Berani tampil beda, Pramono Anung jawab tantangan pemuda Jakarta dalam diskusi hangat soal pendidikan dan pekerjaan.
BARISAN.CO – Di tengah hiruk-pikuk Kota Jakarta, NR Coffee Premium di Condet, Jakarta Timur, menjadi tempat berkumpul yang istimewa pada, Rabu (30/10/2024). Suasana hangat dan penuh antusiasme, calon gubernur Jakarta nomor urut 3, Pramono Anung, duduk berdiskusi acara Muda Bertanya bersama sejumlah pemuda lintas profesi, agama, dan organisasi.
Kegiatan bertajuk “Muda Bertanya?” ini mengusung diskusi edisi khusus dengan Organisasi Pemuda Islam Jakarta, tempat Pramono berkesempatan untuk menyerap suara, harapan, dan kegelisahan generasi muda Jakarta secara langsung.
Pada acara Muda Bertanya ini, Pramono disambut oleh Gerakan Muda Pramono-Rano (GEMAPRO), komunitas yang didirikan oleh kalangan pemuda untuk menyatukan energi dan aspirasi mereka dalam memenangkan pasangan Pramono Anung-Rano Karno dalam Pilkada Jakarta yang akan digelar pada 27 November 2024.
GEMAPRO bertujuan menjembatani komunikasi antara pasangan calon dan pemuda dengan harapan besar terhadap pemimpin yang peka terhadap isu-isu nyata yang dihadapi oleh mereka, khususnya dalam aspek pendidikan dan penciptaan lapangan kerja.
Malam itu, dalam lingkaran diskusi yang intim, Pramono mendengarkan satu per satu unek-unek dari para pemuda yang hadir. Ia berbicara tentang pentingnya peran pemuda dalam mewujudkan masa depan yang lebih baik bagi Jakarta, sembari menanggapi berbagai kekhawatiran yang disampaikan.
“Saya memahami betul apa yang menjadi kendala dan keresahan para pemuda, khususnya yang tergabung dalam organisasi Islam,” ungkap Pramono.
Lebih lanjut ia mengatakan, terutama kalangan Gen Z dan Milenial yang menghadapi perubahan cepat serta tantangan kompleks di Jakarta.”
500.000 Lapangan Kerja dan Komitmen ke Depan
Saat sesi tanya-jawab yang berlangsung hampir satu jam, Pramono menyoroti kebutuhan lapangan pekerjaan yang mendesak di Jakarta. Pramono mengungkapkan bahwa langkah pertama yang akan ia dan Rano lakukan jika terpilih adalah membuka 500.000 lapangan kerja yang adil dan inklusif.
“Kami ingin setiap pemuda Jakarta, tanpa terkecuali, mendapat kesempatan untuk berkembang dan mandiri, termasuk dengan mendukung fasilitas berbasis masjid sebagai tempat pemberdayaan, mulai dari akses Wi-Fi gratis hingga UMKM bagi para pemuda Islam,” jelas Pramono.
Gagasan ini mendapat respons positif dari para pemuda yang hadir, terutama dalam mendukung ide menciptakan pusat aktivitas di lingkungan masjid.
Bagi Pramono, masjid bukan hanya tempat ibadah, melainkan titik kumpul strategis bagi pemuda untuk beraktivitas produktif, termasuk sebagai tempat lahirnya inisiatif kewirausahaan berbasis komunitas.