Scroll untuk baca artikel
Kontemplasi

Covid-19: Bersuci

Redaksi
×

Covid-19: Bersuci

Sebarkan artikel ini

Dalam jagat Jawa tradisional terdapat hubungan harmoni antara alam, manusia, dan Tuhan. Dengan catatan, Tuhan di sini adalah roh adikodrati, kekuatan yang berkuasa atas diri manusia dan alam. Ketiganya terjalin interaksi yang menyatu akrab.

Lagi-lagi dulu, karena saya hidup di perkampungan desa yang masih sangat udik, saya masih mengalami kehidupan masyarakat yang selaras dengan irama alam. Masyarakat yang seirama dengan siang dan malam, musim hujan dan musim kering, saat menanam dan kemudian memanen.

Masyarakat memahami benar adanya kekuatan alam seperti sinar matahari, hujan, angin, dan hama. Berasa sekali, ada keteraturan dan kesatuan manusia dengan alam.

Waktu itu, saya masih menyaksikan, saat penanaman padi dikerjakan secara gotong royong. Saling kerja sama sosial. Pun saat memanen. Di antara itu, antara musim tanam dan musim panen, ada acara slametan, yakni ritus doa, plus makan, bersama dalam rangka memperoleh keselamatan dari amukan alam. Atau lebih tepatnya, membangun hubungan intim dengan alam beserta kekuatan yang hadir di baliknya.

Orang Jawa, sepemahaman saya hari ini, meyakini falsafah bahwa alam merupakan ungkapan kekuasaan Tuhan. Bahwa kehidupan, benda-benda, dan peristiwa-peristiwa di dunia ini adalah suatu kesatuan yang terkoordinasi dan teratur, suatu kesatuan eksistensi di mana setiap gejala material dan spiritual, mempunyai arti yang jauh melebihi apa yang nampak.

Tersebut pula secara gamblang di kitab suci Islam, “Ke mana saja kamu menghadap wajah, di sanalah Allah ada.” (Al-Baqarah: 115).

Singkatnya, kini kita semestinya tidak perlu risau dengan virus korona, karena ada Tuhan di balik ini semua. Caranya: bersuci. Ya, teruslah bersuci, lantaran tiada yang tersentuh kalam-Nya, “selain mereka yang suci.

Dan, yang tersentuh kalam-Nya, berarti terlindungi oleh kekuatan yang hadir di balik kosmos, benda-benda, hayawan, peristiwa, yang material, yang immaterial.

Sehingga, hidup di atas kecanggihan digital, akan tetap selaras dengan alam, sesama, dan Tuhan. “Dia sangat tahu segala yang masuk ke bumi dan yang keluar darinya. Ia tahu juga yang turun dari langit dan yang naik ke langit. Dia bersamamu di mana pun kamu berada.” [Luk]