Scroll untuk baca artikel
Berita

Hasil Workshop KPBB: Keharusan Formulasi Grand Design Net Zero Emission Vehicle pada RPJMN 2025-2029

×

Hasil Workshop KPBB: Keharusan Formulasi Grand Design Net Zero Emission Vehicle pada RPJMN 2025-2029

Sebarkan artikel ini
grand design net zero emission vehicle
Ilustrasi/Barisan.co

Semangat Paris Agreement yang telah menjadi amanat UU No 16/2016 masih belum sepenuhnya dilaksanakan oleh Pemerintah Republik Indonesia. Sekalipun sudah membuat komitmen pada NDC 2030 dan transisi energi menuju NZE 2060, namun pelaksanaanya jauh panggang dari api.

BARISAN.CO – Komitmen Indonesia dalam Nationally Determined Contribution (NDC) 2030 dan target Net Zero Emission (NZE) 2060 masih menemui banyak kendala dalam pelaksanaannya.

Salah satu sektor yang tertinggal dalam mitigasi emisi gas rumah kaca (GRK) adalah sektor transportasi, khususnya kendaraan bermotor.

Pada workshop nasional tentang Grand Design Net Zero Emission Vehicle pada RPJMN 2025-2029 yang digelar oleh Komite Penghapusan Bensin Bertimbal (KPBB) bersama ClimateWorks Foundation di Hotel Aryaduta, Jakarta, pada (8/11/2024) diungkapkan bahwa diperlukan grand design untuk adopsi kendaraan Net Zero Emission Vehicle (net-ZEV) sebagai upaya penurunan emisi di sektor ini.

Ahmad Safrudin dari KPBB menyoroti sejumlah tantangan yang dihadapi dalam mitigasi emisi kendaraan bermotor.

Pertama, Indonesia belum memiliki standar karbon untuk kendaraan, yang seharusnya menjadi acuan produsen dalam memasarkan kendaraannya.

Kedua, agenda elektrifikasi kendaraan tertunda, di antaranya rencana adopsi 2.700 bus listrik di Jakarta pada 2024 hanya terealisasi sekitar 100 unit.

Selain itu, penggunaan bahan bakar dengan kadar belerang tinggi seperti Pertalite 90 dan BioSolar, yang berdampak buruk terhadap emisi karbon, masih beredar luas.

Ahmad Safrudin menegaskan perlunya strategi trisula dalam penyusunan RPJMN 2025-2029 yang mendesak.

Trisula kebijakan ini mencakup: (1) mitigasi GRK untuk mengatasi krisis iklim, (2) pengembangan industri otomotif nasional yang fokus pada teknologi net-ZEV, dan (3) memanfaatkan potensi sumber daya alam sebagai keunggulan kompetitif dalam industri kendaraan listrik.

Deputi Bidang Koordinasi Konektivitas, M. Rachmat Kaimuddin, menambahkan bahwa RPJMN 2025-2029 perlu mencakup kebijakan adopsi net-ZEV untuk menciptakan keseimbangan antara emisi karbon dan kemampuan mitigasi.

Dalam agenda tersebut, pemerintah juga menargetkan penurunan emisi sektor transportasi dengan efek berantai terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.

Penerapan kendaraan listrik diproyeksikan memberikan manfaat ekonomi yang besar bagi Indonesia.

Laporan UNEP 2020 memperkirakan bahwa penghematan bahan bakar dan peningkatan kesehatan masyarakat dari adopsi kendaraan listrik dapat menghasilkan nilai ekonomi sebesar Rp 9.603 triliun pada 2030.

Di sisi lain, pencemaran udara yang dihasilkan kendaraan bermotor menyebabkan biaya medis yang tinggi, khususnya di DKI Jakarta, dengan total Rp 51,2 triliun pada 2016.

Ratna Kartikasari dari Kementerian Lingkungan Hidup menekankan, KLH sedang mengembangkan standar karbon untuk kendaraan bermotor agar emisi karbon dapat dikendalikan sesuai tujuan mitigasi GRK.

M. Ilhamsyah dari Kementerian ESDM menambahkan bahwa peningkatan kualitas bahan bakar melalui penyediaan bahan bakar rendah sulfur akan mendukung upaya pengurangan emisi selama masa transisi menuju NZE 2060.

Riska Bayu Putra dari Direktorat Sarana Transportasi Jalan Raya, Kementerian Perhubungan, mengungkapkan bahwa Kementerian Perhubungan telah menyusun peta jalan untuk transportasi rendah karbon, termasuk pengembangan kendaraan listrik dan pengujian kendaraan yang sesuai standar net-ZEV.

Penetapan standar bahan bakar rendah emisi menjadi langkah penting untuk mencapai target NDC 2030 dan NZE 2060.

Industri otomotif di Indonesia diharapkan dapat memanfaatkan peluang untuk memproduksi kendaraan listrik, mengingat ketersediaan bahan baku seperti nikel dan kobalt.

Almas, perwakilan dari GESITS, menyoroti bahwa ekspor sepeda motor listrik ke pasar internasional dapat memberikan kontribusi positif terhadap ekonomi nasional.