Tingkat inflasi yang demikian merupakan peringatan bahwa kemungkinan besar inflasi setahun hingga akhir tahun 2022 bisa mencapai lebih dari 4%. Akan menjadi inflasi tahunan yang tertinggi selama 8 tahun terakhir.
BPS menyajikan pula perkembangan inflasi menurut pengeluaran atau kelompok komoditas, sebagai rincian dari inflasi umum. Terdiri dari 11 kelompok komoditas yang didasarkan pada Classification of Individual Consumption According to Purpose (COICOP) 2018. Rinciannya juga mencakup andil atau sumbangan masing-masing atas inflasi umum.
Dari data inflasi April 2022 tampak dua kelompok memberi andil yang paling besar. Kelompok pengeluaran untuk komoditas makanan, minuman, dan tembakau menyumbang 0,46 poin dari 0,95 poin dalam inflasi bulan ke bulan. Kelompok pengeluaran untuk komoditas transportasi memberi andil sebasar 0,29 poin.
Kedua kelompok pengeluaran tersebut tercatat memiliki tingkat inflasi yang lebih tinggi dari yang lainnya. Inflasi kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau tercatat sebagai berikut: tahun ke tahun (5,20%), bulan ke bulan (1,76%), dan tahun kalender (3,57%). Sedangkan inflasi kelompok Transportasi: tahun ke tahun (4,84%), bulan ke bulan (2,42%), dan tahun kalender (2,94%).
BPS memberi informasi tambahan mengenai inflasi menurut komponen. Disampaikan bahwa inflasi tahun kalender dari komponen energi sebesar 4,13% dan komponen Bahan Makanan sebesar 5,44%. Keduanya jauh lebih tinggi dari inflasi kalender keseluruhan yang sebesar 2,15%.
Dari uraian di atas, kenaikan harga-harga mulai menjadi soalan bagi perekonomian Indonesia saat ini dan bulan-bulan mendatang. Hal itu akan menambah tekanan bagi upaya pemulihan ekonomi yang baru mulai berlangsung. [rif]