Kedua kalinya, asisten suara Siri merekam percakapan tanpa persetujuan penggunanya.
BARISAN.CO – Apple adalah perusahaan yang membanggakan diri bahwa mereka melindungi privasi pelanggannya. Bahkan di tahun 2018, CEO Apple, Tim Cook mengatakan privasi adalah hak asasi manusia. Di saat bersamaan, Apple mengkritik Facebook karena praktik privasinya yang buruk setelah skandal Cambridge Analytica.
Jadi, agak memalukan bagi Apple saat seorang whistleblower mengungkapkan kontraktor yang dipekerjakan perusahaan itu membantu meningkatkan akurasi asisten suara miliknya dapat mendengarkan secara tidak disengaja terekam oleh Siri.
Mengutip Swaddle, minggu lalu, Apple mengakui dalam pembaruan terbarunya di iOS 15, asisten virtual berbasis Al, Siri merekam percakapan orang bahkan sekali pun penggunanya memilih tidak menggunakannya. Bug tersebut secara otomatis mengaktifkan setelah Improve Siri & Dictation yang memberikan izin bagi Apple untuk merekam, menyimpan, dan meninjau percakapan melalui Siri.
Saat menyampaikan permintaan, Apple menjelaskan bahwa mereka telah memperbaiki bug untuk banyak pengguna. Itu berarti belum semuanya. Sejak tahun 2020, 60 persen pengguna di India diperkirakan menggunakan asisten suara di ponsel cerdasnya untuk mendengarkan musik, menyetel alarm, atau juga mengajukan pertanyaan.
Ini bukan pertama kalinya rekaman Siri didengarkan oleh Apple tanpa sepengetahuan penggunanya. Berdasarkan laporan Guardian di tahun 2019, kontraktor Apple secara teratur mendengar informasi medis rahasia, transaksi narkoba, dan rekaman pasangan yang berhubungan seks sebagai bagian dari pekerjaan mereka sebagai penyedia kontrol kualitas atau penilaian asisten suara Siri.
Apple menyebut data digunakan untuk membantu Siri memahami dan lebih baik apa yang dikatakan oleh penggunanya. Akan tetapi, perusahaan tidak secara eksplisit menyampaikan pekerjaan itu dilakukan oleh manusia yang mendengarkan rekaman dengan nama samaran.
Sedangkan investigasi Bloomberg menyebut, kurangnya pengetahuan dan persetujuan pengguna dengan asisten suara ini akan merugikan karena beberapa orang tidak menyadari datanya sedang dipantau sedemikian rupa dan tidak menyadari implikasi selanjutnya.
Dampak pada pengawasan dan privasi juga mengkhawatirkan. Data ini dapat digunakan untuk melacak kepentingan pengguna atau dieksploitasi pemerintah atau lembaga penegak hukum, termasuk pelanggaran hak asasi manusia. Dalam kasus lain, pengguna rentan terhadap serangan malware.
Apple tidak sendirian, dalam menerapkan pengawasan manusia terhadap asisten suara otomatisnya, pada bulan April 2019, Amazon terungkap mempekerjakan staf untuk mendengarkan beberapa rekaman Alexa dan pekerja Google pun melakukan hal yan sama melalui Asisten Google.