Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Beranda Opini

Antara Sehat dan Mati, Pemerintah Memilih Ekonomi

:: Lukni An Nairi
27 Agustus 2020
dalam Opini
Antara Sehat dan Mati, Pemerintah Memilih Ekonomi

Ilustrasi barisan.co/Bondan PS

Bagi ke FacebookCuit di TwitterBagikan ke Whatsapp

Barisan.co – Sebagaimana rilis Badan Pusat Statistik (BPS) angka pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan II-2020 minus 5,32 persen. Meski minus, tetap bisa berbangga dan sombong. Jika dibandingkan dengan negara-negara lain yang minusnya melebihi negara Indonesia. Sebut saja Amerika Serikat pertumbuhan ekonomi minus 9,5 persen. Negara tetangga Malaysia minus 8,4 persen dan Singapura minus 12,6 persen. Bolehlah sombong dikit, lebih hebat kan.

Bisa dibilang pemerintah lebih memilih ekonomi daripada kesehatan di era gelombang dasyat pandemi Covid-19. Dana miliaran rupiah untuk para influencer dan bahkan pemerintah pernah berkeinginan mengucurkan dana miliaran rupiah kepada influncer untuk mempromosikan pariwisata.

Wajar ya, jika Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengalami kerugian akibat dampak virus corona. PT Angkasa Pusa 1 (Persero) mencatat laporan keuangan negatif sepanjang semester 1 tahun 2020, rugi Rp 1,16 triliun. Sementara itu, rekannya PT Angkasa Pura II (Persero) mengalami kerugian Rp 838,26 miliar.

Begitu juga dengan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) mengalami kerugian pada semester I 2020 sebesar USD 712,73 juta atau setara Rp 10,40 triliun (kurs USD 1 = Rp 14.600). Bahkan PT Pertamina (Persero) mencatatkan kerugian senilai USD 767 juta pada tahun berjalan semester I 2020. Kerugiannya enam bulan ini setara Rp 11,28 triliun.

BACAJUGA

Pengangguran

Ekonom Senior: Jumlah Pengangguran Masih Tinggi Meskipun Ekonomi Agak Membaik

6 Mei 2023
Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2022 Kurang Berkualitas

Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2022 Kurang Berkualitas

10 Februari 2023

Meski rugi tidak apa-apalah, alasan sederhananya karena dampak pandemi Covid-19. Jadi jangan bicara sembarangan, kalau kita bisa mengalami resesi atau krisis. Soal krisis kita sudah punya pengalaman krisis moneter. Ingat pepatah, “Pengalaman adalah guru yang terbaik.”

Tanah pilihan

Soal pilihan sebagaimana pemerintahah antara ekonomi dan kesehatan.  Mengingatkan saya pada seorang pemuda yang datang ke rumah. Ia berbicara pilihan antara mati dan sehat.

“Jika saya sakit tidak sembuh-sembuh. Jangan sampai menjual aset, terutama tanah untuk biyaya pengobatan. Lebih baik saya mati,” ucapnya.

Bahkan menurut penuturannya pesan ini sudah ia sampaikan kepada istri dan anak-anaknya. Saat ini mencari uang untuk beli tanah sangat sulit, hanya cukup keperluan rumah tangga. Lihatlah, sekadar ingin punya rumah dan tanah harus rela kredit 10 tahun hingga 15 tahun.

Berbicara tentang tanah, tentu apa yang ada pada diri kita. Bahwa sesungguhnya manusia tercipta dari tanah. Bahkan di masyarakat Jawa ada tradisi mengubur ari-ari (batir-Red). Penguburan ari-ari tidak sekadar mengubur, bahkan diberi penerangan lampu. Ari-ari dikuburkan memiliki arti penting keterikatan dirinya dengan ciptaan. Sebab ari-ari merupakan organ jalur hidup jabang bayi ketika dalam kandungan. Maka istilah orang jawa menyebutnya “Batir” atau teman.

Bahkan seorang anak mengalami sakit, badanya panas karena pindah rumah atau menempati daerah yang baru. Seorang ibu diminta untuk mengambil tanah dari kediaman awal. Tanah tersebut bisa ditabur di daerah baru yang ditempati maupun dibuat alat kompres untuk anak sakit.

Dulu, zaman para wali terutama Sunan Kalijaga. Senjata pamungkas berdakwah selain ilmu dan kanuragan adalah segengam tanah yang dibawa. Jika tanah itu cocok di daerah yang dilewati, maka ia harus berhenti dan berdakwah di situ.

Ilmu tentang tanahpun dimiliki Sunan Kalijaga. Ketika Sunan Kalijaga ke Semaran, wilayah dibawah kekuasaan Ki Ageng Pandan Arang. Sunan Kalijaga mau diberi hadiah harta melimpah, namun Sunan Kalijaga menolak. Ia hanya meminta untuk dapat adzan di wilayah kekuasaan Ki Pandan Arang. Lalu Sunan Kalijaga mencakul tanah, seketika itu tanah menjadi emas.

