Barisan.co
  • Beranda
  • Opini
  • Analisis
    • Esai
    • Analisis Awalil
    • Perspektif
  • Kolom
  • Khazanah
  • Lifestyle
  • Sosok
  • Sastra
  • Barisan Tv Network
    • Barisan Tv
    • Awalil Rizky
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Beranda Kolom Esai

Mati Ketawa

:: Eko Tunas
23 Desember 2022
dalam Esai
mati ketawa

Ilustrasi: Unsplash/ Axel Ruffini

Bagi ke FacebookCuit di TwitterBagikan ke Whatsapp

RENNE Descartes bilang, aku berpikir oleh sebab itu aku ada. Milan Kundera mengkritik filsafat ‘cogito ergo sum’ itu dengan kalimatnya yang terkenal: ketika manusia berpikir Tuhan tertawa.

Pengaruh dari kritik Kundera itu antaralain munculnya kritik model Rusia, mati ketawa. Buku Mati Ketawa Cara Rusia, dihimpun oleh Z Dolgopolova.

Mati ketawa pada hakikatnya kritik kontravita kritik, kritik terhadap kritik. Kritik telah mati, karena hanya permainan pikiran robotis dan hapalan, dan di situ tidak ada Tuhan — Tuhan pergi seraya tertawa, kata Kundera.

Kritik pun tidak lagi berdasar ‘rasa’ kemanusiaan, tapi sekadar hibuk pikiran yang berujung pada sekadar cemooh. Di Indonesia kecenderungan ini berkembang dengan pesat di dunia politik.

BACAJUGA

Pelatihan Pembuatan Biopestisida dari Kulit Bawang Putih

Tim KKN UNNES Hadirkan Solusi Ekologi: Pelatihan Pembuatan Biopestisida dari Kulit Bawang Putih

20 November 2023
Farouk Alwyni

Farouk Alwyni: Dua Dekade Reformasi, KKN Masih Merajalela di Sekitar Kekuasaan

31 Januari 2022

Tidak ada kritik dalam politik, kecuali cemooh kebencian. Maka di sini politik pun menjadi sekadar taktik. Taktik menghalalkan segala cara demi merebut kekuasaan politik dan ekonomi (oligarchy).

Di era politik kebudayaan Soekarno, dua seteru politik bisa menjadi sekutu. Karena kritik diletakkan pada konstruksinya, politik berjalan secara konstruktif.

Tak aneh meski berbeda ideologi, Sokarno, Hatta, Sjahrir, Tan Malaka, mereka tetap bersahabat. Sejak politik ekonomi Soeharto, konstruksi politik kebudayaan ini berubah menjadi politik ekonomi yang ujungnya kapitalisme-liberalisme.

Satu konstruksi yang dibangun orde baru hingga era reformasi. Oligarki pun menemukan lawan politik identitas, yang sebenarnya keduanya semu. Sebabnya, yang berlangsung adalah korupsi kolusi nepotisme (KKN).

Oligarki berlindung pada teriakan hukum sebagai panglima (ingat politik sebagai panglima ala PKI). Tapi ujungnya justru hukum tumpul ke atas runcing ke bawah. Tak lain karena KKN yang tidak terkendali dalam konstruksi politik ekonomi.

Mati ketawa mau mengembalikan kritik sebagai kritik, bukan sebagai cemooh kebencian. Pun saya kira tidak mengubah keadaan, selama politik ekonomi tidak dikembalikan ke politik kebudayaan khas Indonesia.***

Topik: KKNRene Descartes
Bagikan2Tweet2Send
Eko Tunas

Eko Tunas

Eko Tunas, budayawan, tinggal di Semarang.

POS LAINNYA

Maaf, No Debat
Esai

Maaf, No Debat

2 Desember 2023
bubat dan jenis kelamin kekuasaan
Esai

Bubat dan Jenis Kelamin Kekuasaan

28 November 2023
negara hukum
Esai

Negara Hukum

27 November 2023
konoha dan buzzer
Esai

Konoha: Kritik, Cemooh, dan Buzzer

25 November 2023
Autobiografi Afrizal Malna
Esai

Autobiografi Afrizal Malna : Dari Pengalaman ke Pertemuan

22 November 2023
politik makan bersama
Esai

Politik Makan Bersama

21 November 2023
Lainnya
Selanjutnya
manfaat buah sawo

Manfaat Buah Sawo untuk Obat Demam dan Kesehatan Jantung

Ruang Ketiga yang Membahagiakan Rakyat

Ruang Ketiga yang Membahagiakan Rakyat

TRANSLATE

TERBARU

Dukungan Masyarakat Meluas, Laskar Santri AMIN Dipinjami 100 Mobil Operasional
Berita

Dukungan Masyarakat Meluas, Laskar Santri AMIN Dipinjami 100 Mobil Operasional

:: Thomi Rifai
5 Desember 2023

BARISAN.CO - Simpatisan pasangan capres dan cawapres Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (AMIN) mewujudkan dukungan terhadap paslon nomor urut 1...

Selengkapnya
Istajib Zain: Pemanfaatan Digital Diperlukan untuk Mendukung Humas dan Protokoler

Istajib Zain: Pemanfaatan Digital Diperlukan untuk Mendukung Humas dan Protokoler

5 Desember 2023
SAP Insights Ungkap Peningkatan Investasi di Indonesia

SAP Insights Ungkap Peningkatan Investasi di Indonesia pada Solusi Teknologi, Bisnis Berkelanjutan Dorong Pertumbuhan

5 Desember 2023
Wika Salim show

Musik Indonesia Juara, Visi Langit Musik Luncurkan Podcast Wika Salim Show

5 Desember 2023
Jubir Timnas AMIN: Anies Baswedan Dibutuhkan Indonesia Agar Bisa Maju dan Sejahtera

Jubir AMIN: Petani Ingin Punya Lahan Sendiri, Tapi Pengelolaannya Dikuasai Parpol dan Kroninya

5 Desember 2023
Kebiasaan Anak Menghisap Jempol

Kebiasaan Anak Menghisap Jempol, Inilah Masalah yang Ditimbulkan dan Menanggulanginya

5 Desember 2023
Keikhlasan yang Sempurna

Keikhlasan yang Sempurna

5 Desember 2023
Lainnya

SOROTAN

Makan Malam Imajinatif Anies Baswedan
Opini

Makan Malam Imajinatif Anies Baswedan

:: Yayat R Cipasang
5 Desember 2023

Penulis Syamsi Ali, Presiden Nusantara Foundation TULISAN ini masih berkisar diskusi capres Anies Rasyid Baswedan (ABW) dua hari lalu. Saya...

Selengkapnya
Apakabar Kang Emil, Erick Thohir dan Sandi Uno?

Apakabar Kang Emil, Erick Thohir dan Sandi Uno?

3 Desember 2023
Pemimpin Karbitan dan Kaderisasi Pemimpin

Pemimpin Karbitan dan Kaderisasi Pemimpin

1 Desember 2023
Horeee…PDIP Jadi Oposisi

Food Estate, Proyek Gagal yang Bakal Dilanjutkan Prabowo

29 November 2023
gibran panorama revolusioner

Gibran: Panorama Revolusioner

27 November 2023
Menuju Satu Kemakmuran Bersama AMIN

Menuju Satu Kemakmuran Bersama AMIN

25 November 2023
  • Tentang Kami
  • Kontak
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
  • Indeks Artikel

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang

Tak ada hasil
Lihat semua hasil
  • Beranda
  • Opini
  • Analisis
    • Esai
    • Analisis Awalil
    • Perspektif
  • Kolom
  • Khazanah
  • Lifestyle
  • Sosok
  • Sastra
  • Barisan Tv Network
    • Barisan Tv
    • Awalil Rizky

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang