Scroll untuk baca artikel
Blog

Investasi Menjadi Kunci Sukses dari Petugas Kebersihan, Ronald Read

Redaksi
×

Investasi Menjadi Kunci Sukses dari Petugas Kebersihan, Ronald Read

Sebarkan artikel ini

Sebagai petugas kebersihan, tidak mengejutkan jika Ronald Read berpenampilan sederhana dan mengendarai mobil kuno. Namun, di akhir hayatnya, mata kita mungkin terbelalak mengetahui jumlah kekayaan yang dia miliki.

BARISAN.CO – Kita cenderung menilai kekayaan berdasarkan apa yang kita lihat. Kalimat itulah yang menarik perhatian kala membaca buku The Psychology of Money karya Morgan Housel. Terutama di era ini, banyak orang yang berdecak kagum melihat orang-orang memamerkan kekayaannya melalui media sosial media.

Penyematan istilah crazy rich, sultan, dan lain-lain menjelaskan makna kalimat di atas itu. Tak jarang, di antara mereka merasa iri. Padahal, dalam buku itu disebutkan, kekayaan adalah apa yang tidak terlihat seperti diilustrasikan oleh sosok Ronald Read semasa hidupnya.

Lahir di keluarga miskin tentu tak bisa berharap sedikit pun akan mewarisi kerajaan bisnis. Seteelah Perang Dunia II usai, Ronald bekerja sebagai pegawai SPBU dan memiliki dua orang anak. Setelah itu, ia dipekerjakan sebagai petugas kebersihan di JCPenney.

Hidupnya amat sederhana. Kendaaraan yang dimiliki hanya mobil tua. Dia menggunakan peniti untuk memperbaiki mantelnya yang usang. Memotong kayu bakarnya sendiri hingga usianya mencapai 90 tahunan. Pasca pensiun, seperti orang kebanyakan, dia selalu sarapan dan meminum kopi.

Setiap pagi juga, Ronald membaca The Wall Street Journal dan Barron setiap minggunya. Dia menghabiskan banyak waktunya untuk membaca buku di perpustakaan.

Dari bacaan-bacaan itulah, Ronald mulai menginvestasikan uangnya. Di tahun 1950-an, dia membeli 39 saham Pasifik Gas & Elektrik seharga US$2.380. Selama kurang lebih 60 tahun, Ronald bersabar, tenang, dan secara teratur mengumpulkan ekuitas di beberapa bisnis paling sukses di dunia dari berbagai industri.

Namun, dia bukan tipe orang yang asal berinvestasi tanpa perhitungan dan pengetahuan. WSJ bahkan menyebutnya sebagai pemilih saham. Ronald bukan investor yang membeli saham dari beberapa bisnis dan menjualnya saat harga tinggi. Dia justru lebih memilih kepemilikan dan hidup dari uang yang dihasilkan oleh asetnya itu.

Mengutip High Ground Planning, rahasia kekayaannya itu sangat sederhana, namun sangat sulit ditiru oleh kebanyakan orang.

  1. Hidup hemat,
  2. Menabung sekitar 80 persen dari pendapatan,
  3. Berinvestasi dengan bijak, tidak pernah menjual investasimnya dan menginvestasikan kembali dividennya.

Ronald hanya memiliki satu rumah yang dia beli beberapa dekade sebelum kematiannya. Harganya saat itu US$12.000, diperkirakan harganya hari ini senilai dengan US$125.000.

Ronald tidak seperti investor kebanyakan hari ini yang terpancing membeli saham saat harganya tampak akan melambung. Seperti yang dilihat, justru dengan cepatnya kenaikan saham, maka anjloknya nilai saham pun akan menjadi petaka bagi pemiliknya. Rasa-rasanya, Ronald telah memikirkan masak-masak agar tidak terjebak dengan angka membutakan seperti itu.