Scroll untuk baca artikel
Gaya Hidup

Gangguan Kepribadian Narsistik, Ini Gejala dan Penyebabnya

Redaksi
×

Gangguan Kepribadian Narsistik, Ini Gejala dan Penyebabnya

Sebarkan artikel ini

BARISAN.CONarcisstic personality disorder (gangguan kepribadian narsistik) merupakan kondisi mental seseorang yang memiliki kecenderungan butuh perhatian dan kekaguman yang berlebihan, bermasalah dalam menjalin hubungan, serta kurangnya rasa empati terhadap orang lain.

Ekstremnya kepercayaan diri membuat harga diri mereka terkenal rapuh terhadap kritik sekecil apa pun yang tertuju kepadanya.

Umumnya mereka merasa kecewa dan tidak bahagia apabila tidak mendapatkan bantuan atau pujian yang mereka anggap  seharusnya didapatkan.

Mengutip Medical News Today, gangguan kepribadian narsistik memengaruhi 6,2 persen populasi di seluruh dunia. Sebesar 7,7 persen merupakan laki-laki dan 4,7 persen lainnya perempuan.

Gejala Narsistik

Adapun gejalanya antara lain ialah:

  1. Mengingingkan perhatian serta kekaguman,
  2. Memiliki harga diri yang rentan rapuh dan kecewa ketika tidak ada yang mengaguminya,
  3. Perasaaan superioritas yang berlebihan,
  4. Melebih-lebihkan prestasi dan bakatnya. Termasuk juga bagi mereka yang memiliki kekayaan atau status VIP,
  5. Meremehkan pencapaian orang lain,
  6. Begitu menikmati kesusksesan, kekuatan, kecemerlangan, keindahan, atau cinta yang ideal,
  7. Percaya mereka unik dan menganggap hanya orang tertentu yang dapat memahaminya,
  8. Merasa berhak mengambil keuntungan dari orang lain,
  9. Tidak mampu mengindentifikasi perasaan atau kebutuhan orang lain,
  10. Arogan dan angkuh,
  11. Menebarkan pesonanya, namun dengan cepat menjadi jengkel atau marah,
  12. Berbicara tentang kekhawatirannya, namun enggan memedulikan kekhawatiran orang lain, dan
  13. Menunjukkan agresi ketika mendapat ancaman terhadap egonya.

Orang dengan gangguan kepribadian narsistik memiliki gejala yang samar yaitu ketika kecewa merasakan malu, terhina, dan hampa, enggan mencoba sesuatu karena takut kalah, dan sulit mempertahankan hubungan.

Mereka juga merasa terasing secara emosional saat terputus dari orang lain, serta curiga. Bahkan menarik diri dari lingkungan sosial dan kesulitan mengelola emosi.

Selain itu, meski memiliki prestasi yang baik, kinerja seorang narsistik akan terganggu saat menghadapi kekalahan atau kritik. Seorang narsistik juga mungkin mengalami depresi dan anoreksia.

Terdapat dua sub-tipe dari gangguan kepribadian narsistik yaitu menampilkan kebesaran, agresi, dan keberanian yang nyata (subtipe grandiose) dan hipersensitivitas dan membela diri (subtipe rentan).

Faktor genetik dan lingkungan memungkinkan berpengaruh menjadi penyebab gangguan kepribadian narsistik. Selama masa kanak-kanak juga mendapat pujian atau dimanja dengan berlebihan, memiliki ekspektasi tinggi, diabaikan, trauma, mengalami pelecehan, atau penolakan. Stres bahkan dapat memperburuk gejala gangguan kepribadian ini.

Orang dengan gangguan kepribadian narsistik juga mungkin menyalahgunakan obat-obatan atau alkohol, mengalami gangguan panik, gangguan kecemasan sosial, gangguan kecemasan umum, dan gangguan kepribadian lainnya.

Mereka berisiko tinggi memiliki masalah dalam hubungan, mengalami kesulitan di tempat kerja atau sekolah, dan berpikiran untuk bunuh diri.

Bagi Anda yang mencurigai seseorang menderita gangguan kepribadian narsistik dapat mencari bantuan dengan mengajaknya menemui psikoterapi untuk membantu meningkatkan empati dan kasih sayang. [rif]