Barisan.co – Presiden Jokowi memberikan arahan dalam rapat terbatas dengan topik Korporasi Petani dan Nelayan dalam Mewujudkan Transformasi di Istana Kepresidenan Bogor. Jokowi meminta kementerian dan lembaga untuk memperkuat ekonomi sistem yang kondusif dengan membangun korporasi petani dan nelayan, Selasa (6/10/2020).
“Kita fokus membangun 1 atau maksimal 2 model bisnis korporasi petani atau nelayan di provinsi. Sampai betul-betul jadi sehingga dapat dijadikan contoh kelompok tani maupun nelayan,” turur Jokowi
Jokowi melanjutkan, perlunya korporasi petani dan nelayan agar mempermudah mengakses pembiyayaan, memperoleh informasi dan teknologi serta memperkuat pemasaran.
“Peran BUMN, swasta dan BUMD untuk mendampingi. Bahwa petani dan nelayan perlu didorong untuk berkelompok dalam jumlah yang besar dan berada dalam sebuah korporasi.”
Sebagaimana laporan Kementerian Pertanian (Kementan) telah menjalankan Program Propaktani (Program Pengembangan Korporasi Tanaman Pangan) sejak tahun 2019. Bentuk korporasi sudah diujicoba harapannya agar petani naik kelas.
Sementara itu, Kepala Ekonom Institut Harkat Negeri (IHN) Awalil mengatakan kebijakan Pemerintah untuk usaha mikro dan usaha kecil dalam kondisi apa pun (pandemi ataupun tidak) bermula dari asumsi masalah pokoknya adalah kurangnya modal dan kesulitan likuiditas.
“Asumsi yang sebenarnya lebih cocok untuk kondisi Pemerintah sendiri dibanding UMKM,” jelasnya.