Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Beranda Opini

Akibat Pandemi, Tingkat Kemiskinan Kembali Dua Digit

:: Opini Barisan.co
15 Februari 2021
dalam Opini
Akibat Pandemi, Tingkat Kemiskinan Kembali Dua Digit

Persentase penduduk miskin Indonesia. Ilustrasi: BPS

Bagi ke FacebookCuit di TwitterBagikan ke Whatsapp
Oleh: Dwi Supadmi

Tingkat kemiskinan di Indonesia mengalami peningkatan yang cukup signifikan selama satu tahun terakhir. Jumlah penduduk miskin Indonesia mencapai 27,55 juta jiwa pada September 2020. Bertambah sebanyak 2,76 juta jiwa dibanding kondisi September 2019.

Demikian antara lain yang disampaikan Badan Pusan Statistik (BPS) dalam siaran pers secara daring Senin siang (15/02/2021).

Berdasar data yang disajikan BPS, selama empat tahun berturut-turut (2016 – 2019) jumlah penduduk miskin selalu berkurang. Jika dilihat tren kondisi enam bulanan juga cenderung terus turun, hanya sesekali sedikit meningkat, selama belasan tahun terakhir. 

Tapi jikan dilihat dari persentase jumlah penduduk miskin terhadap total penduduk, pada September 2020 penduduk miskin Indonesia mengalami kenaikan signifikan. Mencapai 10, 19 persen atau meningkat sebesar 0,97 persen dibanding September 2019.

BACAJUGA

Anak yang Tumbuh Miskin, Saat Dewasa Sulit Lepas dari Jerat Kemiskinan

Anak yang Tumbuh Miskin, Saat Dewasa Sulit Lepas dari Jerat Kemiskinan

25 Januari 2023
Ketimpangan Ekonomi Indonesia Belum Membaik

Ketimpangan Ekonomi Indonesia Belum Membaik

21 Januari 2023

Persentase penduduk miskin yang umum dikenal sebagai tingkat atau angka kemiskinan tersebut merupakan besaran “dua digit” pertama sejak Maret 2018.

Angka kemiskinan Indonesia pertama kali “satu digit” pada Maret 2018, yaitu sebesar 9,82 persen. Suatu capaian yang berulang kali dibanggakan Pemerintah. Capaian itu kini tergerus oleh dampak pandemi Covid-19 selama tahun 2020.

BPS sendiri secara jelas menempatkan faktor pandemi covid-19 yang berkelanjutan sebagai faktor pertama yang mempengaruhi tingkat kemiskinan selama periode Maret–September 2020.

BPS menilainya berdampak pada perubahan perilaku serta aktivitas ekonomi penduduk sehingga mendorong terjadinya peningkatan angka kemiskinan.

BPS menyebut beberapa faktor yang secara teknis mempengaruhi tingkat kemiskinan kemiskinan selama periode itu. Diantaranya: kontraksi pertumbuhan ekonomi; kontraksi pertumbuhan pengeluaran konsumsi rumah tangga; perubahan harga eceran beberapa komoditas pokok; dan faktor ketenagakerjaan yang terdampak pandemi.

Perlu diketahui, penduduk miskin menurut perhitungan BPS didefinisikan sebagai penduduk dengan rerata pengeluaran di bawah garis kemiskinan. Garis kemiskinan merupakan suatu nilai pengeluaran minimum kebutuhan makanan dan non makanan yang harus dipenuhi agar tidak dikategorikan miskin.

Garis kemiskinan nasional per September 2020 sebesar Rp458.947 per kapita per bulan. Garis ini mengalami perubahan, tepatnya mengalami kenaikan setiap enam bulan.

Kontributor garis kemiskinan yang berasal dari komoditi makanan menyumbang 73,87 persen pada September 2020. Peranan penting dari komoditi makanan ini tidak banyak berubah sejak tahun 2010, selalu berada pada kisaran angka 73 persen.

Komoditi yang dominan adalah beras, rokok kretek filter, dan telur ayam ras. Sedangkan komoditi bukan makanan yang dominan adalah perumahan, bensin, dan listrik.

BPS memberi informasi tambahan tentang garis kemiskinan per rumah tangga, yaitu sebesar Rp2.216.714 per bulan. Diperhitungkan dari rerata jumlah anggota rumah tangga miskin sebanyak 4,83 orang.

Informasi penting lainnya adalah berdasar daerah tempat tinggal. Jumlah penduduk miskin di perkotaan sebanyak 12,04 juta orang dan di perdesaan sebanyak 15,51 juta orang pada September 2020.

Meski masih lebih banyak yang tinggal di perdesaan, namun kenaikan selama setahun terakhir lebih besar di perkotaan. Dengan kata lain, pandemi covid-19 tampak lebih besar pengaruhnya pada kemiskinan di perkotaan dibanding perdesaan. []


Dwi Supadmi, Peneliti Institut Harkat Negeri

Topik: BPSKemiskinanPandemipenduduk miskin indonesia
Opini Barisan.co

Opini Barisan.co

Media Opini Indonesia

POS LAINNYA

Mengapa Ridwan Kamil Baru Sekarang Masuk Parpol?
Opini

Mengapa Ridwan Kamil Baru Sekarang Masuk Parpol?

23 Januari 2023
Dua Jalan Sehat dalam Satu Hari
Opini

Dua Jalan Sehat dalam Satu Hari

22 Januari 2023
Imlek, Kesetaraan, dan Keadilan di Jakarta
Opini

Imlek, Kesetaraan, dan Keadilan di Jakarta

22 Januari 2023
BIN Ingatkan Potensi Ancaman 2023 Ekonomi Bakal Gelap, Kenapa Pemerintah Tak Hentikan Bangun Infrastruktur Mercusuar?
Opini

BIN Ingatkan Potensi Ancaman 2023 Ekonomi Bakal Gelap, Kenapa Pemerintah Tak Hentikan Bangun Infrastruktur Mercusuar?

21 Januari 2023
Politik Para Pecundang
Opini

Politik Para Pecundang: Menebar dan Melempar Buah Busuk

21 Januari 2023
cak nun Strukturalisme
Opini

Strukturalisme yang Bertabrakan dengan Kontekstualisme

21 Januari 2023
Lainnya
Selanjutnya
Mengenal Rekoset, Penyebab Anggota TNI Berlumuran Darah Saat Baku Tembak dengan KKB Papua

Mengenal Rekoset, Penyebab Anggota TNI Berlumuran Darah Saat Baku Tembak dengan KKB Papua

Gus Baha

Gus Baha: Anjing Tidak Pernah Najis dalam Semua Periode

Diskusi tentang post ini

TRANSLATE

TERBARU

peran mahasiswa

Didik J Rachbini: Peran Mahasiswa Sekarang Bertanggungjawab Menyuarakan Kebenaran

27 Januari 2023
Relawan ANIESWANGI Hadiri Peresmian Graha Restorasi Partai Nasdem

Relawan ANIESWANGI Hadiri Peresmian Graha Restorasi Partai Nasdem

27 Januari 2023
Jabatan Kades

Desa Bisa Jadi Sarang Korupsi Kalau Jabatan Kades Diperpanjang

27 Januari 2023
Proyek Meikarta

Deret Masalah Meikarta: Izin Seret, Proyek Mangkrak, hingga Kecewakan Konsumen

27 Januari 2023
normalisasi

Normalisasi Perburuk Sedimentasi Sungai, Ciliwung Institute Kritik Keras Jokowi

27 Januari 2023
Impor Gula Akan Meningkat Tahun 2023

Impor Gula Akan Meningkat Tahun 2023

26 Januari 2023
Demo Kepala Desa

Perpanjangan Masa Jabatan Kepala Desa Dinilai Ugal-ugalan

26 Januari 2023

SOROTAN

Jabatan Kades
Sorotan Redaksi

Desa Bisa Jadi Sarang Korupsi Kalau Jabatan Kades Diperpanjang

:: Ananta Damarjati
27 Januari 2023

Korupsi di desa tinggi, perlu perbaikan tata kelola, bukan perpanjangan masa jabatan kades. BARISAN.CO – Dewan Perwakilan Rakyat musti cermat...

Selengkapnya
Anak yang Tumbuh Miskin, Saat Dewasa Sulit Lepas dari Jerat Kemiskinan

Anak yang Tumbuh Miskin, Saat Dewasa Sulit Lepas dari Jerat Kemiskinan

25 Januari 2023
Mengapa Ridwan Kamil Baru Sekarang Masuk Parpol?

Mengapa Ridwan Kamil Baru Sekarang Masuk Parpol?

23 Januari 2023
Dua Jalan Sehat dalam Satu Hari

Dua Jalan Sehat dalam Satu Hari

22 Januari 2023
Imlek, Kesetaraan, dan Keadilan di Jakarta

Imlek, Kesetaraan, dan Keadilan di Jakarta

22 Januari 2023
BIN Ingatkan Potensi Ancaman 2023 Ekonomi Bakal Gelap, Kenapa Pemerintah Tak Hentikan Bangun Infrastruktur Mercusuar?

BIN Ingatkan Potensi Ancaman 2023 Ekonomi Bakal Gelap, Kenapa Pemerintah Tak Hentikan Bangun Infrastruktur Mercusuar?

21 Januari 2023
  • Tentang Kami
  • Kontak
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
  • Indeks Artikel

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang

Tak ada hasil
Lihat semua hasil
  • Terkini
  • Senggang
  • Fokus
  • Opini
  • Kolom
    • Esai
    • Analisis Awalil Rizky
    • Pojok Bahasa & Filsafat
    • Perspektif Adib Achmadi
    • Kisah Umi Ety
    • Mata Budaya
  • Risalah
  • Sastra
  • Khazanah
  • Sorotan Redaksi
  • Katanya VS Faktanya
  • Video

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang