Scroll untuk baca artikel
Ekonomi

Ekonomi Indonesia Alami Kontraksi

Redaksi
×

Ekonomi Indonesia Alami Kontraksi

Sebarkan artikel ini

BARISAN.CO – Ekonomi Indonesia pada tahun 2020 tumbuh negatif atau terkontraksi sebesar 2,07% dibanding tahun 2019, menurut rilis Badan Pusat Statistik (BPS) pada Jumat (05/02/2021).

Besaran tersebut dihitung oleh BPS dari nilai Produk Domestik Bruto (PDB) tahun 2020 atas dasar harga konstan sebesar Rp10.722,4 triliun, yang lebih rendah dibanding nilainya pada tahun 2019 yang sebesar Rp10.949,0 triliun.

Secara sektoral, beberapa lapangan usaha mengalami kontraksi yang cukup dalam. Di antaranya adalah: Transportasi dan Pergudangan (-15,04%); Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum (-10,22%); Jasa Perusahaan sebesar (-5,44%); Jasa Lainnya (-4,10%).

Sebaliknya, beberapa lapangan usaha masih mengalami pertumbuhan positif. Di antaranya adalah: Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial (11,60%); Informasi dan Komunikasi (10,58%); Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang sebesar (4,94%); Real Estat (2,32%); dan Pertanian, Kehutanan dan Perikanan (1,75%).

Kontraksi ekonomi ini lebih buruk dari prakiraan resmi pemerintah. Pemerintah sempat optimis pada awal pandemi hingga pertengahan tahun, yang masih menargetkan pertumbuhan masih positif, meski diakui akan mendekati nol persen.

Setelah beberapa kali menurunkan, prakiraan resmi dalam Nota Keuangan dan APBN 2021 yang ditetapkan Oktober 2020, dipatok pada rentang -0,6% sampai -1,7%.

Dampak pandemi covid-19 memang tampak besar pada pertumbuhan ekonomi Indonesia. Akan tetapi perlu diketahui pula bahwa sebelumnya, laju pertumbuhan ekonomi Indonesia cenderung tertahan pada kisaran 5% sejak tahun 2013. Dan jika dilihat pertumbuhan triwulanan secara tahunan (y-o-y), perlambatan telah terjadi sepanjang tahun 2019.

Selain rincian menurut lapangan usaha, BPS juga menyajikan rincian menurut Pengeluaran. Dari sisi pengeluaran, semua komponen terkontraksi kecuali konsumsi pemerintah yang masih tumbuh positif (1,94%).

Kontraksi antara lain terjadi pada komponen berikut: Ekspor Barang dan Jasa (-7,70%), Pembentukan Modal Tetap Bruto (-4,95%), Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nonprofit yang Melayani Rumah Tangga (-4,29%), dan Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (-2,63).

Komponen Impor Barang dan Jasa, yang merupakan faktor pengurang dalam PDB menurut pengeluaran, mengalami kontraksi sebesar 14,71%.