Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Beranda Opini

Mencari Pemimpin Terbaik Untuk 2024

:: Opini Barisan.co
10 Juni 2021
dalam Opini
Mencari Pemimpin Terbaik Untuk 2024

ILustrasi: Liputan6.com/Johan Tallo.

Bagi ke FacebookCuit di TwitterBagikan ke Whatsapp
Oleh: Tony Rosyid

Ada tiga preferensi pemilih. Pertama, preferensi rasional. Mereka memilih menggunakan otaknya. Melakukan telaah terhadap track record calon. Lihat dulu integritasnya, kapasitasnya, prestasinya, baru menentukan pilihan.

Kedua, preferensi sosiologis. Memilih calon berdasarkan identitas kelompok. Karena sesama etnis, sama organisasinya, berasal dari satu daerah, dan lain-lain. Gak peduli track record-nya, yang penting orang awak, ya dipilih.

Ketiga, preferensi psikologis. Modal senyum, suka pakai kaos oblong, foto bersama pemulung, bergaya ndeso, deketi tuna wisma, ini semua memengaruhi psikologi pemilih. Gak peduli si calon itu punya kasus korupsi, gak punya prestasi, yang penting senyumnya renyah. Pilih!

Masyarakat Indonesia paling mudah disentuh hatinya. Gampang iba dan hilang rasionalitasnya. Lihat orang didzalimi, iba. Padahal, kadang kala itu setingan. By design.

BACAJUGA

jakarta kota yang nyaman

Cerita Orang Jepang: Jakarta Kota yang Nyaman

14 Agustus 2022
koalisi gerindra pkb

Koalisi Gerindra-PKB, Prabowo: Gus Imin Orator Luar Biasa

13 Agustus 2022

Pemilih karena faktor psikologis ini jumlahnya mayoritas. Sadar akan fakta politik ini, banyak politisi kemudian menebar pencitraan. Buat atraksi yang bisa menarik hati rakyat. Lakukan survei untuk mengetahui sikap dan performance apa saja yang disukai serta mampu menyentuh hati pemilih. Termasuk cara berpakaian, gembel mana yang perlu didatangi, dan lain-lain. Inilah atraksi politik yang selama ini dianggap mampu menghipnotis pemilih.

Selama faktor emosional mendominasi cara rakyat memilih, maka politik akan diwarnai oleh panggung triatikal. Para calon akan bermain watak dan melakukan akrobat politik untuk menipu pemilih. Akibatnya, dunia politik akan menjadi panggung sandiwara yang penuh kebohongan. Hasilnya, elite politik yang terpilih adalah tokoh bohong-bohongan. Prestasi nol, modalnya cuma pencitraan.

Dan faktanya, banyak pemimpin dan elite politik yang terpilih adalah para pemain sirkus yang sebenarnya tidak mengerti banyak hal tentang bagaimana mengelola negara. Tidak tahu problem negara, apalagi menyelesaikannya. Inilah potret negara yang didominasi oleh para politisi minus negarawan.

Kalau akhir-akhir ini anda sering kali muak dengan banyaknya politisi tak bermutu, itu karena demokrasi kita adalah demokrasi akrobatik. Meminjam istilahnya Tamsil Linrung, ini akibat rakyat telah dibuai oleh kemunafikan demokrasi. Dampaknya, banyak kebijakan dan produk hukum lahir dari akrobat politik.

Keadaan semacam ini tentu memprihatinkan. Saatnya insaf nasional. Penting untuk melakukan revolusi cara memilih. Caranya? Mengedukasi pemilih untuk menggunakan rasionalitasnya dalam menentukan setiap pilihan, baik di pilkada, pileg maupun pilpres.

Seorang calon pemimpin, atau pejabat apapun di tingkat elite, mulai DPR, kepala daerah hingga presiden, mesti dipilih berdasarkan track record. Ini prinsip dan harga mati, jika kita memang ingin punya pemimpin negarawan yang bekerja untuk rakyat, bukan untuk pribadi, kelompok, atau partainya.

Pertama yang perlu diperhatikan adalah integritas calon pemimpin. Punya kasus hukum tidak? Terutama terkait dengan masalah korupsi. Kalau namanya pernah disebut oleh terdakwa di persidangan, ini orang tidak layak dipilih jadi pemimpin. Apalagi kalau pernah terima uang korupsi, meski telah dikembalikan.

Kedua, perhatikan kapasitasnya. Ini bisa dilihat dari prestasinya. Pernah menjabat apa, dan apa yang telah diperbuat ketika menjabat. Apa saja penghargaan yang pernah diperoleh.

Jadi kepala daerah misalnya, tapi gak ada prestasi, minim penghargaan, ya gak layak dipilih. Jadi pimimpin ormas, atau partai, kalau gak kelihatan prestasinya, jangan dipilih. Masukin keranjang sampah! Lalu, lupakan.

Ketiga, lihat komitmennya. Komitmen terhadap janjinya, ditepati atau dikhianati. Konsistensinya antara kata dan kerja perlu juga dinilai. Bagaimana juga komitmennya terhadap harapan dan kebutuhan rakyat.

Mulai saat ini, para tokoh masyarakat, pimpinan ormas, akademisi, intelektual, aktivis, agamawan, harus mulai mengampanyekan cara memilih pemimpin yang benar. Memilih dengan otak, bukan dengan perasaan.

Di antara cara yang efektif adalah dengan membanding-bandingkan calon pemimpin dari aspek integritas, komitmen dan prestasinya. Khususnya untuk calon pemimpin 2024, baik pilpres maupun pilkada. Rakyat harus juga mulai didorong untuk menolak praktik-praktik pencitraan yang dilakukan para kandidat itu.

Tagline-nya: Prestasi Yes! Pencitraan No! Ini harus terus dikampanyekan, supaya pemilih semakin rasional dan tidak dibodoh-bodohin. Tidak terus dibohongin. Semakin banyak pemilih rasional, maka semakin besar peluang Indonesia mendapatkan pemimpin yang berkualitas. Seorang pemimpin yang ideal. Dan ini butuh peran dan kerja keras semua elemen bangsa.

Dari sementara nama kandidat yang muncul untuk pilpres 2024, yaitu Anies Baswedan, Prabowo, Ganjar Pranowo, Sandiaga Uno, Ridwan Kamil, Khofifah Indra Parawansa, Agus Harmukti Yudhoyono, Taj Yasin, Edy Rahmayadi, Ahmad Heriawan, Gatot Nurmantyo, La Nyala Mattaliti, Puan Maharani, Budi Gunawan, Tito Karnavian, dan lain-lain, silahkan dilihat track record masing-masing. Perhatikan baik-baik dengan otakmu, bukan dengan perasaanmu. []

Jakarta, 10 Juni 2021


*Tony Rosyid, Pengamat Politik dan Pemerhati Bangsa

Topik: Anies BaswedanGanjar PranowoPemilu 2024Pilpres 2024Prabowo Subianto
Opini Barisan.co

Opini Barisan.co

Media Opini Indonesia

POS LAINNYA

Lima Prinsip Relawan ANIES
Opini

Lima Prinsip Relawan ANIES

14 Agustus 2022
Filosofi Pohon
Opini

Filosofi Pohon

11 Agustus 2022
Kaum Khawarij Modern
Opini

Potret Keberagamaan yang Ekslusif Kaum Khawarij Modern

9 Agustus 2022
Saat Anies Baswedan Meneladani Karakter dan Ajaran Tuhan Yesus Kristus
Opini

Saat Anies Baswedan Meneladani Karakter dan Ajaran Tuhan Yesus Kristus

15 Juli 2022
Diamnya Anies Menghadapi Fitnah, Tanda Kekuatan Seorang Muslim
Opini

Diamnya Anies Menghadapi Fitnah, Tanda Kekuatan Seorang Muslim

12 Juli 2022
Catatan Kelucuan di Negeri +62
Opini

Catatan Kelucuan di Negeri +62

12 Juli 2022
Lainnya
Selanjutnya
Namanya Suzy Eshkuntana, Ia Masih Anak & Perang Merenggut Kehidupannya

Namanya Suzy Eshkuntana, Ia Masih Anak & Perang Merenggut Kehidupannya

Pembacaan Gugatan Warga Terhadap Polusi Udara Jakarta Ditunda 2 Pekan, Lagi

Pembacaan Gugatan Warga Terhadap Polusi Udara Jakarta Ditunda 2 Pekan, Lagi

Diskusi tentang post ini

TRANSLATE

TERBARU

Ilham Habibie Beberkan 3 Teknologi yang Paling Dibutuhkan Indonesia

Ilham Habibie Beberkan 3 Teknologi yang Paling Dibutuhkan Indonesia

14 Agustus 2022
Lima Prinsip Relawan ANIES

Lima Prinsip Relawan ANIES

14 Agustus 2022
Demokrasi atau Democrazy, Kasus Indonesia dan Amerika

Demokrasi atau Democrazy, Kasus Indonesia dan Amerika

14 Agustus 2022
jakarta kota yang nyaman

Cerita Orang Jepang: Jakarta Kota yang Nyaman

14 Agustus 2022
potensi diri

6 Langkah Mengenali Potensi Diri, Saatnya Raih Kesuksesan

14 Agustus 2022
Assasin

Assasin – Cerpen Noerjoso

14 Agustus 2022
Salman Rushdie Selamat, Pelaku Didakwa Penyerangan dan Pembunuhan Berencana

Salman Rushdie Selamat, Pelaku Didakwa Penyerangan dan Pembunuhan Berencana

14 Agustus 2022

SOROTAN

Lima Prinsip Relawan ANIES
Opini

Lima Prinsip Relawan ANIES

:: Redaksi
14 Agustus 2022

Oleh: Laode Basir, Koordinator Relawan ANIES Satu simpul relawan yang makin aktif mendukung pencalonan Anies Baswedan sebagai Presiden menyebut dirinya...

Selengkapnya
Filosofi Pohon

Filosofi Pohon

11 Agustus 2022
Kaum Khawarij Modern

Potret Keberagamaan yang Ekslusif Kaum Khawarij Modern

9 Agustus 2022
Sejarah Penetapan Tahun Hijriah dan Arti Bulan-Bulan dalam Kalender Islam

Sejarah Penetapan Tahun Hijriah dan Arti Bulan-Bulan dalam Kalender Islam

1 Agustus 2022
satu abad chairil anwar

Satu Abad Chairil Anwar, Puisi dan Doa

26 Juli 2022
Film Invisible Hopes

Film Invisible Hopes Mengungkap Sisi Gelap Anak-Anak yang Lahir di Jeruji Penjara

23 Juli 2022
  • Tentang Kami
  • Kontak
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
  • Indeks Artikel

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang

Tak ada hasil
Lihat semua hasil
  • Terkini
  • Senggang
  • Fokus
  • Opini
  • Kolom
    • Esai
    • Analisis Awalil Rizky
    • Pojok Bahasa & Filsafat
    • Perspektif Adib Achmadi
    • Risalah
    • Kisah Umi Ety
    • Mata Budaya
  • Sastra
  • Khazanah
  • Katanya VS Faktanya
  • Video

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang