Scroll untuk baca artikel
Ekonomi

Dompet Digital dan Bank Digital, Apakah Saling Berkontestasi?

Redaksi
×

Dompet Digital dan Bank Digital, Apakah Saling Berkontestasi?

Sebarkan artikel ini

BARISAN.CO – Teknologi kini semakin canggih, dan dompet digital hadir dengan kemudahan transaksi keuangan bagi penggunanya. Belakangan, aplikasi bank digital muncul dengan fitur yang tak kalah canggih dari dompet digital.

Tampak kentara dari keduanya menawarkan biaya rendah dalam pembayaran, transfer, hingga top up.

Karena itu, dalam urusan biaya, baik bank digital maupun dompet digital tak jauh beda.

Ambil contoh, Dana, dompet digital yang menawarkan layanan kompetitif, seperti menggratiskan biaya administrasi kirim uang ke bank hingga 10 kali setiap bulan.

Jika melebihi batas itu maka akan dikenakan biaya sebesar Rp4.500. Pun, beberapa dompet digital lain juga menawarkan gratis biaya administrasi transaksi cash-out untuk promo mereka.

Baik dompet digital maupun bank digital menawarkan biaya yang kompetitif. Dilihat dari penawaran biaya administrasi, maka menarik untuk membandingkan keduanya.

Dompet Digital VS Bank Digital

Berdasarkan hasil riset Kontan, secara umum, saat ini, bank digital banyak yang menawarkan gratis biaya transfer ke bank rata-rata hingga 25 kali transfer. Barulah setelahnya dikenakan biaya transfer Rp6.500. Sedangkan untuk dompet digital rata-rata mengenakan biaya administrasi transfer ke bank sekitar Rp1.500 hingga Rp2.500.

Sementara untuk biaya top up, bank digital mengenakan biaya Rp6.500, sedangkan dompet digital hanya Rp500 hingga Rp1.500. Tak kalah menggiurkan, bank digital banyak yang menawarkan bebas biaya administrasi dan bunga tinggi. Adapun, dompet digital sering kali memberikan cashback belanja.

Dompet digital bahkan sekarang sudah menyediakan layanan penarikan tunai saldo di ATM. Contohnya adalah OVO yang menyediakan fasilitas penarikan tunai saldo di ATM BCA dengan beban biaya administrasi per transaksi Rp 5.000.

Tak hanya itu, pengguna dompet digital kini dapat dengan mudah melakukan top up saldo dengan beragam cara. Baik OVO, Gopay, Shopeepay maupun beberapa dompet digital lainnya dapat melakukan top up lewat ATM, mobile banking, atau top up di beberapa mitra, seperti Indomaret, Alfamart, Mitra Bukalapak, Pos Indonesia dan yang lainnya dengan beban biaya administrasi rata-rata di kisaran antara Rp500 hingga Rp1.500 per transaksi.

Bahkan, khusus OVO kini juga telah melakukan terobosan baru, yakni meluncurkan kartu debit digital. Kartu tersebut bisa dilakukan di aplikasi OVO dengan biaya administrasi 2% dari pembelanjaan.

Walhasil, kemunculan bank digital sejatinya tak lantas menggantikan peran dompet digital. Malah, kehadiran bank digital dapat mendorong dompet digital untuk bisa berkolaborasi dengan perbankan. Sebab, keduanya dapat saling melengkapi antar satu sama lain. 

Buktinya, Bank Jago menjadi bank digital yang sudah memulai integrasi layanan dengan dompet digital, Gopay. Dengan integrasi tersebut, membuka rekening Bank Jago dapat melalui aplikasi Gojek.

Sementara pengguna Gopay dan Bank Jago juga dapat menikmati bebas biaya top up antar Bank Jago dan Gopay. Jadi, akankah dompet digital dan bank digital saling berkontestasi atau malah berkolaborasi? [dmr]