Saya sendiri merasa mules ketika dia mulai ‘pamer’ paparan yang hanya angka-angka (biasanya dalam bentuk excel). Tapi Mas Awalil tidak. Dia menelusuri angka seperti anak kecil bermain dan ketagihan game.
Selalu tampak ada kenikmatan ketika ia mulai berselancar dalam data. Layaknya game, mungkin setiap level yang dimenangkan selalu menantang untuk naik level berikutnya. Itu yang menurut saya dia selalu menemukan bahan tulisan yang tak ada habisnya. Mungkin cara kerja gila itu yang kawan-kawan memanggilnya profesor.
Tapi bukan sisi itu cerita penting yang ingin saya bagikan sejauh menemani hari demi hari sama beliau. Sisi sisi humanistik dari Mas Awalil jauh lebih penting dan berharga untuk saya sampaikan, setidaknya untuk diri saya sendiri.
Pertama, dalam banyak kesempatan ia menyebut dirinya sebagai ekonom pembelajar. Sebagai peminat ilmu ekonomi semua kegiatan yang dilakukan sebagai proses belajar. Tak ada perasaan sempurna dari ilmu yang dia peroleh dan karenanya pikirannya selalu terbuka untuk diuji dan dikoreksi.
Mas Awalil sering mengoreksi kebijakan pemerintah dengan bahasa yang cukup santun dan rendah hati. Hal ini karena dimungkinkan memang ada yang kurang tepat dari koreksi yang disampaikan.
Sebagai pembelajar, dia belajar bukan untuk dirinya sendiri. Dia sangat menginginkan apa yang dia dapatkan bisa dinikmati orang lain. Pengetahuannya dibagikan lewat ratusan kuliah ekonomi secara gratis. Bahkan tak hanya kuliah, buku dan makalah bikinannya dibagikan gratis lewat dunia maya.
Tak sampai disitu, Mas Awalil juga menuliskan link dari mana bermacam data itu didapatkan. Dia tak ingin pintar sendirian dan dia mengajak siapa saja untuk bersama menjadi pembelajar.
Suatu saat dia pernah diingatkan koleganya, mengapa bahan dan data yang begitu susah didapatkan disebar begitu saja. Bagi Mas Awalil ilmu itu milik siapa saja yang mau belajar. Semua pengetahuan yang didapatkan didedikasikan buat para pembelajar ekonomi. Saat ini sudah disiapkan 4-5 buku yang semuanya akan bisa dinikmati siapa saja secara cuma cuma lewat dunia maya.
Kedua, menurut Mas Awalil orang harus memiliki beberapa keahlian sekaligus. Ahli dalam arti menguasai betul pada bidang tertentu secara mendetail. Mas Awalil memilih ekonomi sebagai satu keahlian yang dikuasai.
Jika menengok ke belakang, terutama yang pernah berkancah di organisasi bersamanya, background Mas Awalil adalah seorang aktivis yang berpikir generalis. Dulu, dia dikenal sebagai mentor atau suhu pada banyak pengetahuan yang luas, mulai filsafat, idelogi, sosiologi dan sejarah. Sekarang boleh dibilang dia menukik pada persoalan yang teknis dan detail.