Ada cerita dalam kisah pewayangan yakni ketika Kresna hendak menikahkan adiknya Sembadra kepada Arjuna, meminta kepada pihak Pandawa untuk membuat Kembar Mayang.
Bahkan ada mitos menyatakan bahwa ketika ternyata Kembar Mayang yang dibuat tersebut layu, saat pengantin melaksanakan ijab Kabul menjadi perlambang bahwa pengantin wanita sudah tidak perawan.
Hiasanya Kembar Mayang pada upacara pernikahan ini dibuat ketika pengantin masih gadis dan perjaka. Sementara, apabila salah satu sudah duda maupun janda, maka tidak perlu dibuatkan simbol tersebut.
Adapun fungsi kemar mayang yakni sebagai bagian unsur simbol upaya pernikahan di masyarakat Jawa. Di Yogyakarta atau khususnya Gagrak Ngayogyakarta, biasanya yang membawa kembar mayang yakni para ibu-ibu yang disandarkan pada bahu kanan dan kiti pengantin pria.
Jadi telah digambarkan di atas bahwa, makna kembar mayang adalah perlambang kemakmuran, harapan, bunga pinangan, untuk membentuk keluarga baru. Sehingga tercapai tujuannya menjadi keluarga yang sakinah, mawadah dan rahmah.