Scroll untuk baca artikel
Blog

Hari Pendidikan Nasional, Ki Hadjar Dewantara dan Karyanya

Redaksi
×

Hari Pendidikan Nasional, Ki Hadjar Dewantara dan Karyanya

Sebarkan artikel ini

BARISAN.CO – Setiap tanggal 2 Mei diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional, lantas siapa dibalik Hari Pendidikan Nasional tersebut. Tokoh tersebut yakni Ki Hadjar Dewantara lahir di Yogyakarta pada tanggal 2 Mei 1889. Ia merupakan keturunan bangsawan, putra dari Soeryaningrat putra Paku Alam III. Maka ia mendapatkan gelar Raden Mas, nama lengkapnya yakni Raden Mas Soewardi Soeyaningrat.

Kelebihan Ki Hadjar Dewantara mampu menanggalkan gelar kebangsawanannya, dengan alasan ingin hidup merakyat. Setelah menerima pendidikan ala bangsawan, melalui melepas gelar kebagsawanan itu ia turut berjuang dan mengabdikan diri ke masyarakat.

Melalui pengabdian dan perjuangan itulah, pada tanggal 28 November 1956, Ki Hadjar Dewantara ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional. Selain ditetapkan sebagai pahlawan nasional, tanggal lahir Ki Hadjar Dewantara juga ditetapkan sebagai Hari Pendidikan Nasional yang ditetapkan pada tanggal 16 Desember 1959.

Ki Hadjar Dewantara meninggal pada tanggal 26 April 1959 di rumahnya Muhamuju Yogyakarta. Jenazahnya sempat dipindahkan pada tanggal 29 April di Pendopo Taman Siswa. Di Taman Siswa yang ia dirikan inilah, makam Ki Hadjar Dewantara sepenuhnya dikelola dan diserahkan kepada Majelis Luhur Taman Siswa. Pemindahan makamnya dari Taman Siswa ke Makam Wijaya Brata Yogyakarta, waktu ini dipimpin Panglima Kodam Diponegoro Kolonel Soeharto.

Pendidikan dan Karya

Sebagai keturunan bangsawan tentu Ki Hadjar Dewantara mendapatkan pendidikan yang layak pada waktu itu. Selain mendapatkan pendidikan formal di lingkungan istana Paku Alam, ia juga mendapatkan pendidikan formal di luar kraton.

Adapun pendidikan formal yang pernah ia tempuh yakni, ELS (Europeesche Legere School), merupakan Sekolah Dasar Belanda III, Kweek School, sekolah khusus guru di Yogyakarta dan STOVIA (School Tot Opvoeding Van Indische Artsen) yakni sekolah kedokteran yang berada di Jakarta, namun ia tak tamat karena sakit.

Selain mendapatkan pendidikan formal, lantas sebagai tokoh pendidikan ia juga memiliki karya-karya penting. Adapun karyanya yakni, pertama, Ki Hadjar Dewantara, buku bagian pertama: tentang Pendidikan Buku ini khusus membicarakan gagasan dan pemikirannya dalam bidang pendidikan di antaranya tentang hal ihwal Pendidikan Nasional. Tri Pusat Pendidikan, Pendidikan Kanak-Kanak, Pendidikan Sistem Pondok, Adab dan Etika, Pendidikan dan Kesusilaan.

Kedua, Buku bagian kedua: tentang Kebudayaan. Dalam buku ini memuat tulisan-tulisan mengenai kebudayaan dan kesenian di antaranya: Asosiasi Antara Barat dan Timur, Pembangunan Kebudayaan Nasional, Perkembangan Kebudayaan di Jaman Merdeka, Kebudayaan nasional, Kebudayaan Sifat Pribadi Bangsa, Kesenian Daerah dalam Persatuan Indonesia, Islam dan Kebudayaan, Ajaran Pancasila dan lain-lain.

Ketiga, buku bagian ketiga: tentang Politik dan Kemasyarakatan. Dalam buku ini memuat tulisan-tulisan mengenai politik antara tahun 1913-1922 yang menggegerkan dunia imperialis Belanda, dan tulisantulisan mengenai wanita, pemuda dan perjuangannya.

Keempat, buku bagian keempat: tentang Riwayat dan Perjuangan Hidup Penulis: Ki Hadjar Dewantara Dalam buku ini melukiskan kisah kehidupan dan perjuangan hidup perintis dan pahlawan kemerdekaan Ki Hadjar Dewantara.

Kelima, tahun 1912 mendirikan Surat Kabar Harian “De Ekspres” (Bandung), Harian Sedya Tama (Yogyakarta) Midden Java (Yogyakarta), Kaum Muda (Bandung), Utusan Hindia (Surabaya), Cahya Timur (Malang).

Keenam, mendirikan Monumen Nasional “Taman Siswa” yang didirikan pada tanggal 3 Juli 1922. Ketujuh, pada tahun 1913 mendirikan Komite Bumi Putra bersama Cipto Mangunkusumo, untuk memprotes rencana perayaan 100 tahun kemerdekaan Belanda dari penjajahan Perancis yang akan dilaksanakan pada tanggal 15 November 1913 secara besar-besaran di Indonesia.