Sedangkan persoalan pertumbuhan ekonomi, negara Indonesia seharusnya patut bersyukur. Inilah ekonomi sunatullah, bahwa pertanian mengalami pertumbuhan meski ada dampak Covid-19. Ekonomi sunatullah di Indonesia adalah sumber daya alam yang dimiliki negara ini. Baik itu pertanian, perikanan, peternakan, maupun pertambangan.

Namun sayangnya ekonomi sunatullah ini, tanahnya digengaman para investor. Tanah pertanian, tanah perikanan, tanah peternakan, maupun tanah pertambangan bukan rakyat yang menguasai. Tanah ini adalah milik rakyat, hidup tanah air Indonesia.

Kamis, 27/08/2020

Topik: KongkowPertumbuhan EkonomiSunan Kalijaga
Lukni An Nairi

Lukni An Nairi

Bapak Rumah Tangga dan Tukang Sapu di Taman Akademi

POS LAINNYA

Anies Pilih Duduk di Tribun Formula E daripada di VVIP yang Gratisan?
Opini

Anies Pilih Duduk di Tribun Formula E daripada di VVIP yang Gratisan?

3 Juni 2023
Pancasila Titik Temu Antara Keislaman dan Keindonesiaan
Opini

Pancasila Titik Temu Antara Keislaman dan Keindonesiaan

3 Juni 2023
Hutan atau Emas?
Opini

Hutan atau Emas?

3 Juni 2023
Politik Kreatif Anies Membongkar Kedok Politik Pencitraan
Opini

Politik Kreatif Anies Membongkar Kedok Politik Pencitraan

2 Juni 2023
korupsi dan ideologi
Opini

Korupsi dan Rontoknya Ideologi

1 Juni 2023
Pohon Hayat dan Pohon Ditebang
Opini

Pohon Hayat dan Pohon Ditebang

31 Mei 2023
Lainnya
Selanjutnya
Kabar Duka Menyelimuti Kancah Musik Thrash, Vokalis Power Trip Riley Gale Tutup Usia

Kabar Duka Menyelimuti Kancah Musik Thrash, Vokalis Power Trip Riley Gale Tutup Usia

Menertibkan Sektor Pertanian

Menertibkan Sektor Pertanian

Diskusi tentang post ini

TRANSLATE

TERBARU

tidak kenal pancasila
Terkini

Budhy Munawar Rachman: Generasi Milenial dan Gen Z Tidak Kenal Baik Pancasila

:: Redaksi Barisan.co
4 Juni 2023

Tidak kenal pancasila

Selengkapnya
Memanggil Pulang

Memanggil Pulang yang Bernama Kesejahteraan – Cerpen Langit Biru Asmaradhana

4 Juni 2023
lembaran cinta

Lembaran Cinta

4 Juni 2023
pendengar

Pendengar Pertama

4 Juni 2023
Tazkiyatun Nafs

Tazkiyatun Nafs Menurut Al-Quran, Berikut Pandangan Ustadz Adi Hidayat

4 Juni 2023
LRT Bali

Menghitung Untung Rugi Bikin LRT di Pulau Bali

3 Juni 2023
harga daging ayam

Pedagang Menjerit Harga Daging Ayam Rp49.000/Kg, Zulhas Bilang Masih Wajar

3 Juni 2023
Lainnya

SOROTAN

Anies Pilih Duduk di Tribun Formula E daripada di VVIP yang Gratisan?
Opini

Anies Pilih Duduk di Tribun Formula E daripada di VVIP yang Gratisan?

:: Yayat R Cipasang
3 Juni 2023

AJANG balapan mobil listrik Formula E kembali digelar di Jakarta. Namun sayangnya ajang internasional yang diprediksi bakal menggeser Formula 1...

Selengkapnya
Pancasila Titik Temu Antara Keislaman dan Keindonesiaan

Pancasila Titik Temu Antara Keislaman dan Keindonesiaan

3 Juni 2023
Hutan atau Emas?

Hutan atau Emas?

3 Juni 2023
Politik Kreatif Anies Membongkar Kedok Politik Pencitraan

Politik Kreatif Anies Membongkar Kedok Politik Pencitraan

2 Juni 2023
korupsi dan ideologi

Korupsi dan Rontoknya Ideologi

1 Juni 2023
Pohon Hayat dan Pohon Ditebang

Pohon Hayat dan Pohon Ditebang

31 Mei 2023
  • Tentang Kami
  • Kontak
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
  • Indeks Artikel

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang

Tak ada hasil
Lihat semua hasil
  • Terkini
  • Senggang
  • Fokus
  • Opini
  • Kolom
    • Esai
    • Analisis Awalil Rizky
    • Pojok Bahasa & Filsafat
    • Perspektif Adib Achmadi
    • Kisah Umi Ety
    • Mata Budaya
  • Risalah
  • Sastra
  • Khazanah
  • Sorotan Redaksi
  • Katanya VS Faktanya
  • Video

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang