Scroll untuk baca artikel
Gaya Hidup

‘Invisible Hopes’, Melihat Kehidupan Perempuan Hamil & Anak-anak di Balik Jeruji Besi

Redaksi
×

‘Invisible Hopes’, Melihat Kehidupan Perempuan Hamil & Anak-anak di Balik Jeruji Besi

Sebarkan artikel ini

Sudah dapat dibayangkan apa yang akan terjadi pada anak-anak ini. Nutrisi yang ia peroleh tak cukup baik, bahkan mungkin sejak dalam kandungan. Jika dibiarkan terus menerus, bukan hanya kesehatannya yang memburuk, mereka berisiko besar mengalami malnutrisi.

Film ditutup dengan rekaman satu per satu anak yang dijemput oleh keluarganya. Ada yang tampak bahagia, ada juga yang bersedih karena harus berpisah dengan ibunya. “Mama …,” tangis salah seorang anak laki-laki di depan pintu penjara.

Invisible Hopes tak hanya menyadarkan kita untuk bersyukur dengan kehidupan kita saat ini. Sesulit apapun kehidupan kita saat ini masih jauh lebih baik daripada mereka orang-orang yang berada di balik jeruji besi.

Mayoritas tahanan perempuan adalah pengedar narkoba yang terpaksa melakukan pekerjaan ‘haram’ ini karena himpitan ekonomi. Mereka bukan hanya seorang ibu yang bertugas mengurus anak-anak dan suaminya tapi juga tulang punggung keluarganya.

Nahasnya, beberapa di antara mereka ditahan dalam kondisi hamil. Anak-anak yang dilahirkan tidak mendapatkan hak yang seharusnya mereka dapatkan. Kesehatan mereka tidak terjamin di tengah lingkup sosialnya yang tidak sehat. Dan ternyata, negara pun belum menjamin nasib perempuan hamil dan anak-anak yang lahir dalam penjara.

Kondisi ini sangat bertolak dengan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 yang mengamanatkan negara untuk melindungi warganya dan memajukan kesejahteraan umum agar terwujud keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Lamtiar Simorangkir berhasil mengaduk-ngaduk emosi penonton lewat teknik sinematografinya yang apik, sekaligus membuka mata masyarakat tentang beratnya kehidupan yang harus dilalui perempuan dan anak-anak dalam penjara.

Kehadiran film ini tentu saja penting. Ia dapat dimaknai sebagai pesan kepada para pemimpin negeri untuk berdialog dan mengontruksi solusi baru yang lebih berpihak pada perempuan hamil dan membawa harapan baru bagi anak-anak yang hidup dalam penjara dewasa. []