Hanya karena kita punya waktu, bukan berarti orang lain juga memilikinya.
BARISAN.CO – Saya cenderung lebih memilih berkirim pesan dibandingkan menelepon. Alasannya adalah saya merasa kurang nyaman.
Bahkan, saya merasa jengkel jika ada orang yang menghubungi berulang kali, saat tak direspon. Seolah, saya memiliki utang terhadap orang tersebut.
Kebanyakan orang ternyata juga melakukan hal yang sama.
Sebuah survei dari SecurEnvoy menemukan, 53% orang mengaku jika mereka lebih suka mengirim pesan teks atau pesan instan kepada teman-teman mereka daripada mengangkat telepon atau bahkan bertemu langsung.
Data Nielsen juga menunjukkan, pesan teks adalah layanan data yang paling banyak digunakan di dunia. Bahkan, The Verge memperkirakan, lebih dari 60 miliar pesan dikirimkan setiap hari, gabungan antara WhatsApp dan Facebook Messenger.
Salah satu alasan utama mengapa orang lebih cenderung berkirim pesan adalah karena hal itu memberi mereka semacam kebebasan yang tidak dimiliki saat bertelepon . Ini memungkinkan mereka untuk menjawab pada waktu yang paling nyaman. Ditambah, belum lagi fakta dapat memberi waktu untuk memikirkan jawabannya.
Juga, berkirim pesan mendorong pertukaran informasi yang lebih singkat dan efisien. Saat ini bahkan bentuk komunikasi yang singkat ini diganti dengan singkatan dan emoji. Sehingga jelas, alat komunikasi ini adalah tentang mentransfer informasi secepat dan seefisien mungkin.
Saya memang cenderung memilih berkirim pesan, namun bukan berarti saya sama sekali menghindari panggilan telepon. Misalnya, saat ada urusan mendesak dan harus dibicarakan dengan atasan. Itu pun dengan catatan, saya meminta izin sebelumnya.
“Izin telepon sebentar. Ada yang perlu dibicarakan. Mendesak,”
Yang lebih menyebalkan lagi, beberapa orang justru seolah tidak memahami ini.
Sebuah unggahan di Medium pun menjelaskannya, dalam banyak kasus, kita mungkin perlu meminta izin untuk menelepon atau dengan sopan meminta mereka menelepon kita.
Dalam unggahan tersebut, Monika Malan, menelepon tanpa memeriksa keadaan orang lain itu bisa dianggap tidak sopan.
“Hanya karena Anda memiliki waktu dan keinginan untuk berbicara saat ini tidak berarti orang lain juga sama. Ini kasar, tidak sopan menyela seseorang ketika mereka sedang sibuk dan tidak mengharapkan panggilan,” tulisnya.
Dia menambahkan, tidak sopan bagi kita untuk mengganggu waktu pribadi mereka tanpa izin.
“Orang-orang dalam hidup saya cukup menghormati untuk tidak membahas hal yang tidak perlu. Saya menghargai itu,” lanjutnya.
Namun, jika ada telepon tidak terduga, dia akan menjawabnya karena tahu itu penting dan darurat.
“Jika Anda terus-menerus menelepon seseorang untuk obrolan acak karena Anda menyukainya, mereka mungkin mulai mengabaikan panggilan. Kemudian, ketika Anda membutuhkan bantuan, mereka mungkin tidak ada untuk Anda,” jelasnya.
Monika menekankan, hindari untuk menjadi seseorang yang menyebalkan dengan menghubungi tanpa memeriksa kondisinya terlebih dahulu.
“Itu hal yang sopan untuk dilakukan,” ujarnya. [rif]