Barisan.co – Memperingati Hari Tani Pekerja Seni Jalanan Kendal menggelar performance art di alun-alun kota Kendal. Performance art digagas Sodrun, nampak dua orang bercaping dengan sekujur tubuh dilumuri lumpur membentangkan spanduk bertulis “Selamat Hari Tani” dan di salah satu ujungnya berkibar bendera merah putih.
Penggagas performance Art Sodrun mengatakan aksi ini sengaja dipersembahkan kepada petani. Petani harusnya menjadi pahlawan ternyata dihadapkan pada kesulitan-kesulitan struktural. Maraknya impor bahan pokok, kelangkaan pupuk membuat petani tidak tenang hidupnya.
Sementara itu Ketua Pembina Institut Harkat Negeri Muhammad Said Didu menyampaikan ekonomi Indonesia hanya tumbuh di dua pilar yakni pilar pabrik Allah dan pilar sunatullah. Pilar pabrik Allah itu seperti pertanian, perkebunan, pertambangan, kehutanan, maupun perikanan. Sedangkan pabrik sunatullah yakni konsumsi, siapapun presidennnya soal makan yang tidak ada hubungannya.
“Pandemi Covid-19, hasil pertanian yang tidak terpengaruh. Inilah kehebatan pabrik Allah. Namun pemerintah harus melindungi para petani. Sebab selama ini kebijakan pemerintah itu selalu melindungi konsumen, tidak pernah melindungi produsen.
“Sehingga hasil pertanian, perkebunan maupun peternakan ketikan pasokan barang berlebih maka harga turun. Peran pemerintah seharusnya di sini, bagaimana melindungi produsen sehingga harga tetap stabil bukannya melindungi konsumen. Bukan sedikit-sedikit import,” tutur Said Didu
Bidang pertanian tidak terganggu adanya pandemi covid-19. Namun peringatan Hari Tani Nasional 2020 dinodai dengan aksi aparat pemerintah yang represif. Aksi hari tani di Kupang diwarnai tindakan represif aparat, sebagaimana video yang tersebar di media sosial
Salah satu aktivis mahasiswa yang direpresif aparat saat melakukan aksi damai memperingati Hari Tani Nasional di Kota Kupang Nusa Tenggara Timut. Terlihat menggunakan kaos Performance Art Metaikologi: Melihat Kita Tai Ini.
Penulis: Lukni