Kisah Umi Ety

Arti Anak Pintar

Ety Nurhayati
×

Arti Anak Pintar

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi: BARISANCO/M. Bahrur Ridlo.

Ketiga, mahir (melakukan atau mengerjakan sesuatu). Contohnya: mereka sudah mahir membuat baju sendiri.

Penggunaan kata anak pintar pada umumnya dipakai terkait nilai pelajaran sekolah, keberhasilan memenangkan lomba sains, dan karya ilmiah. Sebenarnya sangat tepat pula jika dipakai dalam prestasi di bidang seni, bidang olahraga, dan pengembangan diri anak di bidang lainnya.

Adli, anak kedua kami, pernah diwawancarai Koran Kompas untuk kolom anak-anak tentang anak pintar. Adli ketika itu masih kelas lima Sekolah Dasar, dan baru memperoleh medali perak olimpiade nasional tingkat SD bidang matematika. Menurutnya, anak pintar adalah yang bisa menyelesaikan masalahnya sendiri.

Sementara itu di kolom yang sama, beberapa anak memiliki jawaban yang cukup beragam. Antara lain: mereka yang nilai pelajarannya tinggi di kelas, mereka yang selalu bisa menjawab pertanyaan, mereka yang bisa mengerjakan keterampilan tertentu yang sulit bagi anak seusianya, dan lain-lain.

Pengertian kata pintar dan anak pintar yang tergambar di atas sering membawa pada perbincangan yang mendasar tentang apakah kepintaran bisa diajarkan. Berdasar arti KBBI di atas, kepintaran antara lain berarti: kepandaian, kecakapan, kelincahan, kecerdikan, dan kemahiran. Tersirat dari arti yang demikian, kepintaran dapat diajarkan kepada anak-anak.

Bagaimanapun, pandangan bahwa “pintar” bersifat genetis masih cukup kuat dan dianut banyak orang. Genetis dalam artian merupakan bawaan atau diturunkan dari orang tua atau para neneknya. Selain menjadi pendapat yang cukup umum di masyarakat, memang beberapa penelitian ilmiah memberi cukup dukungan.  

Saya dan suami tidak menolak pengaruh genetis tersebut pada kepintaran anak-anak, namun lebih meyakini bahwa faktor pendidikan lah yang lebih penting. Pendidikan mencakup yang terjadi di lingkungan keluarga inti, dan berlangsung sejak anak masih dalam kandungan.

Sejak awal kami terpengaruh oleh suatu hasil penelitian ilmiah bahwa kapasitas otak manusia sebenarnya tidak pernah dipakai secara penuh. Artinya, semua anak bisa menjadi lebih pintar dengan makin banyak belajar dengan cara yang tepat.

Katakanlah faktor genetis sangat menentukan “kapasitas”, namun pemakaian optimal merupakan hal berbeda. Pemakaian otak secara optimal membutuhkan proses yang terus menerus sejak dini, yang bisa dimaknai sebagai pendidikan.

Bagi kami, semua anak bisa menjadi pintar. Kewajiban orang tua adalah membantu mereka tumbuh kembang menjadi anak pintar.

Sekali lagi, serial tulisan saya selanjutnya lebih merupakan cerita pengalaman hidup keluarga inti kami. Saat ini pun sebagai nenek dari dua cucu, saya tetap berfikiran terbuka tentang “model pendidikan” yang akan dipilih oleh anak dan mantu nantinya. [dmr]