Scroll untuk baca artikel
Blog

Gagal Kuliah di Teknik Mesin Gegara Buta Warna, Yanto Justru Sukses Jadi Ahli Hidrologi

Redaksi
×

Gagal Kuliah di Teknik Mesin Gegara Buta Warna, Yanto Justru Sukses Jadi Ahli Hidrologi

Sebarkan artikel ini

Meski tidak menyebabkan masalah kesehatan serius, buta warna dapat mencegah orang melakukan pekerjaan tertentu. Namun, seiring perkembangan zaman, kondisi ini dapat diatasi dengan kaca mata khusus

BARISAN.CO – Diperkirakan ada lebih dari 350 juta orang buta warna di dunia. Jumlah tersebut meningkat sekitar 1,05 persen setiap tahun sesuai dengan pertumbuhan penduduk.

Istilah kata buta warna bisa menyesatkan. Sebab, kebanyakan orang mengira, mereka hanya dapat melihat hitam dan putih.

Namun, menurut Colblindor 99 persen dari orang buta warna menderita buta warna merah-hijau. Sedangkan, penderita warna Monocromacy atau buta warna total amat sedikit, kemungkinan hanya 1 dari 33.000 orang.

Kondisi ini memengaruhi sekitar 1 dari 12 pria dan 1 dari 200 wanita. Ini terjadi akibat tidak adanya pigmen peka warna di sel kerucut retina, lapisan saraf di bagian belakang mata.

Di Asia, prevalensi sekitar 3,1 persen. Sedangkan khusus di Indonesia, dari 270 juta penduduknya, sekitar 4 persen atau 11 juta orang.

Sebagian besar masalah penglihatan warna terjadi karena faktor keturunan dan sudah ada sejak lahir. Mengutip Web MD, gen yang diwarisi orang tua menyebabkan fotopigmen yang salah, molekul yang mendeteksi warna dalam sel berbentuk kerucut di retina.

Salah satu yang mengalami karena faktor keturunan adalah Yanto, Ph.D., dosen hidrologi dari Universitas Jenderal Soedirman. Di tahun 1996, Yanto mengikuti tes UMPTN Teknik Mesin di Universitas Gajah Mada.

Saat itu, usianya 17 tahun, Yanto ditolak Teknik Mesin, namun pihak kampus memberikannya pilihan untuk masuk Teknik Elektro atau Teknik Sipil. Dia pun memilih Teknik Sipil hingga menjadikannya sebagai salah satu ahli hidrologi yang cukup beken di tanah air.

Hal itu memang sering terjadi. Karena, hampir separuh penderita tidak menyadari kondisinya tersebut.

Kepada Barisanco, Yanto mengaku, dia buta warna merah-hijau. Kondisi tersebut umumnya diturunkan melalui ibu pada kromoson X.

“Kalau hijau dan merah terlihat jelas. Cuma kalau gradasi yang lebih halus tidak terlihat, misal hijau sama orange sering tidak bisa membedakannya,” katanya pada Selasa (13/9/2022).

Bukan hanya Yanto, ternyata, beberapa tokoh dunia juga mengalaminya. Pendiri Facebook. Mark Zuckeberg buta warna merah-hijau. Isunya, Mark memilih warna biru untuk logo Facebook karena itu adalah warna paling kaya di matanya.

Selain itu, mantan Presiden Amerika Serikat, Bill Clinton, konon dikabarkan kesulitan membedakan antara merah dan hijau.

Meski tidak menyebabkan masalah kesehatan serius, penyakit ini dapat mencegah orang melakukan pekerjaan tertentu. Di Rumania, misalnya, mereka tidak diizinkan untuk mendapatkan SIM. Di Inggris, dapat mencegah orang menjadi dokter dan di AS tidak bisa mendapatkan lisensi pilot.