Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Beranda Opini

Introspeksi Adalah Cara Terbaik untuk Memperbaiki Diri

:: Opini Barisan.co
24 April 2021
dalam Opini
Introspeksi Adalah Cara Terbaik untuk Memperbaiki Diri

Ilustrasi: freepik.com

Bagi ke FacebookCuit di TwitterBagikan ke Whatsapp
Oleh: Anatasia Wahyudi

Manusia sesekali perlu merasakan penderitaan agar mereka menyadari bahwa dunia berlaku adil dalam menyeimbangkan kehidupan. Manis dan pahit tergantung cara kita meneguknya. Namun, menikmati kepahitan juga tak ada salahnya karena itu adalah cara manusia untuk tumbuh lebih baik.

Sayangnya, beberapa orang kerap mengeluh. Cara itu mereka lakukan untuk mengusir penderitaan yang dialami agar dikasihani. Namun bagi sebagian orang, belas kasihan adalah sesuatu yang dihindari karena mereka paham ketangguhan seseorang diuji ketika masalah menghantam kehidupannya.

Dalam ilmu psikologi, dikenal dengan istilah mengasihani diri sendiri (self-pity). Orang-orang yang berada dalam kondisi ini tidak mampu atau percaya diri dalam melalui masa sulit untuk menghadapinya. Kondisi ini ditandai dengan menganggap diri mereka korban dari sebuah peristiwa sehingga menganggap belas kasihan orang lain layak didapatkan.

Berperan sebagai korban membuat mereka nyaman karena akan banyak orang yang memberikan perhatian. Ironinya, mereka yang merasa korban adalah orang yang tidak bertanggung jawab dengan mengumbar penderitaan yang dihadapi akibat faktor luar.

BACAJUGA

tidak kenal pancasila

Budhy Munawar Rachman: Generasi Milenial dan Gen Z Tidak Kenal Baik Pancasila

4 Juni 2023
Memanggil Pulang

Memanggil Pulang yang Bernama Kesejahteraan – Cerpen Langit Biru Asmaradhana

4 Juni 2023

Sebetulnya, introspeksi diri adalah cara terbaik untuk memperbaiki masalah yang ada. Semua masalah yang terjadi dalam kehidupan kita, umumnya merupakan hasil dari perbuatan diri sendiri di masa lalu. Akan tetapi, bukankah lebih mudah menyalahkan pihak lain ketimbang mengakui itu semua?

Pola manipulatif tersebut dilakukan dengan harapan orang-orang akan memandangnya dan memberikan bantuan. Buruknya, mereka kecanduan akan cerita sedih mereka didengarkan oleh orang lain. Seolah-olah, di dunia ini hanya dirinya yang menderita.

Mengeluh juga dianggap sebagai langkah yang membutuhkan sedikit upaya dibandingkan memikirkan cara untuk bangkit dan memperbaiki keadaan. Tipe ini cenderung menggunakan penderitaan yang terjadi sebagai cara untuk mendapatkan rasa iba. Menjual cerita sedih adalah upaya mereka bertahan.

Dalam sebuah artikel elitedaily.com, ada delapan hal yang dilakukan oleh orang yang menyedihkan:

1. Mereka selalu melihat hal yang buruk dan negatif. Contohnya seperti ketika seseorang demam, ia menganggap itu adalah hal yang buruk karena dapat menghambat konsentrasi jika harus meminum obat. Namun, mereka tidak berpikir bahwa sakit yang dialami merupakan tanda bahwa tubuh memerlukan istirahat.

2. Seperti sekte, orang yang menyedihkan berkumpul dengan sesamanya alias yang sama-sama menyedihkan. Ini dianggap keadilan bagi mereka karena merasa ada yang mengetahui dan menghadapi situasi sulit seperti yang mereka hadapi atau, bahkan lebih buruk lagi.  

3. Dibandingkan menerima kenyataan, mereka akan lebih memilih untuk mengalihkan perhatian. Dengan melarikan diri dari realita, itu hanya akan memperburuk keadaan.

4. Hal yang menyebalkan bagi orang-orang ini adalah saat bangun dari tidur. Mereka merasa tidak mampu menerima kenyataan saat membuka mata. Sehingga saat terbangun, mereka akan merasa kesal.

5. Orang-orang ini akan bersikap berlebihan saat merasa diganggu. Bak sakelar, mereka akan membalas setiap kali kesal dengan sikap yang kasar.

6. Setiap manusia tidak aada yang sempurna. Namun mereka sering kali menunjukkan kekurangannya dan menunggu agar orang lain setuju bahwa yang terjadi memang benar-benar buruk.

7. Menyadari bahwa mereka adalah tipe yang menyebalkan, namun yakin jika ada orang yang jauh lebih menyebalkan dari mereka.

8. Mereka cenderung cemburu dengan kebahagiaan orang lain dan mencari tahu cara orang lain bisa bahagia. Alih-alih langsung memberitahunya, kecemburuan itu menjadikan mereka jauh lebih menderita.

Sebenarnya, orang-orang yang menyedihkan dengan menggunakan cara mengasihani diri sendiri dapat diperbaiki. Jika saja mereka mau untuk introspeksi guna memperbaiki diri. Namun, mereka akan lebih nyaman dengan mengumbar cerita mereka ke orang lain untuk memperoleh rasa kasihan.

Siapapun di dunia ini tidak dapat menghindari penderitaan baik untuk jangka pendek maupun panjang. Semua tergantung dari cara manusia menghadapinya. Mengais iba serta berpikir bahwa hanya mereka yang menderita adalah cara yang tidak seharusnya dilakukan.

Bagaimana pun seseorang yang lemah hanya menjadi play victim dan ini seharusnya dihindari bagi siapa pun. Lagipula, dunia tak selalu berputar kepada kita sehingga menerima adalah cara terbaik yang dapat dilakukan. [YSN]


Anatasia Wahyudi, Staf Barisanco.

Opini Barisan.co

Opini Barisan.co

Media Opini Indonesia

POS LAINNYA

Anies Pilih Duduk di Tribun Formula E daripada di VVIP yang Gratisan?
Opini

Anies Pilih Duduk di Tribun Formula E daripada di VVIP yang Gratisan?

3 Juni 2023
Pancasila Titik Temu Antara Keislaman dan Keindonesiaan
Opini

Pancasila Titik Temu Antara Keislaman dan Keindonesiaan

3 Juni 2023
Hutan atau Emas?
Opini

Hutan atau Emas?

3 Juni 2023
Politik Kreatif Anies Membongkar Kedok Politik Pencitraan
Opini

Politik Kreatif Anies Membongkar Kedok Politik Pencitraan

2 Juni 2023
korupsi dan ideologi
Opini

Korupsi dan Rontoknya Ideologi

1 Juni 2023
Pohon Hayat dan Pohon Ditebang
Opini

Pohon Hayat dan Pohon Ditebang

31 Mei 2023
Lainnya
Selanjutnya
Ini Alasan Kenapa ABK KRI Nanggala 402 Tak Bisa Keluar Dari Kapal Selam Saat Tenggelam

Ini Alasan Kenapa ABK KRI Nanggala 402 Tak Bisa Keluar Dari Kapal Selam Saat Tenggelam

Mengenang Radhar Panca Dahana (1965-2021): HIDUP HARUS LEBIH DARI SEKADARNYA

Mengenang Radhar Panca Dahana (1965-2021): HIDUP HARUS LEBIH DARI SEKADARNYA

Diskusi tentang post ini

TRANSLATE

TERBARU

tidak kenal pancasila
Terkini

Budhy Munawar Rachman: Generasi Milenial dan Gen Z Tidak Kenal Baik Pancasila

:: Redaksi Barisan.co
4 Juni 2023

Tidak kenal pancasila

Selengkapnya
Memanggil Pulang

Memanggil Pulang yang Bernama Kesejahteraan – Cerpen Langit Biru Asmaradhana

4 Juni 2023
lembaran cinta

Lembaran Cinta

4 Juni 2023
pendengar

Pendengar Pertama

4 Juni 2023
Tazkiyatun Nafs

Tazkiyatun Nafs Menurut Al-Quran, Berikut Pandangan Ustadz Adi Hidayat

4 Juni 2023
LRT Bali

Menghitung Untung Rugi Bikin LRT di Pulau Bali

3 Juni 2023
harga daging ayam

Pedagang Menjerit Harga Daging Ayam Rp49.000/Kg, Zulhas Bilang Masih Wajar

3 Juni 2023
Lainnya

SOROTAN

Anies Pilih Duduk di Tribun Formula E daripada di VVIP yang Gratisan?
Opini

Anies Pilih Duduk di Tribun Formula E daripada di VVIP yang Gratisan?

:: Yayat R Cipasang
3 Juni 2023

AJANG balapan mobil listrik Formula E kembali digelar di Jakarta. Namun sayangnya ajang internasional yang diprediksi bakal menggeser Formula 1...

Selengkapnya
Pancasila Titik Temu Antara Keislaman dan Keindonesiaan

Pancasila Titik Temu Antara Keislaman dan Keindonesiaan

3 Juni 2023
Hutan atau Emas?

Hutan atau Emas?

3 Juni 2023
Politik Kreatif Anies Membongkar Kedok Politik Pencitraan

Politik Kreatif Anies Membongkar Kedok Politik Pencitraan

2 Juni 2023
korupsi dan ideologi

Korupsi dan Rontoknya Ideologi

1 Juni 2023
Pohon Hayat dan Pohon Ditebang

Pohon Hayat dan Pohon Ditebang

31 Mei 2023
  • Tentang Kami
  • Kontak
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
  • Indeks Artikel

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang

Tak ada hasil
Lihat semua hasil
  • Terkini
  • Senggang
  • Fokus
  • Opini
  • Kolom
    • Esai
    • Analisis Awalil Rizky
    • Pojok Bahasa & Filsafat
    • Perspektif Adib Achmadi
    • Kisah Umi Ety
    • Mata Budaya
  • Risalah
  • Sastra
  • Khazanah
  • Sorotan Redaksi
  • Katanya VS Faktanya
  • Video

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang