Salah satu pelopor Timbang, Nasyith kemudian mampu membuat jurnal mahasiwa jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan (IESP). Dikelola dengan dana swadaya beberapa mahasiswa FE UGM Angkatan 1983. Jurnal bernama “Pangsa” ini tersaji layaknya jurnal ilmiah akademis, yang biasa dikelola secara resmi oleh suatu Perguruan Tinggi atau lembaga ilmiah. Pangsa ini nantinya setelah sekian lama diserahkan menjadi jurnal resmi pihak kampus. Aku pun sempat menjadi pemimpin redaksi di sana.
Majalah “Equilibrium” dan jurnal “Pangsa” kala itu didominasi oleh tulisan ataupun sudut pandang yang berkembang dalam kelompok diskusi Timbang. Para dosen yang menulis ataupun diwawancarai tampak “dipaksa” untuk terlibat dalam wacana yang lebih dinamis.
Dampak kelompok diskusi Timbang terlihat pula dalam banyaknya ucapan terima kasih mahasiswa dalam skripsi akhir tahun 80-an hingga pertengahan 90-an. Tentu saja lebih tampak pada judul dan konten dari skripsi-skripsi tersebut. Bertahun-tahun kemudiannya tersirat dari capaian beberapa kawan dalam profesinya sebagai jurnalis, akademisi, dan tenaga ahli.
Bagiku pengalaman ini memberi pesan perlunya belajar sudut pandang atau perspektif yang bukan merupakan arus utama dalam suatu ilmu. Mendalami pemikiran radikal mensyaratkan penguasaan yang baik atas ilmu yang dikritisinya. [rif]