Sekarang, mari kita berandai-andai, berapa harga yang dipatok agensi-agensi itu kepada platform OTT dan kanal-kanal TV kabel lainnya? Netflix membayar $10 per menit untuk terjemahan audio berbahasa Inggris ke dalam teks bahasa Indonesia (tentu ini bukan standar harga semua platform OTT yang ada di Indonesia), tetapi bagaimana bisa untuk peran penerjemahan, yang memegang andil paling besar dalam model bisnis agensi-agensi ini, disisihkan hanya di kisaran $0,5 sampai $2 saja? Sementara agensi Eropa bahkan mampu membayar kami $8, tidakkah kami pantas untuk mendapat upah setengahnya saja?
Itulah mengapa saya, kita harus menyuarakan ini bersama-sama. Ini adalah keresahan kolektif kami yang serius dan para penerjemah haruslah dihargai dengan pantas. Andai kondisi ini terus berlanjut, jumlah penerjemah film berpengalaman dan berkualitas seperti kami, tentunya akan semakin berkurang.
Sumber daya penerjemah yang lebih sedikit akan mengundang tenaga penerjemah yang tidak siap dan kurang berpengalaman. Kondisi yang terus menurun ini, juga berbanding lurus dengan kualitas penerjemahan yang anjlok.
—
Ini bentuk kepedulian saya, dan yang saya yakini, rekan-rekan seperjuangan yang lain.
Sudah saatnya para eksekutif agensi penerjemah melibatkan kami, para penerjemah, dalam memikirkan jumlah upah dan waktu kerja yang sesuai. Jika Anda setuju, mohon dukung dengan menyebarkan artikel ini. Kami adalah penerjemah profesional dan ahli dalam bidang ini. Kami ingin dihargai di dunia yang kami cintai. Demi dunia hiburan yang lebih baik untuk semua khalayak tanah air. [rif]