Masyarakat dunia merasa pesimis dengan kondisi perekonomian tahun 2023.
BARISAN.CO – Berdasarkan temuan edisi semi-tahunan keempat American Opportunity Survey (AOS) dari McKinsey, orang Amerika merasa kehilangan peluang setelah musim panas disertai dengan kenaikan harga bahan bakar dan pangan, banyak yang merasa kondisi ekonomi sulit dan cenderung menjadi lebih buruk karena perang di Ukraina terus memperketat rantai pasokan dan pasar kerja yang kuat mulai menunjukkan tanda-tanda perlambatan—menciptakan lingkungan yang memakan korban pada anggaran mereka yang berpenghasilan rendah.
McKinsey mengeksplorasi secara mendalam persepsi orang Amerika tentang keadaan ekonomi AS saat ini dan masa depan serta posisi mereka di dalamnya. Bekerja sama dengan firma riset pasar dan jajak pendapat Ipsos untuk menanyai 2.010 orang Amerika pada musim gugur 2022.
Pada musim semi tahun lalu, orang Amerika sedikit pesimis. Namun, kondisi ekonomi yang menyesakkan di musim panas telah mengubah skala secara luas menjadi pesimisme. Di setiap kelompok demografis dan metrik, orang Amerika telah beralih ke pandangan negatif.
Namun bukan hanya di AS saja, survei Ipsos di 36 negara di platform online Global Advisor menunjukkan, secara keseluruhan, ada lebih banyak pesimisme tentang ekonomi global daripada yang kita lihat kali ini tahun lalu.
Secara rerata, hanya 46% yang percaya bahwa ekonomi global akan lebih kuat tahun 2023. Dua puluh tujuh persen orang-orang di Belgia adalah yang paling pesimis tentang ekonomi. Sedangkan, di Cina dan UEA di mana 78% dan 76% masing-masing, justru yang paling optimis.
Alasan pesimisme ini jelas. Sebanyak 79% orang memperkirakan, biaya hidup akan naik lebih cepat daripada pendapatan. Selanjutnya, sekitar 75% orang juga memperkirakan inflasi akan terjadi di tahun 2023. Sementara, 74% orang menilai, suku bunga di negaranya akan naik lebih tinggi tahun ini. Dan, 68% menganggap, pengangguran akan lebih tinggi pada tahun 2023 daripada 2022.
Yang lebih mengkhawatirkan lagi, hampir setengah (46%) berpendapat bahwa negara mereka perlu di-bailout dengan dana darurat dari Dana Moneter Internasional (IMF), yakni orang-orang di Afrika Selatan (78%) dan Argentina (70%) sangat khawatir tentang kemungkinan ini.
Sekitar setengah (50%) menyatakan, pasar saham utama di seluruh dunia kemungkinan besar akan ambruk, peningkatan yang signifikan dari tahun 2022 di mana 35% mengira akan ambruk.
Survei Ipsos ini hasil wawancara dengan 24.471 orang dewasa berusia 18-74 diantaranya di Amerika Serikat, Kanada, Republik Irlandia, Israel, Malaysia, dan Afrika Selatan, dan Turki. Usia 20-74 di Thailand serta 21-74 di Indonesia dan Singapura. Sementara, di negara lain berusia 16-74 di 26 lainnya. SUrvei ini dilakukan pada 21 Oktober hingga 4 November 2022.