Scroll untuk baca artikel
Blog

31 Maret Kelahiran Bapak Filsafat Modern: Cogito Ergu Sum

Redaksi
×

31 Maret Kelahiran Bapak Filsafat Modern: Cogito Ergu Sum

Sebarkan artikel ini

Pemikir muslim Modern Seyyed Hossein Nasr menyampaikan perihal sains modern hubungannya dengan filsafat. Ia mengatakan, meski pun sains modern mendeklarasikan independensinya dari aliran filsafat tertentu, namun ia sendiri tetap berdasarkan sebuah pemahaman filosofis partikular baik tentang karakteristik alam maupun di dalamnya adalah Cartesianisme yang tetap bertahan sebagai bagian inheren dari pandangan dunia ilmiah modern (modern scientific worldview).

Lantas apakah Cartesianisme itu sebagaimana yang dikatakan oleh Seyyed Hossein Nasr? Jika menilik kata tersebut seperti paham (isme), ya memang itu adalah paham peradaban modern. Cartesianisme diambil dari tokoh filsafat modern yakni Rene Descartes.

Rene Descartes (1596-1650) dianggap sebagai peletak dasar dan bapak filsafat modern. Ia lahir  31 Maret 1596 di La Haye Touraine-Prancis. Descartes semasa muda pernah mendafatarkan diri sebagai tentara Bavaria pada tahun 1691, pada saat meletusnya Perang Tiga Puluh Tahun. Di Bavaria inilah ia mendapatkan pengalaman yang melahirkan buku berjudul Discours de la Methode.

Acapkali dipanggil penemu filsafat modern Rene Descartes memiliki peran penting dalam peradaban modern yang dibangun sejak abad ke-17 M. Peradaban modern dillandasi paradigma atau cara pandang dua tokoh filosof modern, selain Descartes yakni paradigma Newtonian. Paradigma Newtonian mengambil istilah dari tokoh fisikawan dan matematikawan Issac Newton.

Tanggal 31 Maret jadi sebuah peristiwa penting dua kehidupan tokoh tersebut. Tanggal 31 Maret menjadi tanggal kelahiran Rene Descartes dan tanggal kematian Isaac Newton. Dua tokoh tersebut melahirkan pola pikir modern yang menganut paham rasionalisme yang diwakili Descartes dan empirisme oleh Newton. Kemudian peradaban modern berdasarkan pola pikir rasio dan berdasarkan fakta. Paradigma Cartesian-Newtonian merupakan istilah frase yang diberikan Thomas Kuhn, yang juga tokoh filsafat modern.

Cartesian

Rene Descartes tokoh pemikir yang merevolusi falsafi modern, karena pendekatan pemikirannya bahwa semuanya tidak ada yang pasti, kecuali kenyataan bahwa seseorang bisa berpikir. Ia membedakan “pikiran” dan “fisik”, yang puncaknya mengakui keberadaan kita karena adanya alam pikir. Inilah yang melahirkan adagium yang sangat terkenal yakni “Cogito Ergu Sum” yang artinya aku berpikir maka aku ada.

Descartes menulis tiga karya utama, yaitu Discourse de la Methode (wacana tentang Metode), Meditationes de Prima Philoshopie (Renungan tentang Metafisik), dan Principia Philosophia (Prinsip-Prinsip Filsafat).

Adagium Descartes merupakan pemikirannya dalam buku Principia Philosophia. Kata Cogito bermakna berpikir atau sadar dalam arti yang lebih luas. Kesadaran “cogito” ini ia canangkan sebagai kesadaran subjek yang rasional. Untuk menunjukkan keapriorian cogito, ia menggunakan metode kesangsian. Metode kesangsian sebagai kesangsian metodis universal, bahwa eksistensi segala sesuatu dapat diragukan. Sebab keraguan menunjukkan aktivitas berpikir.

Buku Discourse de la Methode menjadi magnum opus  karya Descartes. Melalui buku wacana tentang metode ia mendobrak total pemikiran tradisi. Ia beranggapan bahwa pemikiran tradisi cenderung tidak rasional. Sebagai pelopor paham rasionalisme, beranggapan perlunya menolak segala sesuatu yang datang dari tradisi dan otoritas dengan menempatkan rasio subjek sebagai titik pangkal; bahwa manusia yang berpikir sebagai pusat dunia.

Rasionalisme Descartes menyebabkan dirinya memiliki kesan menolak indrawi dan pengalaman empiris yang datang dari luar kepada kesadaran. Pandangan Cartesian tidak lepas dari pengalamannya sebagai tokoh matematikawan. Ia berpandangan seluruh jenis pengetahuan manusia selaras dengan asumsi kosmologisnya yang memandang alam memiliki struktur matematis.

Blog

RENNE Descartes bilang, aku berpikir oleh sebab itu…