Scroll untuk baca artikel
Kontemplasi

Berharaplah Kepada Allah, Hati Jadi Tenang

Redaksi
×

Berharaplah Kepada Allah, Hati Jadi Tenang

Sebarkan artikel ini

Setiap orang memiliki harapan, namun hendaknya berharaplah hanya kepada Allah, sebab harapan dan kebergantungan erat kaitannya dengan keyakinan (iman)

BARISAN.CO – Harapan seorang hamba terkait erat dengan keyakinan, ketika seseorang berharap maka ia benar-benar mengantungkannya. Berharap merupakan bentuk kerja, pelaksanaan pikiran dan hati, oleh karena itu berharaplah kepada Allah .

Alasan seorang hamba berharap kepada Allah, sebab Allah Swt tempat bergantung yang tidak pernah mengecewakan. Sebagaimana Allah Swt berfirman dalam Surah Al-Insyirah ayat 8:

وَإِلَىٰ رَبِّكَ فَٱرْغَب

Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.” (QS. Al-Insyirah).

Allah Swt juga berfirman dalam surah Al-Ikhlas ayat 2:

ٱللَّهُ ٱلصَّمَدُ

“Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.” (QS. Al-Ikhlas: 2).

Oleh karena itu hendaklah seorang hamba untuk berharap dan bergantung hanya kepada Allah Swt. Apabila kita telah benar-benar hanya bergantung kepada Allah, maka berarti kita tidak akan pernah meminta sedikit pun kepada selain Allah Swt.

Salah satu nama Allah dalam Asma’ul Husna adalah Ash Shamad. Kata ini ada dalam Al Quran surah Al-Ikhlas, Ash Shamad dapat diartikan sebagai Allah Yang Maha Dibutuhkan.

Allah Swt adalah tempat bergantung segala sesuatu, maka kita harus bergantung sepenuhnya hanya pada Allah. Dan apabila kita telah benar-benar hanya bergantung kepada Allah, maka berarti kita tidak akan pernah meminta sedikit pun kepada selain Allah SWT.

Karena hanya Allah yang Maha Mengetahui semua kebutuhan kita. Dan yang sesungguhnya adalah, tidak ada siapapun dan apapun yang bisa menolong kita, selain Allah dan atas ijin Allah Swt.

Dalam kehidupan kita di dunia, khususnya dalam memenuhi apa yang menjadi hajat kebutuhan hidup kita, masih ada dari kita yang kadang bergantung dan berharap pada mahluk, karena itu sebagian dari kita sering berusaha sekuat tenaga untuk mendapat simpati dari mahluk. Ini adalah kekeliruan yang sangat besar, karena menggantungkan harapan pada makhluk hanya akan menimbulkan kekecewaan saja.

Ketika kita meminta kepada selain Allah (mahluk) maka itu termasuk perbuatan dosa, bahkan masuk dalam golongan dosa besar karena telah menduakan Allah Swt.

Karena itu, jika kita hendak meminta pertolongan dan perlindungan, maka mintalah pertolongan dan perlindungan hanya kepada Allah, Yang Maha Kuat, Maha Perkasa, Maha Kokoh dan Maha Melindungi. Karena itu, kita harus melatih diri untuk tidak bergantung pada makhluk, termasuk pada jabatan, harta, pasangan hidup, dan pertolongan manusia atau mahluk.

Rasulullah Saw senantiasa berharap dan menggantungkan hanya kepada Allah, sebagaimana doa yang selalu diucapkan:

اللَّهُمَّ إنِّي أسْأَلُك الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ اللَّهُمَّ إنِّي أَسْأَلُك الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي دِينِي وَدُنْيَايَ وَأَهْلِي وَمَالِي ، اللَّهُمَّ اسْتُرْ عَوْرَاتِي وَآمِنْ رَوْعَاتِي ، اللَّهُمَّ احْفَظْنِي مِنْ بَيْنِ يَدَيَّ وَمِنْ خَلْفِي ، وَعَن يَمِينِي وَعَن شِمَالِي وَمِنْ فَوْقِي ، وَأَعُوذُ بِعَظَمَتِكَ أَنْ أُغْتَالَ مِنْ تَحْتِي

Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu ampunan dan keselamatan di dunia dan akhirat. Ya Allâh, sungguh aku mohon kepada-Mu ampunan dan keselamatan untuk agamaku, duniaku, keluargaku dan dan hartaku. Ya Allâh, tutuplah auratku (aib celaku), berilah keamanan dari rasa takutku. Ya Allâh, perliharalah aku dari arah depan, belakang, kanan, kiri, dan dari arah atasku. Aku berlindung dengan keagungan-Mu, agar aku terhindar kebinasaan dari bawahku (dibenamkan ke dalam bumi).” (HR. Abu Daud)


Sedangkan dosa adalah suatu perbuatan yang melanggar aturan Allah wt. Maka ganjaran yang tepat untuk sebuah perilaku dosa adalah neraka. Terlebih dosa itu adalah dosa syirik, yaitu dosa besar yang dilakukan oleh seorang hamba, maka tiada ampunan bagi dirinya. Allah Swt berfirman: