Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Beranda Senggang Tokoh & Peristiwa

Catatan Seputar Burung Kalkun, dari Merajai Skena Kuliner Eropa Hingga Jadi Simbol Negara

:: Ananta Damarjati
28 April 2021
dalam Tokoh & Peristiwa
Catatan Seputar Burung Kalkun, dari Merajai Skena Kuliner Eropa Hingga Jadi Simbol Negara

Ilustrasi: Wikipedia.

Bagi ke FacebookCuit di TwitterBagikan ke Whatsapp

BARISAN.CO – Burung kalkun barangkali adalah hewan yang penamaannya teramat pelik di dunia. Mari kita simak pelahan-lahan: Di Inggris, burung ini diberi nama turkeys (yang artinya ‘burung dari Turki’). Tapi di Turki ia disebut hindi, yang secara makna sama dengan ketika di Prancis burung ini disebut d’inde (burung dari India)—Anehnya, di India sendiri kalkun dinamai peru (burung Peru).

Sementara itu bahasa Bulgaria menyebutnya misirka (burung Mesir). Penamaan yang berbeda juga berlaku di jazirah Arab yang menyebut kalkun sebagai deek roumi (ayam jantan Yunani), padahal di Yunani sendiri disebut gallopoula (burung Prancis).

Kita di Indonesia menyebutnya dengan mengambil ejaan bahasa Belanda kalkoen, yang punya arti ‘burung dari Kalkuta’—sebuah daerah di India. Selain yang sudah-sudah disebut, sebetulnya masih banyak penamaan yang amat beragam di tiap negara.

Pertanyaannya: dari mana sebetulnya asal-muasal burung bergelambir merah ini? Bukan di semua tempat yang disebut di atas: Meksiko.

BACAJUGA

Gereja, Natal, dan Toleransi Anies Baswedan

Gereja, Natal, dan Toleransi Anies Baswedan

16 Desember 2022
Nasib Arsip, Sejarah dan Budaya di Era Metaverse

Nasib Arsip, Sejarah dan Budaya di Era Metaverse

6 Desember 2022

Ya, burung berwajah suram ini sejatinya merupakan endemik Negara Meksiko. Lebih tepatnya, burung kalkun juncto turki juncto india juncto peru juncto mesir juncto yunani juncto prancis ini banyak ditemui dan secara liar tersebar di Semenanjung Yukatan, sebuah tempat yang memisah Laut Karibia dari Teluk Meksiko.

Barangkali burung kalkun memang demikian punya daya tarik bagi banyak kebudayaan dunia. Mungkin karena daging kalkun cukup lezat. Beberapa literatur bahkan menyebut bahwa kalkun merupakan komoditas ekspor-impor sejak 500 tahun yang lalu.

Dalam buku Karen Davis berjudul More Than a Meal: Turkey in History, Myth, Ritual, and Reality, popularitas kalkun dapat dilacak setidak-tidaknya sejak abad ke-17. Disebut bahwa penduduk Inggris lah yang mengawali tradisi konsumsi kalkun untuk kepentingan hari raya.

Alkisah, pada mulanya orang Inggris sering mengimpor kalkun dari Turki (inilah alasan kenapa orang Inggris menyebut kalkun sebagai ‘turkey’). Namun saat kemudian orang Inggris mulai berbondong mengkolonisasi Amerika Utara, dan menemukan kalkun banyak tersebar di Meksiko, peta distribusi kalkun menjadi berubah.

Singkat cerita, orang Inggris tak lagi sering mengimpor kalkun dari Turki, alih-alih mengangkut langsung dari tanah koloni di Amerika Utara untuk dibawa ke tanah air. Yang unik adalah, meskipun diambil dari Meksiko, orang-orang Inggris tetap menyebut burung bergelambir merah ini dengan sebutan ‘turkey’. Padahal kalau menggunakan logika penamaan mereka, seharusnya mereka menyebutnya ‘mexico’.

Burung kalkun kemudian memainkan peran penting dalam dinamika budaya Renaisans di Inggris. Ia diternak di desa-desa, dijadikan subjek olahraga menembak oleh bangsawan kerajaan, dan disajikan di piring-piring dalam berbagai acara kerajaan dan ritus-ritus keagamaan.

Hal tersebut berujung pada mengakarnya tradisi mengkonsumsi daging kalkun sebagai penganan wajib pada hari raya. Di tanah air Inggris, daging kalkun biasanya dimasak pada hari Natal. Sementara di tanah koloni (Amerika Utara), kalkun lebih sering dikonsumsi—umumnya dipanggang—pada saat perayaan thanksgiving.

Tapi kalkun tak hanya populer sebagai skena kuliner. Di Amerika Serikat, bahkan burung kalkun sempat masuk dalam perdebatan terkait lambang negara. Itu terjadi tepat setelah Amerika Serikat merengkuh kemerdekaannya.

Pada hari ini, mungkin kita mengenal elang botak sebagai lambang negara Amerika Serikat. Namun pada mulanya, pemilihan elang botak itu tak lepas dari kritik.

Adalah Benjamin Franklin, yang menilai elang botak kurang merepresentasikan karakter bangsa Amerika Serikat.

Franklin menyadari bahwa elang botak adalah predator oportunis yang gemar mencuri mangsa dari predator lain. Ia mengatakan: “Saya berharap elang botak tidak terpilih menjadi lambang negara kita. Dia adalah burung dengan karakter moral yang buruk. Burung elang botak tidak mendapatkan penghidupannya dengan jujur.”

Franklin lalu membandingkan elang botak dengan kalkun. Menurutnya, burung kalkun jauh lebih terhormat, dan lebih mencerminkan keaslian (native) Amerika. “Selain itu, meskipun tampilan burung kalkun tampak sedikit konyol & tolol, dia adalah ‘burung keberanian’.”

Kalimat Franklin tersebut diketahui muncul dalam surat yang ia kirim kepada putrinya, Sarah. Meski tidak setuju, akan tetapi Franklin tidak pernah secara resmi menolak elang botak untuk dipilih sebagai simbol paling penting negeri Abang Sam.

Dan begitulah kalkun. Entah hal-hal ini penting untuk diketahui atau tidak, yang jelas burung yang tampak tolol ini punya latar sejarah cukup menarik. [dmr]

Topik: Benjamin FranklinBurung KalkunNatalSejarahThanksgiving
Ananta Damarjati

Ananta Damarjati

Warga negara Indonesia, tinggal di Jakarta

POS LAINNYA

Hari Kanker Sedunia
Tokoh & Peristiwa

4 Februari Hari Kanker Sedunia, Kemenkes Ingatkan Pentingnya Deteksi Dini

4 Februari 2023
Mengenal Abah Guru Sekumpul, Ulama Besar dari Kalimantan Selatan
Tokoh & Peristiwa

Mengenal Abah Guru Sekumpul, Ulama Besar dari Kalimantan Selatan

29 Januari 2023
Sejarah dan Makna Angpau dalam Perayaan Imlek
Tokoh & Peristiwa

Sejarah dan Makna Angpau dalam Perayaan Imlek

20 Januari 2023
Sepak Terjang Ketua Dewan Pers Ninik Rahayu, Pengganti Azyumardi Azra
Sosok

Sepak Terjang Ketua Dewan Pers Ninik Rahayu, Pengganti Azyumardi Azra

15 Januari 2023
Mengingat Tragedi Wasior Papua yang Termasuk dalam 12 Pelanggaran HAM Berat (10)
Tokoh & Peristiwa

Mengingat Tragedi Wasior Papua yang Termasuk dalam 12 Pelanggaran HAM Berat (10)

13 Januari 2023
Kisah Peristiwa Simpang KKA Aceh yang Masuk dalam 12 Pelanggaran HAM Berat (9)
Tokoh & Peristiwa

Kisah Peristiwa Simpang KKA Aceh yang Masuk dalam 12 Pelanggaran HAM Berat (9)

13 Januari 2023
Lainnya
Selanjutnya
PD Dharma Jaya Ajak Jakpreneur Binaan Dinas Parekraf Jadi Mitra Bisnis

PD Dharma Jaya Ajak Jakpreneur Binaan Dinas Parekraf Jadi Mitra Bisnis

Ajian Melepas Jerat Middle Income Trap

Ajian Melepas Jerat Middle Income Trap

Diskusi tentang post ini

TRANSLATE

TERBARU

Abad Kedua Nahdlatul Ulama

Gus Yahya: Selamat Datang di Abad Kedua Nahdlatul Ulama

7 Februari 2023
Ekonom: Indonesia Tidak Memiliki Rencana Industrialisasi yang Baik

Kurang Berkualitasnya Pertumbuhan Ekonomi Menurut Ekonom Awalil

7 Februari 2023
Gempa Magnitudo 5,2 Guncang Bayah Banten Terasa Hingga Jakarta, Ini Tindakan Perlu Dilakukan Saat Terjadi Gempa

Gempa Magnitudo 5,2 Guncang Bayah Banten Terasa Hingga Jakarta, Ini Tindakan Perlu Dilakukan Saat Terjadi Gempa

7 Februari 2023
Agar Tak Sial, Gen Z Perlu Tumbuhkan Literasi Finansial

Agar Tak Sial, Gen Z Perlu Tumbuhkan Literasi Finansial

7 Februari 2023
Jadwal Lengkap Resepsi Puncak 1 Abad NU dan Link Live Streaming 24 Jam Nonstop

Jadwal Lengkap Resepsi Puncak 1 Abad NU dan Link Live Streaming 24 Jam Nonstop

6 Februari 2023
gus miftah lulus cum laude

Gus Miftah Lulus Cum Laude, Ujian Skripsi di Unissula

6 Februari 2023
Komunitas Indie Bersatu Galar Pentas Musik Peringati Valentine, Simak Jadwalnya

Komunitas Indie Bersatu Galar Pentas Musik Peringati Valentine, Simak Jadwalnya

6 Februari 2023

SOROTAN

George Orwell, KTP dan Indonesia
Opini

George Orwell, KTP dan Indonesia

:: Yayat R Cipasang
6 Februari 2023

SANGAT mengejutkan ketika saya menyimak analis politik Rocky Gerung menanggapi keharusan konsumen membeli solar, minyak curah dan gas melon menyertakan...

Selengkapnya
Minyak Kita atau Minyak Ente?

Minyak Kita atau Minyak Ente?

5 Februari 2023
Dahulu Aku Anggota HMI, Kini Berupaya Hidup Pantas Sebagai Alumni HMI

Dahulu Aku Anggota HMI, Kini Berupaya Hidup Pantas Sebagai Alumni HMI

5 Februari 2023
Junta Militer

Dua Tahun Myanmar di Bawah Junta Militer, Lebih dari 2.900 Warga Sipil Tewas

5 Februari 2023
Rohingya

Eksodus Jutaan Rakyat Myanmar & Kekacauan Negeri Pagoda Emas yang Belum Selesai

5 Februari 2023
Opium Myanmar

Ekonomi Terpuruk, Rakyat Myanmar Berbondong Tanam Opium

5 Februari 2023
  • Tentang Kami
  • Kontak
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
  • Indeks Artikel

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang

Tak ada hasil
Lihat semua hasil
  • Terkini
  • Senggang
  • Fokus
  • Opini
  • Kolom
    • Esai
    • Analisis Awalil Rizky
    • Pojok Bahasa & Filsafat
    • Perspektif Adib Achmadi
    • Kisah Umi Ety
    • Mata Budaya
  • Risalah
  • Sastra
  • Khazanah
  • Sorotan Redaksi
  • Katanya VS Faktanya
  • Video

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang