Scroll untuk baca artikel
Blog

Akankah Gibran Mulus Melangkah?

Redaksi
×

Akankah Gibran Mulus Melangkah?

Sebarkan artikel ini

Jelas pertemuan di istana itu membicarakan politik: siapa mendapatkan apa. Terutama terkait zero sum game bagi Achmad Purnomo, yakni, ‘kompensasi’ apa yang akan ia dapat tatkala tidak mencalonkan diri.

Dalam konteks praktis, memang Pilkada Solo tidak lepas dari elit politik. Tentu ada pula kepentingan modal yang bekerja di baliknya. Dan menurut Dr. Mohammad Hidayaturrahman, hal demikian hampir pasti melatar belakangi proses pencalonan kepala daerah.

“Di Lampung, ada satu perusahaan mengatur kandidasi kepala daerah … Di satu Kabupaten di Madura, ada investor all out mendukung calon tertentu karena ingin mengelola sumber daya migas. Dalam temuan saya, sejatinya ekonomi dan politik tidak terpisahkan. Yang mungkin menarik ditanyakan adalah, apa kepentingan investor terhadap kota Solo dalam konteks penguasaan ekonomi di daerah.”

Penulis buku ‘Investor Politik’ ini juga menambahkan, oligarki pada dasarnya adalah tentang upaya mengait kekuasaan di daerah.

Meski ada dimensi etis yang kurang diperhatikan dalam pencalonan Gibran, hal demikian tidak pernah dilarang secara eksplisit. “Semua usaha adalah sah dalam politik, yang tidak sah adalah kalah dalam politik.” Kata Dr. Mohammad Hidayaturrahman.

Kini semua sorot tertuju pada Gibran Rakabuming. Ia perlu membuktikan bahwa agendanya benar-benar diuntukkan kepentingan masyarakat banyak. Terlepas proses pencalonannya dikritik, kehadiran milenial seperti Gibran dalam perpolitikan perlu diapresiasi. Ia telah menggedor kejenuhan elektoral yang kebanyakan diisi orang-orang tua seperti bapaknya.


Penulis: Ananta Damarjati

Editor: Ananta Damarjati

Blog

Partai politik hari ini sesuai dengan definisi Friedrich yaitu sekelompok manusia yang terorganisasi yang stabil dengan tujuan merebut atau mempertahankan kekuasaan pemerintahan.