Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Beranda Opini

Dromologi dan Media Sosial

:: Opini Barisan.co
2 April 2021
dalam Opini
Dromologi dan Media Sosial

Ilustrasi: pixabay.

Bagi ke FacebookCuit di TwitterBagikan ke Whatsapp
Oleh: Beta Wijaya

Paul Virilio (1932-2018), seorang filsuf kelahiran Paris, suatu kali menjelaskan sebuah gejala dunia yang ia sebut dalam istilah ‘dromologi’. Gejala yang dimaksud Virilio adalah gejala instan. Jadi gampang-gampanganya, dromologi adalah tentang segalanya yang instan-instan.

Menurut teori Virilio, dromologi adalah tuntutan kecepatan atau segala sesuatu yang menawarkan nilai yang sifatnya seketika. Gejala ini tentu saja penting didedah. Apalagi itu sesuai dengan kecenderungan yang terjadi pada hari-hari sekarang.

Virilio melihat ada yang salah dari gejala serba cepat itu. Ia misalnya pernah mengatakan, “How can we live is there is no more here and everything is now”.

Ungkapan itu memang terdengar berbelit-belit dan lumayan alot dicerna apa maksudnya. Tapi kita tetap bisa menebak-nebak kegelisahaan Virilio. Mungkin baginya, ketika segalanya bergerak terlalu cepat, ruang dan waktu rasa-rasanya tidak lagi bisa dinikmati.

BACAJUGA

Mahasiswa President University

Mahasiswa President University Gelar Treasure Workshop, Tingkatkan Skill Siswa di Industri Kreatif

11 Mei 2023
Dahsyatnya Media Sosial yang Turut Berperan Tumbangkan Perbankan di AS

Dahsyatnya Media Sosial yang Turut Berperan Tumbangkan Perbankan di AS

10 Mei 2023

Selain ruang dan waktu, kemungkinkan besar Virilio juga bermasalah dengan konsep jarak yang semakin non-distingtif. Hari ini, tidak ada lagi jarak yang mengikat seseorang. Dunia seakan tak punya lagi hambatan bagi manusia untuk saling terhubung ‘sekarang’ dan ‘di sini’, atau absolute presentness kalau meminjam bahasa sosiolog Karl Mannheim.

Tentu media sosial menjadi subjek penting dalam pembahasan dromologi. Mengingat, media sosial tidak terpaut ruang dan waktu, juga media sosial ini sifatnya cepat terpublikasi. Ketika seseorang mengunggah konten pada akun media sosialnya, maka secara realtime saat itu juga seluruh belahan dunia mampu mengaksesnya.

Pada tahun 2021 separuh lebih penduduk bumi—atau setara dengan 4,2 miliar manusia—telah mempunyai media sosial. Dan ada sejumlah 5,22 miliar manusia yang memiliki gawai. Mengacu dengan populasi manusia saat ini yaitu sekitar 7,8 miliar orang, itu menunjukkan 66% manusia memiliki ponsel dan 54% dari total populasi umat manusia terhubung di media sosial.

Apa artinya itu semua? Artinya, ada lebih dari separuh penduduk bumi yang hidupnya serba grusa-grusu.

Inilah barangkali mengapa kita perlu untuk memahami dromologi lebih jauh. Lebih-lebih, selalu ada konsekuensi atas pilihan cara manusia membangun peradabannya. Dengan begitu maka kehidupan grusa-grusu jelas membawa akibat yang perlu diantisipasi.

Akibat Dromologi: Piknolepsi

Dalam kaitannya dengan perkembangan peradaban manusia, tentu fenomena dromologi tidak terjadi begitu saja. Virilio membagi dromologi ke dalam 3 tahapan. Pertama, di awal modernisme, ketika ada semacam perlombaan mencipta alat-alat inovatif. Kedua, di akhir modernisme, di mana manusia telah berubah kultur menjadi manusia yang konsumtif. Ketiga, di masa post-modernisme, di mana manusia menuntut kecepatan dalam segala aspek penunjang kehidupannya.

Ketiga tahapan itu barangkali dapat dibaca sebagai fase yang saling memengaruhi. Fase pertama mengakibatkan terjadinya fase kedua dan fase kedua mengakibatkan fase ketiga. Hukum urutan yang sama juga berlaku pada fase ketiga menuju fase selanjutnya.

Apa fase selanjutnya setelah fase ketiga? Jelas bahwa ada akibat dari dunia yang terus berlari. Dalam bahasa Virilio, setiap tercipta sebuah inovasi tercipta pula sebuah kecelakaan. Sebagai contoh, ketika manusia menciptakan sepeda motor, maka saat itu pula kecelakaan-kecelakaan sepeda motorpun secara otomatis tercipta.

Jadi, segala sesuatu yang diciptakan akan berisiko mencelakakan. Segalanya akan bertambah buruk jika penggunaan ciptaan itu tidak disertai dengan pemahaman tentang nilai-nilai kemanusiaan.

Dalam dunia dromologi Virilio, apabila manusia tidak membatasi diri atas tuntutan memperoleh kecepatan dari segala hal, ditambah bila manusia juga melupakan nilai-nilai humanismenya, maka hanya akan timbul ‘piknolepsi’ (atau mungkin bisa diterjemahkan secara sembarangan menjadi ‘kejang peradaban’).

Dalam kaitannya dengan penggunaan media sosial, barangkali hoaks adalah termasuk piknolepsi atau kejang peradaban yang dimaksud oleh Virilio itu. Hoaks adalah piknolepsi yang mencelakakan kita semua. Hoaks bertebaran di mana-mana, menumbulkan kegaduhan, dan tidak membawa keuntungan apapun kecuali terhadap segelintir orang jahat.

