Terkait dengan aturan rasio modal terhadap kewajiban moneter itu pula, BI perlu dan memang selalu memperhitungkan tentang jumlah uang beredar.
Topik ini memang terkesan rumit bagi publik. Bahkan kadang masih samar bagi pengamat ekonomi. Tulisan ini hanya bermaksud mengingatkan bahwa berbagi beban pembiayaan utang dengan BI butuh kehati-hatian yang tinggi. Keterkaitan eratnya dengan berbagai aspek bisa menimbulkan dampak besar, bahkan dapat berkembang secara tak terduga.
Penulis menilai akar soalannya berupa defisit yang amat besar dan tambahan pengeluaran pembiayaan yang signifikan pada APBN 2020 dan 2021. Penulis masih mempertanyakan apa memang harus sebesar itu. Apakah berbagai proyek strategis dan keperluan terkait pertahanan keamanan tertentu tidak bisa ditunda?
Kita tidak berharap, kondisi fiskal yang sakit dan coba dibantu oleh bank sentral membuat penularan sakit berlangsung. Semoga tidak demikian.
* Awalil Rizky; Kepala Ekonom Institut Harkat Negeri