Scroll untuk baca artikel
Kontemplasi

Ibrahim bin Adham dan 5 Petuah Kepada Ahli Maksiat yang Menggetarkan Jiwa

Redaksi
×

Ibrahim bin Adham dan 5 Petuah Kepada Ahli Maksiat yang Menggetarkan Jiwa

Sebarkan artikel ini

“Jangan engkau teruskan lagi. Mulai detik ini aku beristighfar dan bertaubat pada Allah,” ucap ahli maksiat dengan penuh penyesalan.

BARISAN.CO – Ibrahim bin Adham sosok sufi dan ahli hikmah, suatu ketika didatangi seseorang yang ahli maksiat. Kedatangan ahli maksiat tersebut mengutarakan keinginannya untuk bisa lepas dari dunia hitam atau maksiat.

Ibrahim bin Adham memberikan resep kepada ahli maksiat tersebut. Resep ini berupa nasehat, lalu ia berkata:

Jika kamu dapat menerima lima syarat dan mampu melaksanakannya, maka tidak tidak mengapa jika kamu meneruskan kesukaanmu berbuat maksiat.

Ahli maksiat mulai keheranan dan penasaran, ia pun bertanya, “Apa syaratnya?

Pertama, jika ingin melakukan maksiat, janganlah kamu memakan rezeki yang diberikan Allah Swt,” ucap Ibrahim bin Adham.

Lantas, saya harus makan dari mana? Bukankah semua yang ada di bumi merupakan rezeki dari Allah,” jawab Ahli Maksiat.

Lalu ia berkata, “Kalau kamu sudah menyadarinya, masih pantaskah kamu memakan rezeki-Nya. Sedangkan kamu melanggar perintah-perintah-Nya.”

Kemudian syarat kedua, kalau ingin bermaksiat kepada-Nya, maka jangan tinggal di bumi-Nya,” sambungnya.

Ahli maksiat menjawab, “Kalau demikian, saya tinggal di mana? Bukankah semua bumi dan isinya ini kepunyaan Allah?

Sang sufi  bertutur, “Renungkanlahu, apakah masih pantas memakan rezeki-Nya dan tinggal di bumi-Nya, sedangkan kamu masih hendak melanggar perintah-Nya?

Ya, benar,” tutur Ahli maksiat.

Syarat ketiga, kalau ingin juga bermaksiat, mau makan rezeki-Nya dan tingal di bumi-Nya, maka carilah suatu tempat yang tersembunyi dan tidak dilihat-Nya,” tuturnya..

Bagaimana mungkin Allah Swt tidak melihat kita,” tegasnya.

Sang ahli maksiat pun terdiam merenungkan petuah-petuah Ibrahim. Lalu ia kembali bertanya, “Ya, kini apa lagi syarat keempat?”

“Kalau malaikat datang hendak mencabut ruhmu, katakanlah, Undurlah kematianku. Aku ingin bertaubat dan melakukan amal shalih’…,” jawab Ibrahim bin Adham.

Bagaimana mungkin malaikat maut akan mengabulkan permintaanku itu,” jawab Ahli Maksiat.

 “Baiklah. Sekarang syarat kelimanya apa?” tanyanya lagi.

Kalau malaikat Zabaniyah hendak membawamu ke neraka di hari kiamat, janganlah kamu mau ikut bersamanya!” terangnya.

Ya, jelas mereka (malaikat Zabaniyah) tidak mungkin membiarkan aku menolak kehendak-Nya.”

Kalau demikian, jalan apa lagi yang dapat menyelamatkan dirimu?” tanya Ibrahim bin Adham.

“Cukuplah! Cukup! Jangan engkau teruskan lagi. Mulai detik ini aku beristighfar dan bertaubat pada Allah,” ucap ahli maksiat dengan penuh penyesalan.