Hoaks mungkin sudah merupakan piknolepsi yang sulit dihindari. Kita terbukti jarang mampu mengkontrol jari-jemari secara bijak. Ketika mendapatkan berita yang bersifat kontroversial, kita sering terjebak atau terprovokasi untuk menyebar-luaskan berita yang sebenarnya tidak jelas sumbernya itu.

Berbagai faktor menjadikan fenomena piknolepsi banyak ditemui di media-media sosial. Selain bahwa emosi kita sering kali kurang teratur saat membaca berita, ditambah perangai media-media online yang bersifat komersil juncto klikbait, sehingga menyebabkan hoaks tersebar bahkan oleh kita sendiri, rasa-rasanya kok dunia ini semakin celaka. []


Beta Wijaya, Staf Barisanco

Topik: DromologiMedia SosialPaul VirilioThe Social Dilemma
Opini Barisan.co

Opini Barisan.co

Media Opini Indonesia

POS LAINNYA

Pemilu Turki: Kemenangan Petahana, Kekalahan Lembaga Survei
Opini

Pemilu Turki: Kemenangan Petahana, Kekalahan Lembaga Survei

29 Mei 2023
Era Disrupsi, Pejabat dan Pengamat
Opini

Era Disrupsi, Pejabat dan Pengamat

29 Mei 2023
Profesor, Kompresor, Tangan Kiri Capres dan Netizen yang Usil
Opini

Profesor, Kompresor, Tangan Kiri Capres dan Netizen yang Usil

27 Mei 2023
PDIP Ngebet Bertemu Prabowo, Suara Ganjar Kritis?
Opini

PDIP Ngebet Bertemu Prabowo, Suara Ganjar Kritis?

25 Mei 2023
Terimakasih Gunung Agung!
Opini

Terimakasih Gunung Agung!

23 Mei 2023
Sukarno Punya Marhaenisme, Anies Punya Suwartoisme
Opini

Sukarno Punya Marhaenisme, Anies Punya Suwartoisme

22 Mei 2023
Lainnya
Selanjutnya
Cornelis de Houtman, Maluku, dan Konflik

Cornelis de Houtman, Maluku, dan Konflik

Kuntowijoyo

Merawat Pak Kunto

Diskusi tentang post ini

TRANSLATE

TERBARU

Pengurus DPW Jubir Milenial Anies Banten Resmi Dikukuhkan, Siap Menangkan Anies
Terkini

Pengurus DPW Jubir Milenial Anies Banten Resmi Dikukuhkan, Siap Menangkan Anies

:: Redaksi
29 Mei 2023

Relawan sejatinya bekerja tanpa bayaran dan mengedepankan keihlasan dalam berjuang memenangkan Anies Baswedan. BARISAN.CO - Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Jaringan...

Selengkapnya
Dipercepat! Mobil Listrik Bebas Bea Balik Nama dan Pajak Tahunan Mulai Tahun Ini

Dipercepat! Mobil Listrik Bebas Bea Balik Nama dan Pajak Tahunan Mulai Tahun Ini

29 Mei 2023
Pemilu Turki: Kemenangan Petahana, Kekalahan Lembaga Survei

Pemilu Turki: Kemenangan Petahana, Kekalahan Lembaga Survei

29 Mei 2023
Era Disrupsi, Pejabat dan Pengamat

Era Disrupsi, Pejabat dan Pengamat

29 Mei 2023
Izinkan Kembali Ekspor Pasir Laut, LaNyalla Ingatkan Presiden Jokowi

Izinkan Kembali Ekspor Pasir Laut, LaNyalla Ingatkan Presiden Jokowi

29 Mei 2023
pohon politik

Buah Viral Dari Pohon Politik

29 Mei 2023
Kontes Kecantikan

Akademisi Paramadina Soroti Caleg 2024, Artis dan Tokoh Publik Rasa “Kontes Kecantikan”

29 Mei 2023
Lainnya

SOROTAN

Pemilu Turki: Kemenangan Petahana, Kekalahan Lembaga Survei
Opini

Pemilu Turki: Kemenangan Petahana, Kekalahan Lembaga Survei

:: Yayat R Cipasang
29 Mei 2023

JUDUL di atas adalah bentuk dari sinisme yang akut. Ternyata, tidak hanya di Indonesia lembaga survei memiliki penyakit akut melainkan...

Selengkapnya
Era Disrupsi, Pejabat dan Pengamat

Era Disrupsi, Pejabat dan Pengamat

29 Mei 2023
Profesor, Kompresor, Tangan Kiri Capres dan Netizen yang Usil

Profesor, Kompresor, Tangan Kiri Capres dan Netizen yang Usil

27 Mei 2023
PDIP Ngebet Bertemu Prabowo, Suara Ganjar Kritis?

PDIP Ngebet Bertemu Prabowo, Suara Ganjar Kritis?

25 Mei 2023
Terimakasih Gunung Agung!

Terimakasih Gunung Agung!

23 Mei 2023
Sukarno Punya Marhaenisme, Anies Punya Suwartoisme

Sukarno Punya Marhaenisme, Anies Punya Suwartoisme

22 Mei 2023
  • Tentang Kami
  • Kontak
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
  • Indeks Artikel

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang

Tak ada hasil
Lihat semua hasil
  • Terkini
  • Senggang
  • Fokus
  • Opini
  • Kolom
    • Esai
    • Analisis Awalil Rizky
    • Pojok Bahasa & Filsafat
    • Perspektif Adib Achmadi
    • Kisah Umi Ety
    • Mata Budaya
  • Risalah
  • Sastra
  • Khazanah
  • Sorotan Redaksi
  • Katanya VS Faktanya
  • Video

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang