allah Allah’.”
Keutamaan Zikir Ya Allah
Dari uraian diatas ada beberapa keutamaan berzikir melafalkan ya Allah. Adapun keutamaan tersebut yakni:
Pertama, Tidak akan terjadi kiamat sampai tidak ada yang menyebut “Allah” sebagaimana hadis riwayat Anas bin Malik di atas.
Kedua, ketika sedih atau sulit maka hendaknya berzikir dengan menyebut nama Allah. Segala kesedihan dan kesusahan akan segera hilang. Sebagaimana riwayat Sayyidah Aisyah, Rasulullah Saw bersabda:
إذَا أَصَابَ أحَدَكُمْ هَمٌّ أَوْ لَأْوَاءٌ فَلْيَقُلْ اللَّهُ… اللَّهُ رَبِّى، لاَ أُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا
“Ketika kalian tertimpa kesedihan atau kesulitan, maka ucapkan “Allah”.. “Allah adalah Tuhanku, Aku tidak menyekutukannya dengan apa pun.”
Ketiga, mendapatkan rahmat Allah Swt. Sebagaimana hadis riwayat Ahmad:
كَانَ سَلْمَانُ فِي عَصَابَةٍ يَذْكُرُوْنَ اللهَ، فَمَرَّ النَّبِيُّ صَلَّى الله عليه وسلَّم فَكَفُّوْا فَقَالَ: “مَا كُنْتُمْ تَقُوْلُوْنَ؟” فَقُلْنَا: نَذْكُرُ اللهَ الله، قَالَ: “إِنِّي رَأَيْتُ الرَّحْمَةَ تَنْزِلُ عَلَيْكُمْ فَأَحْبَبْتُ أَنْ أُشَارِكَكُمْ فِيْهَا”…
“Salman dan kelompoknya sedang berzikir kepada Allah, lalu Nabi Muhammad SAW lewat di dekat mereka. Maka mereka terdiam sejenak. Lalu Nabi bertanya: “Apa yang sedang kalian lakukan?” Mereka menjawab: “Kami sedang berzikir “Allah Allah”. Kemudian Rasul bersabda: “Sungguh aku melihat rahmat Allah turun atas kalian, maka hatiku tertarik untuk bergabung bersama kalian membaca zikir.”… (HR. Ahmad).