Scroll untuk baca artikel
Blog

Bahaya! Klaim Risma Surabaya Zona Hijau Covid-19 Bikin Warga Tidak Patuh Protokol Kesehatan

Redaksi
×

Bahaya! Klaim Risma Surabaya Zona Hijau Covid-19 Bikin Warga Tidak Patuh Protokol Kesehatan

Sebarkan artikel ini

Barisan.co – Wali kota Surabaya Tri Rismaharini mengklaim kota Surabaya kini merupakan zona hijau Covid-19. Menurutnya, Hal ini sesuai dengan data dari kementerian kesehatan, yang memperlihatkan jumlah kasus Covid-19 di kota Surabaya yang menurun.

Klaim Risma ini ia sampaikan saat menggelar video conference dengan perwakilan pedagang dan masyarakat Gunung Anyar pada Sabtu 1 Agustus lalu.

“Di mana kondisi Surabaya sudah [zona] hijau yang artinya penularannya kita sudah rendah. Lalu yang sembuh sudah banyak,” kata Risma.

Faktanya, berdasarkan pada data di Peta resmi Satuan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jatim diakses Selasa (4/8) pukul 06.54 WIB, di infocovid19.jatimprov.go.id, Kota Surabaya juga masih tercatat menjadi zona merah penyebaran corona.

Jumlah angka sembuh di Jatim sendiri memang menjadi yang terbanyak di antara provinsi lain. Data harian Satgas Covid-19 melaporkan jumlah kasus sembuh di Jatim sebanyak 15.534 orang. Namun masih terus tercatat angka penambahan kasus positif setiap harinya.

Dalam tiga hari terakhir, penambahan angka positif di Jatim tercatat di atas 100 setiap harinya.

Pada 1 Agustus penambahan angka positif sebanyak 235 kasus, kemudian 2 Agustus penambahan 180 kasus, dan 3 Agustus penambahan 478 kasus.

Sementara indikator untuk berpindah zona menjadi zona hijau, selain angka sembuh adalah tidak mencatatkan penambahan kasus harian.

“Ada satu tambahan indikator [untuk zona hijau], adalah persentase kasus sembuh, yaitu menghitung seberapa banyak orang yang sudah terpapar covid-19 kemudian sembuh di suatu wilayah, dan tidak mencatat kasus [konfirmasi positif] baru,” ujar Anggota Tim Pakar Satgas Covid-19, Dewi Nur Aisyah, belum lama ini dalam siaran YouTube BNPB.

Pakar Epidemiologi Universitas Airlangga, Windhu Purnomo, juga mempertanyakan data yang digunakan wali kota Surabaya, atas klaim zona hijau Covid-19.

Setidaknya ada 15 kriteria yang menjadi faktor penilaian status zona di sejumlah daerah, yaitu:

  1. Penurunan jumlah kasus positif selama 2 minggu terakhir dari puncak (target lebih dari atau sama dengan 50 persen);
  2. Penurunan jumlah kasus ODP dan PDP selama 2 minggu terakhir dari puncak (target lebih dari atau sama dengan 50 persen);
  3. Penurunan jumlah meninggal dari kasus positif selama 2 minggu terakhir dari puncak (target lebih dari atau sama dengan 50 persen);
  4. Penurunan jumlah meninggal dari kasus ODP dan PDP selama 2 minggu terakhir dari puncak (target lebih dari atau sama dengan 50 persen);
  5. Penurunan jumlah kasus positif yang dirawat di RS selama 2 minggu terakhir dari puncak (target lebih dari atau sama dengan 50 persen);
  6. Penurunan jumlah kasus ODP dan PDP yang dirawat di RS selama 2 minggu terakhir dari puncak (target lebih dari atau sama dengan 50 persen);
  7. Kenaikan jumlah sembuh dari kasus positif selama 2 minggu terakhir;
  8. Kenaikan jumlah selesai pemantauan dan pengawasan dari ODP dan PDP selama 2 minggu terakhir;
  9. Laju insidensi kasus positif per 100.000 penduduk;
  10. Angka kematian per 100.000 penduduk;
  11. Jumlah pemeriksaan spesimen meningkat selama 2 minggu;
  12. Positivity rate kurang dari 5 persen (dari seluruh sampel yang diperiksa, proporsi positif hanya 5 persen);
  13. Jumlah tempat tidur di ruang isolasi RS Rujukan mampu menampung sampai dengan lebih dari 20 persen jumlah pasien positif Covid-19;
  14. Jumlah tempat tidur di RS Rujukan mampu menampung sampai dengan lebih dari 20 persen jumlah ODP, PDP, dan pasien positif Covid-19;
  15. Rt – Angka reproduksi efektif kurang dari 1 persen (sebagai indikator triangulasi).

Dilihat dari 15 indikator di atas, Windhu menyatakan terlalu dini untuk menyatakan COVID-19 di Surabaya telah terkendali.

“Angka kesembuhan memang tinggi, tapi jangan lupa kalau angka kematian di Surabaya itu 8,9. Itu lebih tinggi dari rata-rata nasional yang 4,7 dan Jawa Timur 7,8. Jadi masih sangat mengkhawatirkan,” tegas Windhu.

Adanya klaim Surabaya berubah menjadi zona hijau, dikhawatirkan membuat warga tidak patuh protokol kesehatan, dan terjadi peningkatan kasus Covid-19 di Surabaya. []

Penulis: Thomi