BARISAN.CO – Saat kondisi suhu lingkungan sedang dingin atau bahkan kita terserang pilek, lendir atau ingus bisa saja keluar dari lubang hidung setiap saat. Lendir tersebut umumnya berwarna, bening, kekuningan, atau kehijauan. Dalam kondisi seperti ini sering kali kita berusaha keras untuk mengeluarkan dan membuangnya. Siap siaplah kain tisu kemana pun kita pergi.
Ya, kita semua sepakat meganggapnya bahwa itu adalah sebuah benda yang menjijikkan, itulah mengapa semua akan membersihkan dan membuangnya. Tapi ternyata, cairan yang dibuat di dalam hidung kita ini punya manfaat.
Setiap harinya, hidung dan sinus membuat hampir satu liter lendir. Sinus adalah ruang yang terisi udara, letaknya di tulang kepala dan wajah. Fungsi dari cairan lendir ini adalah menghindari kuman, kotoran, bakteri, dan serbuk agar tidak masuk ke dalam paru paru. Meskipun kita menganggapnya jorok, cairan lendiri ini pahlawan di tubuh kita.
“Tanpa selaput lendir, kita takkan mampu mencium bau dan bereproduksi, bahkan kita bisa jadi korban dari berbagai jenis patogen,” kata Katharina Ribbeck, asisten profesor Biological Engineering di Eugene Bell Career Development, MIT seperti dilansir Fox News.
Ribbeck mencoba mencari tahu mengapa selaput lendir juga bersikap pilih pilih dalam memblokir beberapa patogen dibandingkan lainnya. Fakta ini mungkin bisa menjawab pertanyaan mengapa beberapa orang lebih rentan terhadap infeksi bakteri atau virus dibandingkan orang yang ‘lebih sehat’. Hal ini karena susunan mucin atau lendirnya berbeda pada setiap orang, tergantung pola makan dan usianya.
Penelitian sebelumnya menyimpulkan bahwa ASI mengandung banyak mucin yang bermanfaat untuk melindungi bayi dari HIV dan rotavirus. Jadi Ribbeck pun menguji kemampuan mucin untuk menghentikan 3 virus berbeda yang masuk ke sel.
Dalam studi yang dipublikasikan Biomacromolecules ini, Ribbeck dan mahasiswanya menciptakan sebuah gel dari mucin yang dimurnikan lalu melapisi sel epitel manusia yang dihasilkan selaput lendir dengan gel tipis itu.
Kemudian Ribbeck memaparkan human papilloma virus (HPV), influenza A dan polyomavirus sel Merkel pada sel sel epitel manusia. Hasilnya, ketiga virus itu terjebak di dalam sel sehingga tak mampu menginfeksi sel.
Ribbeck percaya bahwa virus virus ini terjebak oleh molekul gula mucin yang juga ditemukan pada permukaan sel sehingga menurutnya molekul itu berfungsi sebagai perangkap.
Setidaknya kita menjadi lebih sadar bahwa ingus selama ini yang kita anggap sebagai benda jijik, ternyata memiliki fungsi luar biasa dalam peranannya. Sudut pandang lemah kita menjadi terpatahkan melalui penjelasan tersebut.
Bagaimana bila Allah tidak mendesain hal kita anggap sepele ini? Maka ucapan syukur alhamdulillah patut kita gemakan setiap hari atas karunia Allah Swt. (Luk)