Scroll untuk baca artikel
ragam

Jangan Putus Asa, Cara Agar Kamu Mengambil Hikmahnya

×

Jangan Putus Asa, Cara Agar Kamu Mengambil Hikmahnya

Sebarkan artikel ini
jangan putus asa
Ilustrasi foto/Pexels.com

“Dosa besar itu adalah musyrik kepada Allah, putus asa dari karunia Allah, dan putus harapan dari rahmat Allah.” (HR. Thabrani).

BARISAN.CO – Setiap hamba akan diuji dengan berbagai persoalan baik ia diuji dengan harta, anak maupun jabatan. Jadi segala persoalan ataupun musibah itu sebagai bentuk cinta Allah Swt kepada hambanya, oleh karena itu hendaknya untuk tidak putus asa dan tetap semangat dalam menjalani hidup ini.

Allah Swt berfirman dalam surah Al-Anfal ayat 28:

وَاعْلَمُوا أَنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلَادُكُمْ فِتْنَةٌ وَأَنَّ اللَّهَ عِنْدَهُ أَجْرٌ عَظِيمٌ

Artinya: “Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar.” (QS. Al-Anfal: 28)

Putus asa artinya perasaan yang merasa bahwa apa yang kita lakukan telah gagal, meski kita telah berusaha. Barangkali apa yang kita usahakan belum cukup maksimal, sehingga sikap optimis ini telah hilang.

Akhirnya munculah dampak buruk yang diakibatkan dari sifat ini seperti mudah stres, sikap murung, acuh tak acuh, dan tentunya kurangnya semangat dalam menjalani hidup ini menjadi lebih baik.

Adpun ciri-ciri orang yang putus asa biasanya ia akan memiliki sikap malas, sehingga acapakali ia bermalas-malasan. Selain itu tentunya seperti yang telah disebutkan di atas bahwa ia tidak memiliki semangat hidup untuk mengubah dirinya.

Dampak buruknya berujung pada tindakan yang tidak baik seperti melakukan maksiat dan dosa. Syekh Ibnu Athaillah mengingatkan dalam kitab Al-Hikam

إذا وقع منك ذنب فلا يكن سببالياءْسك من حصول الاستـقامة مع ربّك فقد يكون ذٰلك اٰخرذنب قدّر عليكَ

Artinya: “Jika engkau terlanjur melakukan dosa, maka jangan sampai menyebabkan engkau putus asa untuk mendapatkan istiqomah menghadap Tuhanmu, sebab kemungkinan dosa itu yang kau lakukan itu sebagai dosa terahir yang telah ditakdirkan Tuhan bagimu”.

Inilah ketetapan Allah Swt yang dikaruniakan kepada hambaya, dan sesungguhnya seorang hamba bahwasanya ini adalah karunia dan nikmat Allah Swt.

Karena setiap hamba tentunya ingin mendapatkan sesuatu yang baik dan tidak berkeinginan mendapatkan persoalan yang rumit.

Meski putus asa merupakan sikap yang tidak baik, namun hal ini perlu disadari juga bahwa sikap ini merupakan kewajaran. Selain itu juga sikap ini anugerah dari Allah Swt, sehingga wajar jika seorang hamba akan mengalami itu.

Hal ini untuk membuktikan apakah seorang hamba akan bangkit dari sikapnya itu dan ia akan menjadi sosok pribadi yang optimis dalam menjalani kehidupan ini yang penuh dengan berkah dan karunia.

Oleh karena itu segala cobaan, musibah maupun permasalahan yang muncul alangkah baiknya kit mensyukurinya dan menjadikan hal tersebut sebagai bentuk pelajaran. Sebab apa yang diberikan Allah Swt kepada hambaya ada hikmah yang terpendam.

Rasulullah Saw bersabda:

ما يزال البلاء بالمؤمن والمؤمنة في نفسه ، وولده ، وماله ، حتى يلقى الله وما عليه خطيئة

Artinya: “Cobaan senantiasa menimpa kepada orang mukmin lelaki dan wanita kepada dirinya, anaknya dan hartanya, sampai dia bertemu dengan Allah, sementara dia tidak ada kesalahannya (dosanya).” HR. Tirmidzi).

لاَ تَيْئَسَا مِنَ الرِّزْقِ مَا تَهَزَّزَتْ رُؤُوْسُكُمَا فَإِنَّ اْلإِنْسَانَ تَلِدُهُ أُمُّهُ أَحْمَرَ لَيْسَ عَلَيْهِ قِشْرٌ، ثُمَّ يَرْزُقُهُ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ

Artinya: “Janganlah kamu berdua berputus asa dari rizqi selama kepalamu masih bisa bergerak. Karena manusia dilahirkan ibunya dalam keadaan merah tidak mempunyai baju, kemudian Allah memberikan rizqi kepadanya.” (HR. Ahmad)

Oleh karena itu hendaklah tetap memiliki semangat untuk selalu memperbaiki diri. Sebagaimana yang diajarkan Nabi Yaqub kepada putranya. Allah Swt berfirman:

يَابَنِيَّ اذْهَبُوا فَتَحَسَّسُوا مِنْ يُوسُفَ وَأَخِيهِ وَلاَ تَيْئَسُوا مِنْ رَوْحِ اللَّهِ إِنَّهُ لاَ يَيْئَسُ مِنْ رَوْحِ اللَّهِ إِلاَّ الْقَوْمُ الْكَافِرُونَ