Bankir acap disamakan dengan kucing gemuk, di mana mereka dibayar terlalu tinggi, tetapi tidak tecermin dalam kinerjanya.
BARISAN.CO – Laporan IPSOS “Global Trustworthiness Index 2021” menemukan, bankir menjadi profesi yang tidak dapat dipercaya di urutan keempat di dunia. Pada urutan pertama ada politikus, diikuti oleh menteri, dan eksekutif periklanan.
Penyebab umumnya bisa jadi karena bankir dianggap sebagai orang licik. Tahun 2014, jurnal Nature menemukan budaya perbankan mendorong perilaku tidak jujur.
Kemungkinan lainnya ialah masih hidupnya stereotip bahwa bankir itu kucing gemuk (fat cat). Ini digambarkan sebagai orang tamak, egois, dan sombong yang mengeksploitasi posisinya untuk keuntungan pribadi. Dalam kebanyakan kasus, demi keuntungan mereka rela mengorbankan orang lain atau bisnis.
Mengutip MBN, di Inggris, kucing gemuk dikaitkan dengan eksekutif perusahaan yang dibayar terlalu tinggi. Gaji atau bonusnya tidak mencerminkan kinerja mereka.
Selama krisis keuangan global 2007-2008 dan Resesi Hebat, pembayar pajak di sana menyelamatkan banyak bank melalui bailout. Selang beberapa waktu kemudian, para eksekutif perbankan mendapatkan bonus-bonus raksasa. Sementara, wajib pajak dan pemegang saham geram karena masih banyak bank yang masih merugi dan menerima bantuan.
Surat kabar di Inggris menyebut para eksekutif ini sebagai kucing gemuk. Tahun 2013, bonus perbankan secara global naik 29% dan eksekutif yang paling diuntungkan. Di saat semua bank merugi, para kucing gemuk mendapatkan miliaran pound untuk bonus mereka.
Tahun 2016, Wells Fargo memaksa ribuan karyawan memenuhi kuota penjualan agresif dengan membuka 2 juta akun penipuan untuk pelanggan. Yang bahkan, para pelanggannya tidak mengetahui atau menyetujui pembukaan akun tersebut.
DIlansir dari Fox Business, banyak karyawan bank yang dipecat setelah mereka menolak membuat akun palsu atau membawa masalah tersebut ke manajemen senior. Seorang karyawan Wells Fargo mengungkapkan, dia dipecat bersama 5.300 karyawan lainnya.
Kasus penipuan itu terungkap. Karyawan Wells Fargo adalah korban atas instruksi atasan untuk melakukan penipuan sedangkan teller dan bankir pribadi hanya berusaha mempertahankan pekerjaannya dalam menghadapi target penjualan yang terlalu tinggi.
Namun, ketua dan CEO Wells Fargo, John Stumpf enggan mendengarnya. Dia malah menunjuk mantan kepala unit perbankan komunitas Wells Fargo, Carrie Tolstedt yang paling bertanggung jawab atas kasus penipuan serius tersebut.
Sementara itu, sebagian besar teller dan bankir pribadi yang dipecat hanya memperoleh upah sedikit di atas minimum dan mereka menghadapi pertanyaan wawancara yang tidak menyenangkan selama bertahun-tahun tentang pekerjaannya.