Scroll untuk baca artikel
Gaya Hidup

17 Nasihat Syekh Abdul Qodir Jaelani tentang Sabar dan Syukur

×

17 Nasihat Syekh Abdul Qodir Jaelani tentang Sabar dan Syukur

Sebarkan artikel ini
nasihat syekh abdul qodir jaelani tentang sabar dan syukur
Ilustrasi/Barisan.co

Sebagai orang muslim wajib menegu hkan hatinya dalam menanggung segala u jian dan penderitaan dengan tenang. Demikian juga dalam menunggu hasil pekerjaan, kita hadapi
dengan ketabahan dan sabar serta tawakkal.

  1. Apabila seseorang menghadapi cobaan atau penderitaan itu dengan ridlo, ikhlas dan mencari jalan keluar dengan cara yang sebaik-baiknya, tidak mengeluh, tidak mengadu, apalagi merintih, maka Allah pasti akan memudahkan baginya urusan hisabnya. Allah akan menyegerakan pahalanya, memberkati kehidupannya sehingga timbangan amalnya tidak diberati dengan kejahatan tetapi diberati dengan ketaatan dan pahala.

Jadi, apabila manusia itu menghadapi ujian dengan sabar, maka ia termasuk lulus dari ujian itu. Tetapi apabila menghadapi ujian dengan tidak sabar, maka ia tergolong manusia yang tidak berhasil, dan putus asa itu bukanlah sifat orang mukmin.

  1. Orang-orang yang mencintai Allah tentu rela atas ketentuan-Nya, bukan kepada yang lain- Nya. Mereka selalu memohon pertolongan dari-Nya dan mempersempit selain Dia. Pahitnya dan susahnya kefakiran sebagai kemanisan baginya, tanpa mengurangi arti rela kepada-Nya, dan merasa senang dan nikmat bila bersama-Nya.

Kayanya dalam kefakirannya, nikmatnya dalam kesakitannya, kejinakannya dalam ketakutannya, dan dekatnya dalam jauhnya.

Alangkah senang bagimu wahai orang-orang yang sabar, orang-orang yang rela, orang-orang yang memadamkan nafsu dan hawanya.

Nasihat Syekh Abdul Qodir Jaelani tentang Syukur

  1. Barangsiapa yang tidak bersyukur dengan segala nik mat Allah, maka hal tersebut menunjukkan telah hilang nya nikmat-nikmat itu. Dan barangsiapa yang bersyukur dengan nikmat itu, maka ia telah mengikatnya dengan tali nikmat tersebut.
  2. Dengarlah wejangan ulama : Jadilah kamu di dunia ini seperti orang yang membalut lukanya, yaitu sabar atas pahitnya obat, dan penuh harap atas lenyapnya cobaan.

Setiap cobaan dan sakit pasti berhubungan dengan mahluk. Juga penglihatan mereka pada sengsara, manfaat, pemberian, dan penolakan.

Oleh karena itu, obat dan lenyapnya cobaan itu terletak pada ketidak adaan mahluk dari hatimu dan tanggapanmu tatkala ketentuan Allah datang padamu.

  1. Allah Azza wa Jalla telah memberikan berbagai macam nikmat kepada umat manusia berupa hidayah dan berupa rezek i. Nikmat Allah yang paling besar adalah nikmat ber upa hidayah, petunjuk kep ada kebenaran, nikmat iman dan islam. Dengan hidayah ini manusia akan dapat mensyukuri semua nikmat yang telah Allah berikan kepadanya sehingga adanya nikmat yang berupa rezeki akan selalu disyukuri, dipergunakan untuk menolong orang-orang fakir, untuk ber juang dijalan Allah.

Sebaliknya jika manusia menelantarkan nik mat hidayah yang telah diberikan kepadanya, maka nikmat rezeki yang diberikan kepadanya itu bagaikan siksa bagi dirinya dikarenakan dengan adanya rezeki itu bukan menambah taatnya kepada Allah, justru menambah jau h dari Allah Swt.

  1. “Iman itu ada dua bagian, sebagian berisi sabar dan sebagian berisi syukur.”(Alhadits).

Apabila kamu tidak sabar tatkala tertimpa suatu penyakit dan musibah, dan juga tidak bersyukur tatkala memperoleh kenikmatan, berarti kamu bukan seorang mukmin sejati.Diantara kebenaran islam seseorang adalah terletak dalam kepasrahan jiwanya.

Demikianlah nasihat Syekh Abdul Qodir Jaelani tentang sabar dan syukur semoga bermanfaat. Amin. [Luk]